Mohon tunggu...
Delila Frida
Delila Frida Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa

musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perceraian Orangtua Bisa Menghancurkan 10 Tahun Terakhir dalam Hidup Anak-Anak

24 Juli 2023   22:55 Diperbarui: 24 Juli 2023   23:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perceraian merupakan peristiwa yang menimbulkan perubahan drastis dalam kehidupan keluarga. Selain berdampak besar pada pasangan yang bercerai, perceraian juga membawa konsekuensi emosional dan psikologis yang signifikan bagi anak-anak yang terlibat di dalamnya. 

Sebuah jurnal berjudul "Hubungan Sikap Terhadap terjadinya Perceraian Orang Tua dengan Optimisme Anak pada Perceraian Orang Tua" meneliti tentang pengaruh psikologis perceraian orang tua terhadap anak. Artikel ini membahas implikasi perceraian orang tua dan bagaimana pengaruhnya terhadap 10 tahun terakhir bagi seorang anak.


Perceraian Orang Tua dan Dampaknya pada Anak


Perceraian orang tua bisa menjadi pengalaman traumatis untuk anak-anak. Pada fase perkembangan mereka yang rentan, anak-anak mengalami perasaan kebingungan, kehilangan, dan ketidakstabilan. Ketika orang tua bercerai, anak-anak seringkali harus beradaptasi dengan perubahan drastis dalam lingkungan dan rutinitas mereka, yang dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.

1. Stres dan Kecemasan: Anak-anak yang menghadapi perceraian orang tua sering merasakan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Mereka mungkin khawatir tentang masa depan mereka, takut kehilangan kontak dengan salah satu orang tua, atau merasa tidak aman di tengah perubahan yang terjadi.


2. Rasa Bersalah dan Penyebab Perceraian: Anak-anak cenderung menyalahkan diri mereka sendiri atas perceraian orang tua, terutama jika mereka berpikir bahwa perilaku atau perasaan mereka yang menyebabkan masalah tersebut. Perasaan bersalah semacam ini dapat menghantui mereka selama bertahun-tahun.


3. Gangguan Emosional: Perceraian orang tua dapat menyebabkan gangguan emosional pada anak-anak. Mereka mungkin mengalami depresi, cemas, atau kemarahan yang berkepanjangan, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial dan prestasi akademik mereka.


4. Kehilangan Kepercayaan pada Hubungan: Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua cenderung lebih skeptis tentang hubungan dan pernikahan di masa depan. Mereka mungkin khawatir mengalami nasib yang sama dengan orang tuanya.


5. Perubahan Identitas: Perceraian dapat menyebabkan perubahan dalam cara anak melihat diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terbagi antara kedua orang tua dan kesulitan menemukan identitas mereka sendiri.


Referensi Jurnal "Hubungan antara Sikap terhadap Proses Perceraian Orang Tua dengan Optimisme Anak terkait Perceraian Orang Tua"


Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal yang disebutkan di atas menyelidiki hubungan sikap anak-anak atas proses perceraian orang tua dengan tingkat optimisme mereka terkait perceraian tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa sikap anak terhadap perceraian orang tua secara langsung mempengaruhi pandangan mereka tentang masa depan.


Anak-anak yang memiliki sikap negatif terhadap proses perceraian orang tua cenderung memiliki pandangan pesimistis tentang kehidupan mereka sendiri dan masa depan. Di sisi lain, anak-anak yang merasa terlibat dalam proses perceraian, di mana mereka diberi kesempatan untuk menyuarakan perasaan dan pendapat mereka, cenderung memiliki tingkat optimisme yang lebih tinggi terkait dengan masa depan.


Mengatasi Dampak Perceraian Orangtua pada Anak


Meskipun perceraian orang tua dapat menyebabkan dampak yang mendalam, ada cara-cara untuk membantu anak-anak menghadapi perubahan ini dengan lebih positif:


1. Komunikasi Terbuka: Orang tua harus menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak untuk berbicara tentang perasaan dan pertanyaan mereka terkait perceraian.


2. Dukungan Emosional: Anak-anak perlu merasa didengar dan didukung selama dan setelah proses perceraian.


3. Mencari Bantuan Profesional: Jika diperlukan, konseling atau dukungan psikologis dapat membantu anak-anak mengatasi perasaan negatif yang terkait dengan perceraian orang tua.


4. Mempertahankan Rutinitas Stabil: Orang tua harus berusaha menjaga rutinitas harian dan lingkungan stabil bagi anak-anak untuk mengurangi ketidakpastian.


Kesimpulan


Perceraian orang tua bisa menghancurkan 10 tahun terakhir dalam hidup anak-anak. Dampak psikologisnya dapat mencakup stres, kecemasan, dan gangguan emosional yang dapat berdampak jangka panjang. Namun, melalui dukungan yang tepat, komunikasi terbuka, dan pemahaman, orang tua dapat membantu anak-anak menghadapi perubahan ini dengan lebih baik dan menciptakan pandangan optimis tentang masa depan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun