Bila kita anggap China sebagai pabrinya dunia dan negara-negara Timur Tengah adalah supplier minyak mentah, maka supply barang dan minyak ke Israel dan Eropa akan terhambat. Manuver Yaman bukan hanya mengancam Israel, tetapi juga Eropa.
Awalnya Amerika menggalang beberapa negara Eropa dan Asia untuk menyerang Yaman. Namun beberapa negara seperti China, Spanyol, Prancis, Italia, Australia menyatakan tidak ikut. Alasannya karena mereka hanya mau berada dibawah kendali Nato. Alasan lainnya karena ingin mengadakan operasi militer sendiri mengawal kapal komersil milik sendiri.
Jujur saja sebelumnya saya pesimis bahwa Hamas bisa mengalahkan Israel. Namun sepertinya tidak seperti itu. Entah apa yang diajarkan Syekh Yassin pendiri Hamas, sepertinya Hamas akan menang. Bila rawa-rawa di Vietnam adalah kuburan tentara Amerika, maka terowongan Gaza adalah kuburan bagi tentara Israel, Amerika, Ukraina, Inggris, juga Jerman. Karena dalam perang kali ini, Israel juga menyewa pasukan bayaran dari Ukraina dan Jerman.
Kepada MiddleEastEye Dr. Gabor Mate mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun Mate mengatakan tentang kemungkinan terbentuknya negara Palestina setelah ini.
Seperti juga Mate, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun kita berharap bahwa situasi berat yang sedang dihadapi Hamas dan Palestina akan segera sirna dan berbuah manis. Kita sangat layak berharap bahwa Hamas bisa memukul mundur Israel dan Amerika. Harapan yang tidak mengawang bila melihat realitas yang ada.
Setelah itu kita berharap dan berdoa bahwa saudara-saudara kita di Palestina, tidak akan menjadi Yahudi Israel kedua. Setelah mereka ditindas Nazi, lalu mereka menindas Palestina. Begitu juga dengan Iran yang disebut-sebut aktif menggerakkan axis of resiliences seperti Yaman untuk membantu Hamas. Bahwa mereka tidak akan menjadi penjahat perang baru seperti Amerika yang memberikan bantuan militer kepada Israel.
Delianur
Riyadh 24 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H