Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Dokumenter: "The Rise of Empire: Ottoman", Kerja Keras Menuntaskan Nubuwah

19 Juni 2022   06:54 Diperbarui: 19 Juni 2022   07:03 3785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini, sebelumnya juga sudah dipublikasikan penulis disini;

 "The Rise of Empire: Ottoman", Kerja Keras Mewujudkan Nubuwat 

"The Rise of Empire: Ottoman", adalah serial dokumenter Netflix pada Januari 2020. Terdiri dari 6 serial dimana masing-masing serial berdurasi sekitar 45 menit.

The Rise of Empire adalah cerita Sultan Mehmed II menaklukan Konstanstinopel, Turki sekarang, pada 29 Mei 1453. Penaklukan ini menjadi cerita epik dan bagian sejarah dunia. Selain menjadi pintu gerbang dominasi dunia Islam atas Eropa, Sultan Memed juga berhasil menaklukan kota yang menjadi lambang kemakmuran dan kedigdayaan Romawi yang hampir selama 1.100 tahun tidak ada yang sanggup menaklukannya. Riwayatnya menjadi lebih dramatis karena Sultan Memed II melakukan itu pada usia 21 tahun.

Namun sebelum membicarakan dokumenter ini, ada baiknya diungkap salah satu riwayat yang terjadi yang jauh ke belakang di tempat yang juga jauh dari Konstantinopel. Cerita 8 abad di sebuah kota yang mempunyai nama baru, Madinah.

Pada tahun 627 Masehi, Nabi Muhammad beserta sahabatnya sudah 6 tahun berada di Madinah. Tempat Nabi dan para sahabat hijrah dari Makkah karena menghadapi rongrongan dan kekerasan para pembesar Makkah.

Pada tahun ke-6 Hijrah itu, Nabi Muhammad menerima kabar bahwa ribuan tentara Makkah sudah berangkat untuk menghancurkan kota Madinah. Jumlah pasukan Makkah, berlipat-lipat melebihi jumlah pasukan Madinah.

Mendengar kabar tersebut, Nabi pun bermusyawarah dengan para sahabat. Merumuskan cara terbaik untuk menghalau serbuan Makkah.

Satu solusi disepakati. Bahwa cara terbaik menghadapi serbuan Makkah adalah menghadangnya diluar kota. Pertanyaanya, bagaimana caranya menghadapi pasukan yang jumlahnya jauh lebih besar tersebut.

Saat itu Salman Al-Farisi mengajukan usulan yang akan dikenang sampai sekarang. Salman yang lahir dan besar di Persia, mengusulkan untuk mengadopsi cara Persia ketika menghadapi musuh yang besar. Menurut Salman, cara paling efektif menghadapi serbuan pasukan Makkah yang datang dengan kekuatan sangat besar, adalah dengan membuat parit yang mengelilingi kota. Khandak, yang berarti Parit, kemudian menjadi nama perang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun