Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Newcastle United dan Klub Milik Orang Tajir Timur Tengah

13 November 2022   09:38 Diperbarui: 13 November 2022   17:00 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila dilihat dari asal kepemilikan, ada tiga klub Sepakbola besar Liga Eropa yang dimiliki orang tajir Timur Tengah. 

Paris Saint Germain (PSG) di Liga Prancis yang dimiliki Tamim bin Hammad Al Thani dari Qatar, Manchester City dari Liga Premier Inggris yang dimiliki Sheikh Mansour dari Uni Emirates Arab.

Newcastle United yang memasuki musim kompetisi 2022-2023 Liga Inggris sudah berada dalam kepemilikan Muhammad bin Salman (MBS). Salah satu putra Raja Salman yang sudah ditetapkan sebagai pewaris tahta kerajaan Arab Saudi.

Sementara bila diurutkan dari segi kekayaan pemilik klub, bisa dikatakan kalau PSG sebagai klub "termiskin" dan Newcastle United sebagai klub terkaya. 

PSG yang dimiliki Qatar Investment Sports yang sekarang dipimpin Nasser Al-Khelaifi "hanya" memiliki kekayaan 6.5 Milliar Pound atau Rp 125 Triliun. 

Dibawah Sheikh Mansour pemilik Manchester City, Wakil Perdana Mentri Uni Emirates Arab ini memiliki kekayaan sejumlah 23 Milliar Poundsterling atau sekitar Rp 144 Triliun. 

Jumlah keduanya ini jauh dibawah MBS pemilik Newcastle United. Sebagai gambaran kasar, Public Investmen Fund yang dimiliki MBS memiliki kekayaan sebesar 320 Milliar Pound, RP 6.199 Triliun atau lebih dari 3 kali lipat APBN Indonesia. Adapun kekayaan bersih milik MBS ditaksir sebesae 13 Miliar Poundsterling atau sekitar Rp 251 Triliun.

Hanya saja bila jumlah kekayaan dibandingkan dengan pengeluaran klub, angkanya justru terbalik. Newcastle yang lebih kaya terlihat lebih hemat dan PSG yang lebih miskin. Bahkan PSG justru terlihat lebih boros.

Misalkan saja dari sisi gaji. Diluar pernah melakukan Mega Transfer, klub dari Kota Prancis ini memiliki tiga pemain sepakbola dengan gaji termahal di dunia; Kylian Mbappe, Lionell Messi dan Neymar. 

Al-Khelaifi berani membayar gaji Mbappe sebesar 128 Juta Dollar, atau Rp 1.9 Triliun, Messi sebesar 120 Juta Dollar dan Neymar sebesar 87 Juta Dollar untuk satu tahun mus kompetisi. 

Bandingkanlah angka ini dengan Rafael Leao dan Ismael Bennacer yang dalam pembaharuan kontraknya dengan AC Milan masing-masing hanya meminta 7 Juta Dollar dan 4 Juta Dollar untuk satu musim kompetisi. 

Tapi AC Milan yang baru berganti kepemilikan, masih susah memutuskan seolah itu angka yang fantastis. Padahal Leao terbukti sebagai pemain depan produktif dan Bennacer adalah pemain jangkar yang menstabilkan lini tengah Milan. Keduanya adalah pemain penting ketika AC Milan meraih Scudetto pertama setelah 11 tahun puasa gelar.

Masih dilihat dari sisi gaji pemain, Manchester City berada dibawah PSG. Setelah sempat menjadi klub dengan skuad termahal, tetangga berisiknya Manchester United ini "hanya" memiliki 2 pemain yang masuk 10 pemain bergaji termahal di dunia. 

Erling Haaland yang bergaji 39 Juta Dollar dan Kevin de Bruyne dengan 20.8 Juta Poundterling permusim. Bila Haaland berada di peringkat ke-6 maka de Bruyne berada di peringkat ke-10 pemain bergajih termahal.

Hanya saja memasuki musim kompetisi 2021-2022, City mulai terlihat hemat dalam melakukan transfer pemain. 

Tidak seperti PSG, meski City mesti mengeluarkan uang 60 Juta Euro untuk menebus Erling Haaland dari Borrusia Dortmund, tim yang diasuh Pep Guardiola ini berhasil menutup pengeluaran besar ini dengan melepas Gabriel Jesus ke Arsenal dengan nilai 45 Juta Poundsterling atau sekitar Rp 818 miliar. 

Bila dilihat dan dibandingkan dari produktivitas gol serta usia, sejauh ini bisa dikatakan bila City tidak sia-sia membeli Haaland dan melego Gabriel Jesus.

Hal yang menarik terjadi dengan Newcastle United. Meski dimiliki salah orang terkaya di dunia, keterkejutan banyak orang dengan Newcastle bukan pada Mega transfer yang biasanya dilakukan klub-klub baru kaya, tapi justru pada transfer biasa-biasa saja.

Setelah dimiliki MBS, mungkin transfer pemain Newcastle United yang menyita perhatian adalah ketika mereka membeli Sven Botman dari Lille Prancis. 

Bek lulusan akademi Ajax Amsterdam ini dibandrol seharga 35 Juta Poundsterling. Hal itupun menyita perhatian karena Newcastle menyalip AC Milan yang sejak lama ingin membeli Botman untuk melapis lini belakang mereka.

Selain itu, berita yang mengemuka dari Newcastle justru bukan tentang transfer pemain, tapi tentang perombakan manajemen klub. 

Mantan klub Ashley Cole ini berhasil mengontrak Dan Ashworth menjadi Direktur Olahraga mereka. Mantan Direktur Teknis Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) mempunyai peran untuk membangun kerangka tim Newcastle ke depan. Perannya seperti Paolo Maldini di AC Milan yang dianggap sukses membuat kerangka tim Milan sehingga bisa kembali juara Liga.

Lainnya adalah penunjukan Darren Eales sebagai CEO nya. Mantan Presiden klub Atlanta United di Major League Soccer (MLS). 

Selain pernah bekerjasama dengan Ashworth di West Browich Albion, Eales dianggap orang yang berhasil menjadikan Atlanta United sebagai salah satu tim populer di MLS, memiliki nilai pasar paling tinggi dan keuntungan paling besar. Eales adalah peraih MLS Executive of the Year sebanyak dua kali juga periah Executive of the Year di World Football Summit 2019.

Lainnya, tidak ada transfer atau perpindahan pemain yang hingar bingar. Selain mengandalkan Botman untuk mengawal lini belakang, Newcastle yang sudah kaya masih memakai Miguel Almiron untuk sektor penyerangan. 

Padahal pada musim kompetisi sebelumnya, performa pemain Paraguay ini justru sangat mengecewakan. Dianggap sebagai pembelian pemain yang gagal. 

Jack Grealish yang pernah menjadi pemain dengan transfer termahal Liga Inggris, pernah mengingatkan mitra nya di City, Riyad Mahrez dengan cara mengejek Almiron. 

Menurut Grealish, Mahrez perlu mengembangkan dirinya karena dia sudah bermain seperti Almiron. Sementara pada musim kompetisi ini, Almiron sudah mencatatkan diri sebagai pemain terbaik di bulan Oktober, membukukan 8 Gol untuk Newcastle dan berada di urutan ke-4 top skor liga. 

Bahkan malam tadi ketika melawan Chelsea, Almiron berhasil memberikan umpan kepada Joseph Willock yang bukan hanya berhasil dikonversi menjadi gol spektakuler, tetapi juga menjadi gol satu-satunya di pertandingan itu. 

Sementara Mahrez dan Grealish yang sama-sama beroperasi di lini serang, sampai pekan ke-15 ini nama mereka belum masuk dalam 20 besar pencetak gol terbanyak.

Meski begitu, permainan Newcastle tidak bisa dianggap remeh. Setelah malam tadi mengalahkan klub besar Chelsea dengan skor 1-0, Newcastle berhasil menyodok posisi 3 besar klasemen di bawah Arsenal dan City dengan 30 poin. 

Mengungguli Hotspur yang berada dibawah nya satu trip dengan jumlah pertandingan yang sama. Juga mengungguli Manchester United yang sedang bergeliat dibawah kepemimpinan Erik Ten Hag yang dua strip berada dibawahnya. 

Newcastle berhasil mengalahkan Southampton, Aston Villa dan Brentford dengan skor telak masing-masing 4-1 dan 4-0 dan 5-1. 

Sementara klub besar seperti Spurs berhasil dikalahkan dengan skor tipis 2-1 dan Manches City yang sedang on fire dengan Haaland nya, berhasil ditahan dengan skor 3-3.

Namun yang mesti diperhatikan, ini baru pekan ke-15 Liga Inggris dari 38 pekan Liga. Hal lain lagi, ini baru tahun pertama kepemilikan MBS di Newcastle. Kita tidak tahu bagaimana pergerakan transfer Newcastle memasuki tahun kedua kepemilikan MBS. 

Karena bisa dikatakan bila perpindahan kepemilikan Newcastle ke MBS terjadi menjelang musim kompetisi Liga Inggris dimulai. Meski MBS sudah lama mengincar kepemilikan City. 

Ada banyak hal yang menghalangi MBS memiliki City lebih cepat. Diantaranya adalah penolakan beberapa pentolan Liga Inggris karena keterkaitan MBS dengan pelanggaran HAM berat. MBS dituding sebagai aktor utama terbunuhnya Jamal Kashogi. Jurnalis Saudi Arabia yang dikenal sebagai pengiritik keras kepemimpinan MBS.

Terlebih ketika memasuki musim kompetisi yang akan datang, Newcastle tidak hanya memiliki waktu yang lebih longgar untuk merencanakan transfer pemain, tetapi juga sudah memiliki Daren Ashworth yang bertanggung jawab menata kerangka tim dan memiliki Darren Eales yang bertanggung jawab menata manajemen klub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun