Hanya tersisa raga,
Yang terbalut kain panjang batik.
Rasanya seperti baru kemarin,
Memakan roti buaya bersamanya
“Hati-hati ini bisa gigit loh” katanya saat itu,
Sungguh lagak jahil yang ku rindukan.
Sekarang, membuka kamar sebuah kenyataan pahit
Tidak ada lagi tawa nya
Hanya tertinggal wangi vanila,
Menguar bersama bayang tawanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!