Orang Indonesia yang mendengarnya, mungkin tertawa dengan logat-logat dan kesalahan pengucapan itu. Namun justru disanalah uniknya. Makin lucu, orang Indonesia yang mendengarnya makin senang. Sehingga berbelanja nya pun makin sambil tertawa-tawa.
Saya yang mendengar cara orang Arab berjualan serta orang Indonesia yang antusias berbelanja, hanya bisa senyum-senyum sendiri. Di pintu keluar, mau tidak mau saya kasih jempol sambil senyum ke orang Arab yang jaga toko.
"You are good seller. Inherited Mohammed's enterpreneur spirit. Good, good, good"
Ucapan yang dibalas dengan senyuman juga acungan jempol. Â
Kementrian Kebudayaan Saudi Arabia sepertinya sangat jeli ketika membangun Hira Cultural District. Mereka cermat memperhitungkan bila masyarakat Indonesia sebagai pengunjung yang sangat potensial.
Padahal bila kita cermati lebih jauh, Indonesia bukanlah negara yang mendapat kemudahan Visa Turis Saudi Arabia. MBS hanya memberikan kemudahan visa turis bagi dua negara di Asia Tenggara, yaitu Singapura dan Malaysia.
Bila orang Saudi Arabia kerap kesulitan membedakan antara orang Malaysia dan orang Indonesia bila dilihat dari wajah dan perawakan, konon orang Saudi Araba bisa membedakan keduanya dari cara belanja.
Orang Saudi Arabia sangat suka kedatangan orang Indonesia. Karena meski orang Indonesia suka menawar dan mengacak-acak barang dagangan, mereka akan tetap membeli. Minimalnya satu item barang. Karena pembeli Indonesia dikenal mempunyai rasa tidak enak.
Berbeda dengan Malaysia. Meski sudah lama menawar dan mengacak-ngacak barang dagangan, mereka tidak akan membeli bila barangny tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Meski satu item.