Mohon tunggu...
dellaaa
dellaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbagai Tantangan yang Dihadapi Identitas Nasional di Era Globalisasi

18 Desember 2022   00:11 Diperbarui: 18 Desember 2022   00:34 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Saat ini, kehadiran globalisasi memang tidak bisa dihindari lagi. Kemunculan globalisasi membuat suatu negara harus membuka diri untuk menerima kemajuan-kemajuan yang terjadi di dunia dari segala aspek, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Globalisasi berpengaruh pada tatanan masyarakat yang mendunia dan juga tak kenal batasan wilayah. Sehingga membuat orang-orang dari segala penjuru dunia dapat dengan mudah mendapat atau mengakses informasi dan berinteraksi tanpa adanya batasan.

Globalisasi memberikan kemudahan bagi masyarakat, tetapi disisi lain ada juga tantangan yang harus diwaspadai. Ditinjau dari keadaan saat ini, Indonesia lebih banyak mendapatkan pengaruh yang negatif daripada positif. Pengaruh-pengaruh tersebut belum tentu sesuai dengan norma-norma luhur bangsa Indonesia. Dikhawatirkan dengan adanya pengaruh negatif ini hanya akan menjadi tantangan dan ancaman tersendiri terhadap identitas nasional bangsa. Identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa yang membedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Sebagai jati diri suatu bangsa, maka identitas nasional itu memiliki ciri khas, penanda, corak, karakteristik dan sifat yang dapat membedakan suatu bangsa dari bangsa yang lainnya. Identitas nasional adalah identitas yang ada pada kelompok yang lebih besar. Oleh karena itu penulis akan membahas tentang tantangan yang dapat ditimbulkan dari adanya era globalisasi ini.

PEMBAHASAN

Identitas Nasional

Identitas nasional terdiri dari dua kata yaitu identify, mengacu pada tanda atau identitas yang melekat pada seseorang, organisasi, kelompok atau negara . Sedangkan kata nasional berarti suatu kelompok besar yang dipersatukan oleh kesamaan budaya, agama, bahasa, cita-cita dan tujuan. Dengan demikian, identitas nasional merupakan ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain. Selain itu, dengan adanya identitas nasional, suatu negara akan dapat mengetahui potensi dan kapasitas yang dimilikinya, karena setiap negara memiliki ciri khas, karakteristik yang berbeda dengan negara lain.
Untuk menempa jati diri bangsa harus melalui perjuangan yang sangat panjang. Hal ini karena hasil dari identitas nasional adalah kesepakatan dengan masyarakat negara itu sendiri. Namun, tidak semua kelompok bangsa dalam suatu negara menginginkan identitasnya digunakan atau dipromosikan sebagai identitas nasional yang mungkin tidak diterima oleh kelompok bangsa lain. Inilah penyebab konflik internal yang berkepanjangan di dalam suatu negara.
Jati diri bangsa Indonesia terbagi dalam dua konteks, yaitu dalam konteks negara dan bangsa. Dalam konteks negara (Indonesia), seperti Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bendera merah putih, UUD 1945, bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan pahlawan nasional Indonesia. . Sedangkan dalam konteks kebangsaan, seperti agama, adat istiadat, moral, suku, budaya dan lain-lain. Kesepakatan tentang pembentukan identitas nasional Indonesia dimulai dengan berkembangnya kesadaran politik bangsa Indonesia sebelum menjadi sebuah bangsa. Persepsi politik ini dicontohkan oleh gerakan nasionalis melawan penjajah dan perjuangan kemerdekaan untuk mendirikan negara Indonesia. Sedangkan adanya nasionalisme memungkinkan bangsa Indonesia dengan mudah menciptakan identitas nasional. Munculnya identitas nasional Indonesia didukung oleh dua faktor, yaitu faktor objektif dan faktor subjektif. Faktor obyektif antara lain kondisi geografis dan ekologis yang menjadikan Indonesia sebagai wilayah dengan banyak pulau, iklim tropis dan terletak pada jalur pertukaran antar wilayah di dunia. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, seperti kehidupan ekonomi, budaya, sosial dan demografis. Sedangkan faktor subyektif yang meliputi sosial, politik, budaya dan sejarah adalah milik masyarakat Indonesia.

Tantangan Identitas Nasional di Era Globalilasi 

Globalisasi adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang meluas dari satu belahan dunia ke belahan dunia lainnya, tanpa ada batas negara . Globalisasi sering juga diartikan sebagai internasionalisasi. Kedua istilah ini memiliki banyak kesamaan dalam hal karakteristik. Globalisasi secara umum diartikan sebagai kegiatan masyarakat dunia yang menyebar dengan berbagai cara ke negara-negara dan daerah-daerah terpencil. Sebenarnya, globalisasi belum menemukan definisi yang jelas dan tepat. Banyak ahli telah memberikan definisi tentang globalisasi. Namun, masih sangat sulit untuk mendefinisikan globalisasi secara seragam. Itu tergantung dari sisi mana orang melihat globalisasi.

Globalisasi dipandang sebagai peluang kompetitif bagi negara-negara maju (AS, Eropa, Jepang, dll) dengan kekuatan global di bidang ekonomi, masyarakat, budaya, politik, keamanan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, globalisasi menghadirkan peluang dan tantangan penting bagi Indonesia, sebagai  negara  dunia  ketiga  yang  kaya  akan sumber  daya  alam,  sumber  daya  manusia  dan  budaya  melekat  padanya,  globalisasi  akan menghadirkan  peluang  dan  tantangan  yang  harus  diwaspadai.  Beberapa  bentuk  tantangan di era globalisasi, antara lain liberalisasi, westernisasi, internasionalisasi, dan universalisasi. Tantangan lainnya adalah bagi pertahanan dan keamanan bangsa, lemahnya rasa identitas nasional,  menyebabkan  mudahnya  paham  ekstrimis  untuk  mempengaruhi  dan  menyusup pada  remaja-remaja  Indonesia  sehingga  mudah  disusupi  oleh  pola  pikir  dan  kepentingan dari  pihak--pihak  yang  tidak  bertanggung  jawab  dan  menjadi rentan  terhadap  perpecahan.

Kehadiran globalisasi dalam kehidupan masyarakat internasional, termasuk Indonesia, tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positif globalisasi adalah masyarakat dapat dengan mudah dan cepat menemukan informasi dan fenomena yang terjadi di seluruh dunia. Dengan bantuan media sosial seperti TIK TOK, masyarakat Indonesia yang ingin selalu up-to-date dengan berita yang sedang booming atau ingin mengetahui sesuatu dapat mencari informasi dari seluruh dunia dengan mengunjungi media sosial. . Bisa dikatakan, globalisasi telah menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mencari atau menambah informasi dalam lingkup nasional hingga internasional. Dampak negatif dari globalisasi adalah munculnya tantangan terhadap identitas nasional Indonesia.  Tantangan terhadap identitas nasional Indonesia tersebut, seperti:

  • Hedonisme, hedonisme, adalah pandangan hidup yang mengutamakan kenikmatan dan kepuasan. Oleh karena itu, adanya hedonisme menyebabkan masyarakat Indonesia membelanjakan barang-barang yang berhubungan dengan materi hanya untuk kesenangan dan kepuasan.  Keberadaan hedonisme ini dapat dilihat dari munculnya cafe, restoran cepat saji, mall, dan lainnya.
  • Menurunnya sikap gotong royong yang telah menjadi nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Hal ini disebabkan berkembangnya sikap individualistis dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Oleh karena itu menjadi pertanda bahwa penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak menjadi acuan dalam kehidupan sehari-hari.
  • memudarnya jiwa Nasionalisme dan patriotisme. Contohnya adalah masyarakat yang cenderung menggunakan produk luar negeri daripada produk lokal sehingga membuat mereka merasa bangga dan senang. Selain itu, produk luar negeri seperti sandang, pangan dan teknologi mendominasi pasar Indonesia. . Contoh lain adalah ketika seseorang lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya sendiri. Misalnya penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. memang bahasa asing harus dipelajari. Namun bukan berarti akan selalu digunakan dalam interaksi sehari-hari, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia dan wajib dijunjung tinggi oleh seluruh warga negara.
  • penurunan sopan santun. Banyak anak muda saat ini berperilaku sangat buruk. Karena nilai keterbukaan dan kebebasan dalam globalisasi membuat mereka berbuat seenaknya. Misalnya, banyak postingan di situs jejaring sosial yang menggunakan kata-kata, video, dan gambar yang tidak pantas, tetapi banyak orang yang menyukainya. Globalisasi masih menimbulkan banyak tantangan bagi identitas nasional. Maka dari itu masyarakat harus mampu menjawab tantangan tersebut. Karena sebagai warga negara, kita harus bisa mengenal, memahami, dan memelihara jati diri bangsa yang telah terbentuk melalui perjuangan yang sangat panjang.

Di era globalisasi ini juga terjadi Revolusi Industri 4.0 yang berdampak pada lanskap pendidikan di Indonesia. Dimulai dengan digitalisasi sistem pendidikan, seluruh elemen dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Contohnya adalah sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang semula dilakukan secara langsung di dalam kelas dapat digantikan melalui sistem pembelajaran tidak langsung atau internet. Hal lain yang perlu kita ketahui adalah bahwa di era Revolusi Industri 4.0 yang kita alami saat ini, jarak dan batas wilayah menjadi kendala bagi manusia untuk mengetahui dan menjangkau dunia luar. memiliki dampak positif dengan menggerakkan dan mengembangkan sistem pembelajaran, namun ketidakmampuan untuk memenuhi tantangan yang muncul dari era saat ini akan membuat pendidikan menjadi sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun