Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Crusades: an Arab Perspective

8 Februari 2022   13:06 Diperbarui: 8 Februari 2022   13:29 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun sebelum menonton lebih jauh dokumenter ini, hal paling menarik dari dokumenter ini ada pada judulnya. Terutama frasa "an Arab Perspective". 

"An Arab Perspective" pada judul dokumenter tidak hanya sudah memberikan batasan bagi para calon penonton, tetapi juga peringatan. Batasan bahwasannya apa yang diungkap dalam dokumenter ini adalah dalam perspektif orang Arab. Artinya, dokumenter ini mengakui ada perspektif lain yang bisa jadi berbeda dengan perspektif dalam dokumenter ini. 

Meskipun sejarawan yang menjadi narasumber dalam dokumenter ini tidak hanya dari dunia Arab, tetapi juga dari Eropa. Juga peringatan bagi para calon penonton bahwa dalam dokumenter ini bisa jadi ada pemihakan terhadap golongan tertentu.

Di era post-truth dimana manipulasi dan distorsi informasi kerap dianggap hal normal, frasa "An Arab Perspective" menjadi sangat bermakna. Al-Jazeera tidak membuat judul "The Truth About Crusades" yang menyiratkan klaim kebenaran mutlak. Atau hanya membuat judul "The Crusades" tanpa keterangan apapun sehingga tidak memberikan kesiapan bagi para calon penonton untuk memaknai dokumenter ini.

Bila dikatakan bahwa sejarah adalah peristiwa berulang dan saat ini orang sedang ramai membicarakan radikalisme beragama, maka ada hal menarik dari latar munculnya Perang Salib yang diungkap dokumenter ini.

Pada masa sebelum Perang Salib dimulai, Eropa betul-betul sedang menghadapi kehidupan yang suram. Secara politik sedang terjadi pertentangan antara kelompok Agamawan dan Aristokrat Borjuis tentang siapakah yang paling berkuasa diantara mereka. Sementara di kalangan Borjuis yang populasinya hanya 1% dibanding masyarakat kebanyakan pun terjadi konflik. Penyebabnya adalah ketidakpuasan pembagiaan wilayah kekuasaan.

Adapun masyarakat bawah yang kehidupannya bergantung kepada pertanian, dihadapkan kepada kemarau panjang. Penderitaan masyarakat bawah bertambah ketika konflik elite borjuis juga berimbas kepada kehidupan mereka. Para borjuis yang merasa tidak puas dengan pembagian kue ekonomi antar mereka, lalu turun langsung ke masyarakat untuk merampok. Penjarahan dan kekerasan terhadap perempuan oleh para borjuis pun menjadi umum.

Pada saat yang sama orang Eropa Kristen yang kerap berziarah ke Jerusallem untuk mengenang peristiwa disalibnya Yesus, melihat kehidupan yang kontras. Meskipun Jerusallem diisi oleh tiga penganut Agama berbeda, kehidupan berjalan rukun dan damai. Begitu juga dengan kehidupan ekonomi. Penguasaan Sains yang memungkinkan pengaturan irigasi yang benar, memungkinkan orang Arab di Timur menata aktivitas pertanian dan peternakan sehingga membuahkan hasil optimal. Gambaran ini diperteguh dengan novel "Seribu Satu Malam" yang menggambarkan betapa maju dan makmurnya Timur.

Sampai pada suatu ketika Paus Paulus II mendapat surat permohonan bantuan dari kaisar Byzantium di Konstantinopel yang terancam karena ekspansi tentara Islam Bani Saljuk. Paus Paulus II pun terpikir untuk melakukan invasi ke Timur. Paus sepertinya ingin membawa kehidupan umatnya ke keadaan yang lebih baik di Timur. Lalu Paus pun memutuskan untuk mengumpulkan masyarakat dan berceramah pentingnya menguasai Jerusallem sebagai tanah suci milik umat Kristen.

Menurut dokumenter ini, ketika Paus Paulus berpidato mengumpulkan rakyatnya, Paus Paulus tidak menyinggung nama Muslim atau Islam sebagai penguasa Jerusallem. Paus menyebutkan bahwa Jerusallem dikuasai para kaum kafir, kaum penyembah berhala dan orang yang tidak percaya Tuhan. 

Merebutnya kembali adalah tugas suci yang akan dibalas dengan pengampunan Tuhan. Jadi bisa dikatakan Paus Paulus tidak sedang mengobarkan semangat anti Islam atau Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun