Anti Vaksin dan Etika Komunikasi Scholar Menurut Quran
Karena Vaksin Covid-19 adalah produk sains, maka dipastikan Vaksin Covid-19 berkaitan erat dengan Matematika. Kita akan mudah menemukan metode dan istilah Matematika dalam vaksin. Seperti perbedaan antara vaksin booster memakai Pfizer dan Astrazeneca.Â
Bila booster Pfizer hanya 0.15 ml, maka booster dengan Astrazeneca adalah 0.25ml. Karena vaksinasi booster hanya mensyaratkan dosis setengahnya dari total dosis tiap vaksin. Sementara total dosis Pfizer adalah 0.3 ml adapun Astrazeneca adalah 0.5 Ml.
Namun yang pasti adalah karena Matematika sendiri adalah dasar sains. Tidak ada sains yang tidak berkaitan dengan Matematika. Fisikawan boleh jumawa mengatakan bahwa Fisika itu "The Rolls-Royce of Science" atau setinggi-tinggi dan seutamanya sains. Tetapi dasar Fisika adalah Matematika.
Seperti gambaran orang, Matematika adalah ilmu pasti, hitam putih atau oposisi binner (berlawanan). Pertambahan antara angka 2 dengan angka 2, pasti menghasilkan angka 4. Bukan angka lain. Bila hasil sebuah proses aritmetika dinyatakan benar, berarti dia tidak salah.Â
Begitu juga sebaliknya. Angka-angka dalam mesin komputer bisa menjadi gambaran Matematika sebagai sesuatu yang binner dan rigid. Dalam dunia komputasi, angka yang berlaku hanya 0 dan 1. Bila tidak 0, maka 1. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang lain.
Hanya saja ketika berkaitan dengan kehidupan manusia, Matematika berubah. Meski tetap memakai angka, Matematika tidak lagi hitam putih tapi penuh dengan gradasi.Â
Bila dalam dunia komputasi istilah yang muncul adalah "Binner" atau berlawanan, maka dalam kehidupan manusia istilah yang muncul adalah "Probability" atau kemungkinan terjadi. Sebuah istilah yang menyiratkan ketidakpastian.
Seperti juga dalam "Binner" angka utama dalam "Probability" adalah 0 dan 1. Bila angka 0 berarti sesuatu yang tidak terjadi, angka 1 adalah sesuatu yang terjadi. Namun berbeda dengan "Binner", dalam "Probability" dibelakang angka 0 selalu ada koma (,) yang mengiringi.Â
Lalu di belakang koma masih terdapat deretan angka yang kadang bisa berjumlah belasan digit. Karena banyaknya digit di belakang koma, beberapa soal Matematika kerap meminta jawaban yang sudah dibulatkan. Seperti permintaan untuk "round to the nearest hundredth", "round to the nearest tenth".Â