Apalagi kandungan vitamin D dalam berbagai jenis makanan cukup terbatas dan hanya jenis-jenis makanan tertentu seperti susu, kuning telur, dan beberapa jenis ikan. Kandungan vitamin D yang terbentuk dari sinar matahari juga dapat mencegah beberapa jenis penyakit autoimun dan melawan berbagai penyakit lainnya.
Vitamin D juga berperan penting dalam pembentukan sel darah dan fungsi sistem kekebalan tubuh atau yang biasa kita sebut dengan sistem imun. Saat tubuh kita terpapar sinar matahari, tubuh kita secara otomatis akan menyerap sinar menggunakan kolesterol yang ada pada kulit dan mengubahnya menjadi vitamin D3.Â
Mengutip dari sebuah pernyataan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dalam salah satu pernyataan pada publik meminta masyarakat berjemur dibawah matahari untuk ikut mencegah terhindar dari virus Corona. Menurut Tito, berjemur di bawah sinar matahari pagi di Negara tropis seperti Indonesia mengandung banyak manfaat seperti vitamin D, yang dapat memperkuat daya tahan tubuh (Karnavian, 2020).
Sinar mentari menghasilkan zat yang sangat bermanfaat, yaitu sinar ultraviolet.
Kita semua pasti pernah mendengar bahwa sinar yang dipancarkan oleh matahari ialah sinar ultraviolet atau lebih sering kita sebut dengan sinar UV.Â
Ya, sinar yang tentu bahaya jika kita terpapar langsung hingga banyak perusahaan yang berlomba-lomba membuat krim untuk kulit agar terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV. Namun ternyata, sinar UV yang kita tahu memberikan efek samping ternyata punya manfaat bagi tubuh.
Kita perlu tahu bahwa sinar matahari memancarkan tiga jenis UV, yaitu UVA, UVB dan UVC. Ketiga jenis UV tersebut mempunyai manfaat dan efek samping masing-masing. UVA dikenal dengan gelombangnya yang panjang dan lebih berbahaya karena jika seseorang terlalu lama terpapar UVA akan membuat kulit cepat keriput dan bahkan menyebabkan kanker kulit.Â
Berbeda dengan UVB, menurut sebagian ahli, berjemur pada pukul 10 pagi sinar matahari memancarkan cahaya UVB yang gelombangnya lebih pendek dibandingkan dengan UVA dapat membantu kita mendapatkan vitamin D3.Â
Hal itu dijelaskan oleh Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen  melalui sebuah video di akun channel YouTube-nya "Yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B. Ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek. Jadi itu sebabnya kita harus tunggu sedikit mataharinya naik. Jadi kita di khatulistiwa, jam 10 sudah ada. Itu alasan kita berjemur jam 10.00" (Tan Shot Yen, 2020).
Tidak hanya itu, kita dianjurkan berjemur dibawah sinar matahari kurang lebih 15-20 menit secara rutin. Karena apabila melebihi waktu yang ditentukan, kita tidak akan dapat manfaat dari berjemur melainkan hanya merusak kulit.Â
Hal ini dikutip dari jurnal resmi Farmasi UGM "Pro vitamin D akan memberikan efek sebagai senyawa yang mampu meningkatkan sistem imun tubuh jika sudah berbentuk vitamin D, proses ini memerlukan paparan sinar UV dari sinar matahari utamanya UVB. Oleh karena itu perlu berjemur di pagi hari atau sore hari selama setidaknya 15 menit setiap hari. " (Lukitaningsih, 2020: 5).