Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Sebutir Permen Coklat di Dalam Mulut

1 Januari 2016   07:58 Diperbarui: 1 Januari 2016   08:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku melihat waktu

Aku tersadar ternyata tahun telah berganti

Kurenungkan lagi, mulutku membisu, aku terdiam

Aku sedikit menoleh pada diriku ke belakang

Ku lihat kembali seperti sebuah kisah yang diputar ulang

 

Aku menjalani hari-hariku penuh dengan ketidaktahuan

Aku melihat dimasa yang tenang, sesekali ada riak halus sampai riak besar menerpa kehidupanku ditahun yang lalu

Beberapa kali kulihat diriku mulai kacau dengan semua itu

Aku seperti anak kecil yang merengek-rengek karena kehilangan mainannya

Tapi kemudian aku melihat diriku mengambil waktu untuk diam, berdiam mencari wajahNya

Aku melihat diriku dengan muka muram lalu tersenyum disana

Berlonjak-lonjak dan berlari-lari kecil dengan kaki yang sengaja dibuat berjingkat-jingkat

Kadang aku berlari kencang tanpa menoleh, menerobos badai

Terkadang memang sengaja bermain-main dan memutarkan diri seperti cinderella menari-nari di sana.

 

Berjalan bersama Tuhan memberi sensasi yang berbeda

Seperti sebutir permen coklat yang meleleh di dalam mulut, sedikit bisa diumpamakan seperti itu

Awalnya saat masuk kedalam mulut akan sedikit terasa pahitnya 

Kemudian akan terasa makin manis dan manis

Demikianlah aku menghadapi masalah pergumulanku bersamaNya

 

Di setiap musim hidupku aku melihat Dia ada di sana

KasihNya setia bersabar terhadap aku

Tanganku dipegangNya, aku dihatiNya, aku ada dipikiranNya

Dia mengajari, membimbing aku sampai akhirnya aku mengerti

Memberiku kemenangan demi kemenangan

Memberiku hidup dalam kelimpahan

Aku bersyukur dengan segala kebaikanNya

 

Bila kuingat-ingat lagi, alangkah banyaknya kebaikanNya itu

Tidak bisa kubalas semuanya

Dengan apakah akan kubalas itu?

Saat itu aku mungkin tidak mengerti dan tak mampu melihat

Tapi sekarang ketika aku menoleh kembali, aku melihat betapa bodohnya aku saat itu

Tuhan ternyata disampingku dan Dia tersenyum, Kasihnya sabar menuntunku

 

Aku melayangkan mataku ke gunung, darimana datang pertolongan itu?

Tuhanlah penolongku, pencipta semesta

Takkan biarkan kakiku goyah

Tak terlelap sekejab, tak tertidur sedetik

Penjagaku Allah yang setia

Kasih Tuhan lebih dari segalanya

 

Terimakasih Bapa untuk tahun yang telah berlalu

Kini aku memasuki tahun 2016 

Aku ingin tetap berjalan bersamaMu

Biarlah tanganMu tetap memegangku, dekap erat aku dalam peluk kasihMu, dekatkan aku dalam hatiMu, taruh aku dalam pikiranMu

Berjalanlah bersamaku agar aku tidak tersesat, agar aku sampai pada tujuan

Aku ingin Engkau selalu bersama-sama denganku.

 

Tahun 2016, aku ingin melihat kebaikan-kebaikanMu

Aku akan taat dalam ketidaktahuan

JanjiMu Engkau akan memahkotai tahunku dengan kebaikanMu

Dan jejakMu mengeluarkan lemak bagiKu

Aku pegang itu, agar apapun riak, gelombang dan badai yang kuhadapi aku tetap teguh berjalan bersamaMu 

Kemudian boleh terima janji itu

Terimakasih Tuhan, ini aku anakMu menyerahkan seluruh kehidupanku tahun ini dalam tanganMu

 

Happy New Year 2016

God Bless You and me

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun