Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kotak Amal Masjid

12 Oktober 2023   22:37 Diperbarui: 12 Oktober 2023   22:48 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karenanya beberapa komunitas masyarakat Indonesia di Riyadh bukan hanya bisa berangkat Umrah dan ke Madinah secara gratis, tapi juga mendapat uang saku.

Adapun sumber operasional Masjid lainnya adalah dana wakaf produktif. Dana yang dikeluarkan orang mampu dengan niat wakaf, lalu dana tersebut di investasikan ke hal-hal produktif. Hasilnya kemudian dipakai untuk operasional masjid.

Wakaf produktif paling fenomenal tentunya wakaf produktif Abraj Albait. Orang Indonesia menyebutnya sebagai Zamzam Tower. Bangunan menjulang tinggi persis di depan Masjidil Haram yang menjadi hotel dan pusat perbelanjaan.

Dibangun pada masa Raja Abdullah, keuntungan Abraj Albait dipakai untuk membiayai operasional Masjidil Haram di Makkah dan Madinah yang sangat besar. Mulai dari gaji untuk 1.450 pegawai kebersihan yang stand by setiap hari, sampai dengan penggantian marmer yang harga standard nya 200 Dollar US per meter persegi, atau sekitar 3 Juta lebih/meter persegi.

Situasi ini berbeda dengan Indonesia. Operasional Masjid di Indonesia banyak disumbang masyarakat.

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Keagamaan memang sudah mempunyai dana khusus untuk Masjid. Namun alokasinya tidak berimbang dengan jumlah masjid yang ada. Indonesia bukan negara teluk yang kaya karena minyak bumi berlimpah.  

Terlebih bila dikaitkan dengan prosedur birokrasi yang rumit, maka dana Masjid dari pemerintah semakin sulit diakses.

Akhir-akhir ini ada banyak lembaga sosial keagamaan di Indonesia terlihat aktif dalam pembangunan dan pemeliharaan Masjid di pelosok-pelosok. Namun bila diperhatikan, sumber dananya tetap dari masyarakat. Lembaga sosial tersebut membuka rekening infak shadaqah dengan nominal yang terjangkau untuk masyarakat kebanyakan.

Karena perbedaan sumber dana inilah nama-nama Masjid di Indonesia berbeda dengan nama-nama Masjid di Arab Saudi. Beberapa Masjid di Arab Saudi diberi nama sesuai dengan nama donatur yang membangunnya. Baik itu nama orang, maupun nama lembaga.

Berbeda dengan Indonesia. Masjid-masjid diberi nama dengan kata-kata baik atau kalimah thoyyibah. Seperti Masjid Al-Barakah, Masjid Al-Muslimun, Masjid Al-Muhajirin, Masjid As-Sa'adah dan lain sebagainya.

Bahkan bila ada Masjid yang pembangunannya di inisiasi seorang tokoh dan tanahnya adalah wakaf seorang dermawan, namanya tetap umum. Bukan nama orang. Seperti Masjid Mungsolkanas. Singkatan dari "Mangga Urang Ngaos Sholawat Kanggo Kanjeng Nabi Muhammad SAW" (Mari kita shalawat untuk Nabi Muhammad SAW). Salah satu Masjid bersejarah di Kota Bandung yang dibangun tahun 1869.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun