Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saudi Arabia dan Tempat-Tempat Suci Bersejarah

24 Februari 2023   10:44 Diperbarui: 24 Februari 2023   11:05 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah masjid di Riyadh; hanya menuliskan lafadz Allah (dok. pribadi)

 

Untuk membanggakan riwayat negeri nya yang gemilang, orang Mesir kerap berkata bahwa Mesir itu"Ummud Dunya." Mesir adalah induk peradaban dunia. Karena di negeri yang dipisah Laut Merah dengan Saudi Arabia ini, bukan hanya ada Piramida dan Spink peninggalan peradaban kuno, tapi juga tempat lahir para Nabi.

Masyarakat Saudi Arabia mungkin tidak mengeluarkan frasa sama. Namun bukan berarti tidak merasa unggul. Karena di negeri inilah ada Ka'bah, lahirnya Nabi Muhammad saw dan turunnya Quran. Selain tempat-tempat suci dan bersejarah.

Berkaitan dengan tempat-tempat suci bersejarah, Saudi Arabia kerap mendapat tanggapan miring. Dianggap negara yang abai memelihara dan melestarikan tempat-tempat suci bersejarah bagi umat Islam.

Sudah dipublikasikan sebelumnya di;

Saudi Arabia dan tempat-tempat suci bersejarah

Mungkin hanya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saja yang mendapat perawatan dan perhatian khusus.  Sehingga Raja Saudi Arabia pun bergelar"Custodian of the Two Holy Mosques"

Tempat-tempat suci penuh sejarah lainnya seperti tidak terperhatikan. Seperti rumah kelahiran Nabi Muhammad saw. atau Gua Hira tempat turun wahyu pertama.

Sikap yang berbeda dengan beberapa masyarakat Indonesia. Makam-makam orang suci, dirawat, dijaga sampai menjadi keramat. Belum lagi tempat-tempat atau benda-benda peningalan orang-orang suci. Mulai dari keris yang pernah dipakai wali atau batu yang pernah di dudukinya.

Baca juga;

Menonton Cristiano Ronaldo di Mrsool Park Stadium Riyadh Saudi Arabia

Karenanya banyak orang Indonesia mencibir sikap Saudi Arabia. Menyebutnya dengan istilah Wahabisme secara pejoratif. Merujuk kepada tokoh bernama Muhammad bin Abdul Wahab yang mengajarkan desakralisasi tempat suci bersejarah tersebut

Sikap ini mestinya berasal dari cara pandang. Bukan karena problem ekonomi. Karena keuangan negara ini lebih dari cukup untuk mengelola hal-hal seperti itu.

Kiranya hal itu juga yang menjadi sudut pandang tulisan ini. Perspektif yang tentunya masih membutuhkan banyak tambahan dan koreksi untuk melengkapinya.

Baca juga;

Umrah sebagai sebuah pengalaman keberagamaan

Teologis dan Historis

Pada 30 Januari 2023, Pangeran Khalid Al-Faisal mendatangi kaki Gunung Hira. Gubernur Makkah ini meresmikan pembangunan Hira Cultural District. Projek revitalisasi area Gua Hira untuk memperkaya pengalaman religious dan budaya.

Dalam maket di tempat tersebut tertulis bila projek ini diprakarsai Kementrian Kebudayaan dan berkaitan dengan Visi 2030 Saudi Arabia.

Kementrian Kebudayaan bukan hanya memugar jalan setapak ke gua hira hingga mudah dilewati, tapi membangun berbagai museum dan gallery di kaki gunungnya. Lengkap dengan area komersial. Tempat aneka souvenir, barang , makanan dan minuman dijual.

Baca juga;

King Abdullah University of Sciece and Technology

Diantara projek yang sudah selesai dan bisa dinikmati adalah ma'ridul wahy, revelation exhibition. Ruang eksebisi dengan teknologi terkini yang mempresentasikan turunnya Wahyu. Replika Gua Hira bukan hanya hidup dan seperti aslinya, tapi juga sangat presisi.

Bila kita memasuki satu persatu ruang eksebisi dan menonton setiap tayangan di ruang itu, terlihat perjalanan wahyu yang dimaksud.

Bahwa ketika Tuhan menurunkan Adam Hawa ke Bumi dan membangun Ka'bah, kehidupan berjalan aman sentausa. Sampai kemudian kehidupan ricuh ketika orang membangun patung berhala. Baik di sekitar Ka'bah maupun jauh dari Ka'bah. Sampai kemudian Allah swt. murka dan mengirim banjir besar pada masa Nabi Nuh.

Meski berhala hancur, Ka'bah tidak hancur. Hanya terkubur dan ditemukan kembali Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim lah yang meninggikan Ka'bah sehingga dekat Ka'bah terdapat Maqam Ibrahim. Tempat Nabi Ibrahim berdiri meninggikan Ka'bah.

Baca juga;

Asykar penjaga ketertiban masjidil haram dan lelaki Arab

Namun sebelum meninggikan Ka'bah, perjuangan besar Nabi Ibrahim juga berkaitan dengan patung berhala. Nabi Ibrahim mesti menghancurkan banyak patung berhala. Karena meski menjadikan patung sebagai perantara menuju Tuhan, secara psikologis dan faktual masyarakat menganggap patung berhala itulah Tuhan itu sendiri.

Hal ini berlanjut ke masa Nabi Muhammad saw. Nabi terakhir yang pada masa-masa awal kehidupannya di Makkah juga menyaksikan banyaknya patung berhala mengelilingi Ka'bah. Sementara secara sosial melihat kehidupan masyarakat yang tidak sehat. Seperti tidak ada perlindungan terhadap anak, perempuan dan masyarakat lemah. Serta pertentangan antar kabilah.

Pada masa ini Nabi Muhammad saw. tidak hanya menghancurkan berhala yang dianggap Tuhan, tetapi juga menghancurkan imajinasi manusia tentang Tuhan yang salah. Caranya dengan memperkenalkan kalimah Tauhid. "Asyhadu an laa Ilaha Illa Allah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah." Manusia bersaksi bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Baca juga;

Hira Cultural Distric

Bila paparan di ruang eksebisi ini dipandang sebagai pandangan masyarakat Saudi Arabia tentang Ka'bah, Tauhid dan kehidupan masyarakat, maka dari sini terlihat dua latar sikap masyarakat Saudi Arabia terkait tempat suci.

Latar teologis dimana Tauhid adalah konsep sentral kehidupan. Latar historis dimana masyarakat mengalami pengalaman praktis. Bahwa rusaknya kehidupan masyarakat, berikaitan erat dengan sikap keliru terhadap tempat suci. Dalam hal ini adalah Ka'bah.

Latar Teologis sudah dipahami umat Islam sedunia. Bahwa Tauhid adalah fondasi kehidupan seorang muslim dan syahadat adalah pembeda antara seseorang itu muslim atau bukan.

Baca juga;

Kopi di Saudi Arabia

Namun sepertinya latar historis masing-masing wilayah berbeda. Ada perbedaan pengalaman kehidupan masyarakat berkaitan dengan Tauhid bagi kehidupan masyarakat.

Hal ini terlihat dari elaborasi Tauhid oleh generasi muslim selanjutnya. Diantaranya adalah pada masa Ibnu Sina dan Al-Farabi yang hidup pada Abad ke-10, serta Muhammad Abduh yang hidup abad ke-19.

Meski berbeda pada beberapa hal, Al-Farabi dan Ibnu Sina mengajarkan bahwa Tuhan adalah sumber segala keberadaan. Semua di dunia berasal dari Tuhan dimana prosesnya terjadi secara emanasi. Asalnya adalah intelek aktif atau "God Development." terus menurun secara hirarkis. Dari level tertinggi ke level rendah hingga mencapa alam materi.

Baca juga;

Masjid di Saudi Arabia dan orang-orang kelebihan berat badan

Sebagaimana Ibnu Sina dan Al-Farabi yang menekankan pentingnya rasio dalam memahami Tauhid, Muhammad Abduh manambahkan pentingnya Tauhid sebagai dasar perlawanan terhadap kedzaliman.

Pembeda Tauhid Muhammad Abduh dengan generasi sebelumnya adalah kontekstualisasi Tauhid. Sebagai pelanjut Jamaluddin Al-Afghani yang resah melihat umat Islam berada dibawah kolonialisme dan imperialisme, Abduh mengaitkan Tauhid sebagai dasar perlawanan terhadap penjajah.

Sementara pemikiran Tauhid Al-Farabi dan Ibnu Sina dianggap lebih abstrak dan spekulatif. Sulit dikaitkan dengan realitas kehidupan.

Baca juga;

Jatuhnya Lion Air Menjatuhkan Boeing Review Dokumenter Downfall; The Case Against Boeing 

Hal ini bisa difahami. Karena Ibnu Sina dan Al-Farabi hidup pada masa emas umat Islam  dimana penghargaan terhadap Ilmu pengetahuan dan filsafat sangatlah tinggi. Kemakmuran adalah sebuah masa dimana orang mempunyai waktu luang lebih memikirkan hal-hal spekulatif.

Berlainan dengan Muhammad Abduh yang hidup di era keterpurukan. Negara-negara mayoritas umat Islam seperti Indonesia sedang dijajah. Karenanya Tauhid adalah dasar teologis perlawanan terhadap penjajah. Bahwa yang perlu ditakuti itu hanya Allah bukan penjajah.

Bila kita kembalikan ke Saudi Arabia, Muhammad bin Abdul Wahhab yang menjadi rujukan masyarakat Saudi, bisa dikatakan sebagai Ulama yang hidup diantara dua situasi diatas.

Perang Salib Dalam Perspektif Orang Arab. Dokumenter Al-Jazeera "The Crusades; an Arab Perspective"

Menurut encyclopedia britanica, meski dilahirkan di di Uyaynah, tempat berjarak sekitar 50 mil dari Riyadh Ibu Kota Saudi Arabia sekarang, Abdul Wahab menghabiskan sekolahnya di Madinah. Tempat dimana Nabi Muhammad saw dan para sahabat hidup. Karenanya Abdul Wahab bisa merasakan aura indahnya hidup masa Nabi Muhammad dan para sahabat dan mengimpikan hal itu.   

Sementara Saudi Arabia sendiri adalah wilayah yang tidak pernah mengalami penjajahan. Tidak seperti masyarakat Indonesia yang mengenal hari kemerdekaan, masyarakat Saudi Arabia hanya mengenal founding day dan national day.

Founding day, 22 Februari, adalah mengenang Imam Muhammad bin Sauid ketika membangun Saudi tahun tahun 1727. Sementara National Day, 23 September, adalah hari berdirinya Kerajaan Saudi Arabia modern oleh Raja Abul Aziz tahun 1932.

Baca juga;

Review film; wild-wild country

Abdul Wahab juga bisa dikatakan hidup diantara era keemasan dan kemunduran umat Islam. Masa ketika terjadi pergolakan tajam diantara umat Islam.

Imam Hambali yang menjadi inspirasi Abdul Wahab, adalah ulama fiqih terkemuka dari Baghdad yang hidup ketika Mutazilah menjadi pandangan resmi dinasti Abasiyyah.

Mu'tazilah yang dikenal sangat rasional dan menjadi cikal bakal pemahaman Islam rasional liberal, pada waktu itu melakukan inquisisi kepada siapa saja yang bersebrangan. Diantara perdebatan tajam ketika itu adalah tentang Quran dan berimbas ke perdebatan tentang Tuhan.

Baca juga;

Film Don't Look Up Coba Membedah Cara Berfikir Ilmuwan, Politisi dan Pemodal. Ulasan Keseruannya Ada di Sini! 

Imam Ahmad bin Hambal adalah diantara yang dimusuhi kelompok Mu'tazilah. Dipenjara dan dan berkali-kali dihukum cambuk.

Sepertinya inilah pengalaman historis lainnya Saudi Arabia. Mereka melihat bahwa masyarakat tidak hancur karena kolonialisme dan imperialisme, tapi karena pertentangan diantara mereka. Dimana pangkalnya adalah cara pandang tentang Tauhid yang keliru.

Mungkin karena hal itu juga masyarakat Saudi Arabia lebih berhati-hati bila berkaitan dengan Tauhid. Bukan hanya cara mereka memperlakukan tempat-tempat suci bersejarah, bahkan cara memperlakukan nama Nabi Muhammad saw.

Baca juga;

Hot Stove League, Drama Korea yang Mengupas Konflik Dunia Olahraga Jadi Lebih Realistis. Berikut Keseruannya! 

