Bila paparan di ruang eksebisi ini dipandang sebagai pandangan masyarakat Saudi Arabia tentang Ka'bah, Tauhid dan kehidupan masyarakat, maka dari sini terlihat dua latar sikap masyarakat Saudi Arabia terkait tempat suci.
Latar teologis dimana Tauhid adalah konsep sentral kehidupan. Latar historis dimana masyarakat mengalami pengalaman praktis. Bahwa rusaknya kehidupan masyarakat, berikaitan erat dengan sikap keliru terhadap tempat suci. Dalam hal ini adalah Ka'bah.
Latar Teologis sudah dipahami umat Islam sedunia. Bahwa Tauhid adalah fondasi kehidupan seorang muslim dan syahadat adalah pembeda antara seseorang itu muslim atau bukan.
Baca juga;
Namun sepertinya latar historis masing-masing wilayah berbeda. Ada perbedaan pengalaman kehidupan masyarakat berkaitan dengan Tauhid bagi kehidupan masyarakat.
Hal ini terlihat dari elaborasi Tauhid oleh generasi muslim selanjutnya. Diantaranya adalah pada masa Ibnu Sina dan Al-Farabi yang hidup pada Abad ke-10, serta Muhammad Abduh yang hidup abad ke-19.
Meski berbeda pada beberapa hal, Al-Farabi dan Ibnu Sina mengajarkan bahwa Tuhan adalah sumber segala keberadaan. Semua di dunia berasal dari Tuhan dimana prosesnya terjadi secara emanasi. Asalnya adalah intelek aktif atau "God Development." terus menurun secara hirarkis. Dari level tertinggi ke level rendah hingga mencapa alam materi.
Baca juga;
Masjid di Saudi Arabia dan orang-orang kelebihan berat badan
Sebagaimana Ibnu Sina dan Al-Farabi yang menekankan pentingnya rasio dalam memahami Tauhid, Muhammad Abduh manambahkan pentingnya Tauhid sebagai dasar perlawanan terhadap kedzaliman.