Lazarus sudah mati 4 hari lamanya, mayatnya dibaringkan di dalam sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus : " Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya :" Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
Tapi apa yang terjadi ? Ketika Yesus berseru dengan suara keras: " Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka : " Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi".
Secara manusia itu terdengar tidak masuk akal. Tapi peristiwa itu terjadi di Betania dan disaksikan orang banyak. Kalau aku dihadapkan pada situasi itu, mungkin aku juga sama dengan pemikiran Marta dan Maria, kedua saudara Lazarus. Sudah mati empat hari yang lalu, sepertinya sudah sangat-sangat terlambat. Bukan mayat segar lagi, sudah mengalami pembusukan.
Secara ilmu forensik, ada beberapa tahap yang akan dialami oleh tubuh jenazah sesudah seseorang meninggal ;
1. Tanda Awal Kematian
Pernafasan berhenti, detak jantung berhenti, tekanan darah tidak terukur, pupil tidak ada refleks terhadap cahaya.
2. Tanda Lanjut Kematian
* Algor Mortis (Penurunan Suhu)
Terjadi 2-3 jam setelah meninggal, dan dalam 12-14 jam suhu mayat sudah sama dengan suhu lingkungan sekitar.
* Livor Mortis (Lebam Mayat)
Pompa jantung berhenti dan sirkulasi darah ke seluruh tubuh ikut berhenti, akibatnya darah mengendap dalam kapiler di tempat yang terendah sesuai arah gravitasi bumi. Lebam berwarna merah ungu, tidak hilang dengan penekanan.
* Rigor Mortis (Kaku Mayat)
Kaku mayat terjadi disebabkan perubahan kimia dalam otot. Terjadi sekitar 3 jam setelah kematian dan mencapai puncak dalam 10-12 jam. Kaku mayat menetap selama 24 jam kemudian menghilang.
* Decomposisi (Pembusukan)
Hilangnya kaku mayat segera disusul oleh proses pembusukan. Pembusukan ini terjadi oleh karena proses autolisis dan aktivitas mikroorganisme terutama oleh bakteri anaerob. Terjadi perlunakan dan pencairan jaringan. Pembentukan gas pembusukan, dan perubahan warna mayat akibat reaksi H2S dan Hb. Permukaan lapisan atas kulit (epidermis) dengan mudah dapat dilepas dengan lapisan bawahnya (dermis). Timbul bula-bula (gelembung berisi cairan coklat kemerahan) dengan diameter 5-7,5 cm yang berbau busuk. Kuku dan rambut mudah lepas. Gas pembusukan membuat tubuh mayat membengkak menyeluruh. Bibir mayat terlihat menonjol, bola mata keluar, lidah terjulur, cairan darah keluar dari mulut dan hidung, keluar urin juga feses (kotoran) akibat tekanan intra abdoment (dalam rongga perut) yang meningkat.
Empat hari lamanya Lazarus menjadi mayat, seharusnya sudah mengalami semua tahapan di atas. Tahap-tahapan ini adalah proses alamiah. Tapi bagaimana dengan Lazarus? Lazarus dibangkitkan dan berjalan keluar kemudian hidup lagi seperti manusia sehat lainnya.
Kalau mau dipikirkan secara sains, itu tidak masuk akal. Seandainya seseorang membawa mayat datang padaku dan berkata : " Tolonglah dok, hidupkan lagi jenazah keluargaku yang sudah meninggal ini..". Aku akan berpikir, orang itu pasti sudah hampir gila. Aku manusia biasa, kemampuanku terbatas. Membangkitkan orang mati bukan lagi zona manusia. Seorang dokter, dokter sehebat apapun di dunia ini belum ada yang mampu melakukan itu.
Tapi apa sih yang terlalu mustahil bagi Yesus? Dia Tuhan yang berkuasa atas maut. Tidak ada yang mustahil bagi Dia. Yesus sanggup melakukannya.
Pertolongan Tuhan sering kita ukur dengan waktu kita dan kita bilang "sudah terlambat". Bacalah ayat di bawah ini:
Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya. ( Yohanes 11:14-15).
Tuhan Yesus sengaja menunda kedatangan-Nya ke Betania, hanya supaya kita dapat melihat dan menjadi percaya. Kemuliaan-Nya dinyatakan. Kalau hari ini, kita merasa Tuhan sangat terlambat maka tetaplah percaya waktu Tuhan selalu tepat untuk kita. Apakah yang terlalu mustahil bagi Dia?. Tidak ada yang mustahil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H