Di masjid-masjid Indonesia, lazim ditemukan lafadz Allah dipasang sejajar dengan nama Nabi Muhammad saw. Lafadz Allah sebelah kanan, Nabi Muhammad saw. sebelah kiri.

Hal ini berbeda dengan masjid-masjid di Saudi Arabia. Lafadz Allah ditulis sendiri di tembok depan masjid. Bila ditulis bersandingan dengan lafadz lain, maka lafadz itu adalah "Akbar". Sehingga terbaca "Alllahu Akbar."

Bukan karena tidak menganggap Nabi Muhammad sebagai figur penting. Karena shalawat terhadap Nabi Muhammad saw. sudah menjadi ucapan keseharian. Hal itu sepertinya menunjukan kehati-hatian. Meski Nabi Muhammad saw adalah panutan, namun namanya jangan sampai disejajarkan dengan lafadz "Allah."

Baca juga;

Menulislah! Menulis Itu Tidak Hanya Melestarikan Ilmu Pengetahuan, Tapi Juga Cara Untuk Mengembangkan Diri 

Dalam sejarah Islam sendiri, sempat terjadi insiden yang hampir membuat salah seorang sahabat Nabi terpeleset memposisikan Nabi Muhammad saw. Saking dan cintanya sahabat terhadap Nabi Muhammad saw.

Ketika Nabi Muhammad saw., diwartakan meninggal dunia, Umar bin Khattab disebutkan sebagai orang yang tidak bisa menerima berita itu. Umar r.a. bahkan sempat mengancam bagi siapa saja yang mengatakan Nabi Muhammad saw meninggal. Umar r.a., denial bahwa Nabi. sudah meninggal. Saking cinta dan hormatnya.

Umar r.a dikabarkan baru bisa menerima kenyataan dan berhenti marah-marah ketika Abu Bakar datang dan menenangkannya. Abu Bakar mengingatkan Umar r.a bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Bukan Allah itu sendiri.

Baca juga;

The Mosque Next Door, Film yang Mengulas Peran Masjid Tertua di Australia Mengenalkan Islam, Begini Kisahnya!

Abu Bakar membacakan Surat Ali Imran ayat 144

"Wa maa Muhammadun Illa Rasulullah, qad halat min qablihi rasul." Muhammad itu tidak lain dari Rasulullah (Bukan Allah itu sendiri). Sebelumnya pun sudah diutus Rasul.

Setelah dibacakan ayat itu, Umar bin Khattab disebutkan tertunduk sambil tetap menangis. Sadar bahwa Nabi Muhammad itu bukan Allah, tapi tetap sulit menerima kenyataan bahwa beliau meninggal.

Baca juga;

Logika Matematika Antara Bilangan Binner dan Desimal, Refleksi Terhadap Pola Pemahaman Keagamaan Masyarakat

Hal lain yang juga sangat penting adalah bahwa di Saudi Arabia inilah banyak tempat-tempat suci dan bersejarah berkaitan dengan umat Islam. Karena disinilah Nabi Muhammad saw. dilahirkan, menjalani hidup dan meninggal.

Di Saudi Arabia bukan hanya ada makam-makam para sahabat yang dikenal suci, tapi makam Nabi Muhammad. Bila merujuk kebiasaan masyarakat Indonesia, maka daftar tempat-tempat suci itu akan bertambah bila dilihat dimanakah tempat Nabi menerima wahyu, tempat Nabi Muhammad lahir, tempat Nabi Muhammad pertama kali menyeru Islam, dan lain sebagainya.

Setidaknya hal itulah yang bisa terbaca mengenai sikap masyarakat Saudi Arabia berkaitan dengan tempat-tempat suci dan bersejarah.

Baca juga;

Religiusitas Dunia Sepakbola Dari Socrates ke Zakaria Aboulkhal, Sisi Lain yang Jarang Terungkap

Ada faktor teologis dimana Tauhid sebagai ajaran sentral. Ada juga pengalaman historis dimana kehidupan masyarakat rusak bukan karena invasi negara lain, tapi pertentangan antara kelompok. Serta terdegradasinya kehidupan masyarakat, kesemuanya selalu berkaitan dengan sikapnya terhadap tempat-tempat suci.

Faktor lainnya, adalah latar sosiologis. Dimana disinilah tempat berkumpulnya tempat-tempat suci umat Islam.

Riyadh 23 Februari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun