Mohon tunggu...
Delia Yuan Safira
Delia Yuan Safira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

crème brulée not gonna lie

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Burung Kenari vs Burung Hantu: Mana yang Lebih Produktif?

17 September 2024   20:00 Diperbarui: 17 September 2024   20:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi seorang morning person atau night person umumnya bermula karena dipengaruhi oleh dua hal, yaitu preferensi atau kebiasaan. Sebagian dari mereka memilih menjadi morning person atau night person karena latar belakang pribadi, seperti kenyamanan dan kesempatan waktu yang dimiliki. Namun, hal ini juga dapat berlaku sebaliknya pada mereka yang seakan dituntut untuk tidak memiliki pilihan di antara keduanya. Sebagai contoh, A adalah seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit yang menyadari bahwa dirinya seorang morning person, tetapi karena tuntutan pekerjaan ia harus beradaptasi dan mengubah siklusnya menjadi night person. Hal ini tentu tidak akan mudah dan dapat menimbulkan berbagai dampak secara langsung maupun tidak langsung. 

Menurut Jingga Ispriandra, dirinya merasa seorang morning person karena lebih bersemangat dan termotivasi untuk melakukan kegiatan di pagi hari, dan sulit berkonsentrasi di malam hari karena mudah mengantuk. Ia juga mengaku bahwa hal ini telah menjadi kebiasaan yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Sementara, Lavirda Pricilvia mengatakan dirinya lebih menyukai ambience atau suasana di malam hari untuk melakukan hal-hal yang disenangi. Berawal dari kebiasaan yang membuatnya memiliki jadwal terbalik, hingga akhirnya menjadi rutinitas yang terbiasa ia jalani sehari-hari. Akan tetapi, karena menyadari jadwal tidurnya yang semakin berantakan dan dapat mengganggu aktivitas di sekolah, ia mengatakan telah mencoba mengubah rutinitas dan pola produktivitasnya. 

Langkah Efektif dan Praktis Mengubah Rutinitas

Apabila Anda ingin mengubah kebiasaan menjadi morning person, maka buku The 5AM Club karya Robin Sharma dapat menjadi salah satu panduan yang memberikan pendekatan komprehensif. Robin Sharma menyarankan tiga tahapan untuk memulai hari, diantaranya: 

  • 20 menit gerakan fisik: Bisa berupa olahraga ringan, yoga, atau peregangan.
  • 20 menit pembelajaran pribadi: Membaca buku, mendengarkan podcast, atau mempelajari keterampilan baru.
  • 20 menit refleksi dan perencanaan: Menulis jurnal, merencanakan hari, atau bermeditasi.

Selain itu, beberapa langkah lainnya yang bisa Anda terapkan untuk mulai mengubah rutinitas, antara lain: 

  • Atur jadwal tidur secara bertahap. Sesuaikan waktu dan durasi tidur lebih cepat atau lebih lambat sesuai rutinitas yang ingin diperbaiki. 
  • Paparan cahaya. Batasi penggunaan handphone di malam hari, gunakan lampu redup di malam hari untuk memicu produksi melatonin (hormon tidur), dan dapatkan sinar matahari di pagi hari. 
  • Hindari tidur siang yang terlalu lama. 
  • Konsumsi yang seimbang. Hindari makanan berat sebelum tidur, hindari kafein dan nikotin di sore hari dan malam hari, perbanyak makanan ringan yang mengandung tryptophan (misalnya, pisang, kacang-kacangan) di malam hari, dan konsumsi nutrisi yang seimbang bagi tubuh.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk di antara keduanya. Setiap individu memiliki preferensi dan ritme tubuh yang unik. Dengan memahami ritme tubuh masing-masing, kita dapat mengatur jadwal dan aktivitas sehari-hari agar lebih produktif dan seimbang. Baik morning person maupun night person dapat mencapai kesuksesan jika mereka mampu mengoptimalkan waktu produktivitas mereka. Jika ingin beralih dari night person menjadi morning person atau sebaliknya, diperlukan konsistensi dan disiplin diri yang tinggi. Melalui penerapan langkah-langkah yang telah disebutkan, seperti mengatur jadwal tidur, mengatur pola makan, dan menciptakan lingkungan tidur yang kondusif, kita dapat secara bertahap mengubah ritme tubuh dan meningkatkan kualitas hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun