Bila filsafat adalah berpikir yang dalam, setidaknya ada tiga cara filsafat ketika mendefinisikan agama.
Cara pertama adalah ketika filsafat merumuskan ideal-ideal sebuah agama. Menunjukan hal-hal yang seharusnya dan tidak seharusnya ada dalam agama.
Dalam cara ini, kita akan menemukan koreksi, bahkan juga mungkin refleksi bagi agama. Melalui filsafat, hal-hal lama yang terkubur dan kurang dieksplorasi dalam kehidupan manusia, diungkap kembali menjadi bahan renungan.
Sudah dipublikasikan sebelumnya di:
Umrah sebagai sebuah pengalaman keberagamaan
Pada titik inilah kita bisa memahami ungkapan bahwa tuhan sudah mati atau agama itu candu.
Bila ungkapan pertama mengingatkan bahwa keberagamaan jangan sampai menghilangkan daya progresif manusia, maka ungkapan kedua mengingatkan peran emansipatoris agama.
Sebagai sebuah koreksi, ada hal positif yang bisa digali dari kedua pandangan itu. Namun karena ada reduksionisme terhadap agama dan kehidupan, orang mesti cermat memandang dan menyikapinya.
Baca juga;;
Menonton Christiano Ronaldo di Riyadh
Karena bila kita tidak cermat, ada jebakan hilangnya keindahan hidup. Hidup akan menjadi kering karena dimensi beyond rationalisme atau alam immateri tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting.