Hal seperti Indonesia juga terlihat di Saudi. Hanya saja tidak terlihat ada penjaga alas kaki juga kotak amalnya. Mungkin karena operasional Masjid berasal dari negara dan beberapa muhsinin, tempat penyimpanan alas kaki tidak di komersilkan.
Atau bisa jadi karena alas kaki tidak pernah hilang. Karena tingkat kemakmuran masyarakat menjadikan mencuri alas kaki bukan sebuah keuntungan. Meski beberapa kalangan mengingatkan bila kita harus menjaga alas kaki bila berada di kawasan imigran yang kumuh.
Sama seperti di Indonesia, Masjid Turki juga tidak menyediakan kursi dan bangku untuk Jamaahnya. Berbeda dengan Masjid di Saudi yang dilengkapi kursi besar dan bangku dilapisi busa lembut.
Bangku yang lembut tidak hanya dipakai bersandar ketika menunggu waktu Shalat, tapi bersama kursi menjadi tempat bagi Jamaah shalat yang tidak sanggup duduk dan sujud dengan sempurna. Bangku dan Kursi seperti fasilitas bagi Jamaah dengan kelebihan berat badan. Â
Entah apa kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Namun Turki bisa dibilang negara yang bisa menata transportasi publik dengan baik. Sekilas terlihat bila masyarakatnya lebih terbiasa dan aktif berjalan ketimbang memakai mobil pribadi. Sehingga berat badan pun lebih terjaga.
Selain itu, Masjid Turki sepertinya menyediakan pakaian dan peci khusus untuk Imam Shalat. Sehingga ketika shalat, Imam terlihat berpakaian berbeda dengan Jamaahnya. Usai shalat, Imam terlihat berjalan menuju lemari tempat penyimpanan pakaian tersebut.
Setelah melepaskan pakaian tersebut, Imam shalat terlihat berpakaian sama seperti Jamaahnya. Lalu keluar masjid dengan badan dibungkus Jaket tebal untuk berlindung dari dinginnya Turki.
Posisi microphone adzan pun berbeda. Tidak seperti Indonesia dan Saudi dimana tempat kumandang adzan berdekatan dengan tempat Imam, maka tempat Tempat muadzin di Masjid Turki ada di belakang. Agak jauh dari tempat Imam, lengkap dengan microphone nya. Meski ketika mengumandangkan Iqomah, dia akan berdiri dekat tempat Imam.
Namun dari sekian pengaturan Masjid yang ada, paling menarik adalah melihat cara orang Turki menyusun ornamen didalam Masjid. Terutama berkaitan dengan lafadz Allah swt., dan Nabi Muhammad saw.
Adalah sebuah kelaziman bagi Masjid di Indonesia memasang lafadz Allah dan Muhammad berdampingan. Letaknya di bagian atas tempat Imam memimpin Shalat Jamaah.
Berbeda dengan Masjid di Saudi dimana yang dipasang hanya lafadz Allah saja. Bila lafadz Allah ada sandingannya, maka yang dipasangkan adalah tulisan Akbar. Sehingga terbaca Allahu Akbar. Â