Begitu juga peserta Pilkada Pasti mereka Memiliki visi, Misi yang berbeda- beda. Akan tetapi,sudah saatnya Pemikiran ambisi untuk Menang pilkada tahun ini bukan hanya tergoda dengan kekuasaan yang ada, Sekarang waktunya para Peserta Pilkada Memikirkan untuk bagaimana membawa perubahan Menuju arah yang lebih baik, Mampu membawa jalan keluar kita dari masa yang sedang krisis ini.
Akan tetapi, Berganti pemimpin kepala daerah dari yang lama ke Yang baru dimasa pandemi rasanya kurang Ideal Untuk dilaksanakan, Mengapa demikian? Karena akan ada perubahan kebijakan- Kebijakan sesuai Program kerja Pemimpin baru, Mereka harus membangun anggotanya lagi untuk berkerjasama, tentu disini akan munculnya masalah. Kondisi Negara kita sekarang inikan Sedang Krisis, Seharusnya Pemerintah fokus terlebih dahulu, Memaksimalkan usaha  kepada penanganan kasus Covid - 19 ini.
Dari mulai anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan, Memaksimalkan Bantuan Untuk masyarakat, Solusi Untuk para pekerja yang di PHK, dan Memaksimalkan Fasilitas Pendidikan Yang dilakukan Secara daring.Bukankah Pelaksanaan Pilkada dimasa pandemik ini Membutuhkan biaya anggaran yang cukup banyak? Bukankah Kondisi ekonomi di Indonesia juga sedang menurun? Ada baiknya anggaran yang ada, dipergunakan untuk Memaksimalkan penanganan Covid - 19 Di Indonesia ini.
Menurut Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan walikota menjadi undang -undang. Jika memang Pemerintah, Dewan perwakilan Rakyat ( DPR ) dan KPU akan tetap nekat dalam menyelenggarakan Pilkada Serentak dimasa pandemi tahun 2020, dengan anjuran protokol kesehatan, apakah pemerintah bisa meyakini Protokol itu akan dilaksankan dengan baik ? Khususnya di pendesaan yang minim akan pengetahuan tentang Covid -19. Dengan banyaknya pertimbangan dari berbagai pihak mulai dari segi kesehatan, anggaran, Dan Kepemimpinan. Pilkada di masa pandemi dengan kondisi Negara yang sedang krisis, Kami Mengharapkan Pemimpin transformatif yang mampu membawa kami Keluar dari masa Krisis ditengah situasi pandemi.
*Penulis Merupakan Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H