Namun Arab Saudi sepertinya "bertanggung jawab" terhadap pengambil alihan Jazan sebagai wilayahnya.
Seorang WNI yang tinggal dan mencari nafkah di Jazan hampir 20 tahun, menceritakan pengalamannya tentang Jazan. Menurutnya ketika dia datang dahulu, Jazan seperti kampung. Bukan Kota yang memiliki Rumah Sakit besar, Bandar Udara Internasional juga Perguruan Tinggi seperti sekarang.
Hal tidak jauh berbeda diceritakan oleh WNI yang baru datang ke Jazan 3 tahun lalu. Setelah lama mengembara di kota-kota Arab Saudi lain.
Baca juga;
Memahami Mega Proyek Neom dan New Kabah Arab Saudi Melalui Total Football BelandaÂ
Menurutnya, hotel tempat kami menginap yang dikeliling Mall serta jalan kota yang lebar dan luas, tahun lalu masih berbentuk rawa yang tidak layak huni dan sulit dibangun.
Hal menarik dari perubahan ini bukan kepada kemampuan Arab Saudi untuk membangunnya. Namun pada kemauan keras untuk membangunnya. Kerajaan Arab Saudi membangun kota ini dalam situasi yang cukup pelik.
Pada tahun 2004 terjadi perang saudara di Yaman. Pemberontak Houthi melawan pemerintah sah Yaman. Sepuluh tahun berikut, 2014, pemberontak Houthi berhasil menguasai sebagai besar Yaman. Diantaranya Ibu Kota Sana'a.Â
Baca juga;
Sisi Lain Pentingnya Suami atau Mahram Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Saudi
Dalam situasi ini, pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara teluk lainnya mengambil sikap untuk membela pemerintahan sah Yaman. Menyerang suku Houthi yang dianggap sebagai pemberontak dan pengacau.