Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Two Popes

14 Februari 2021   08:52 Diperbarui: 14 Februari 2021   09:05 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Benediktus bukan hanya menghadiahi album Abbey Road nya The Beatles, tapi berkali-kali Kardinal Bergoglio mengajukan pengunduran diri ke Paus Benediktus, namun sang Paus tidak pernah mengabulkan. Bahkan ketika Paus Benediktus hendak mengundurkan diri, sang Paus berharap dan meminta bahwa Bergoglio lah yang kelak akan menjadi penggantinya. Harapan dan permintaan yang pada akhirnya terjadi.

Namun diluar figur kedua orang pemimpin spiritual umat Kristiani yang berbeda tetapi saling menghargai satu sama lain ini, Two Popes juga menggambarkan problem pelik yang dihadapi Vatikan. Problem pelik yang bila kita pelajari lebih seksama, itu bukan hanya problem pelik institusi keagamaan umat Kristiani, tetapi juga institusi keagamaan lain seperti Islam atau Yahudi.

Misalnya saja ketika Fernando Meirelles menggambarkan gugatan Paus Benediktus terhadap relativisme yang selama ini menyerang Gereja. Maka sejatinya hal serupa juga yang dialami institusi keagamaan lain seperti Islam atau Yahudi. Agama yang basisnya adalah kepercayaan, berhadapan dengan modernisme yang basisnya adalah kritisisme.

 Agama yang memperkenalkan kemutlakan, berhadapan dengan post-modernisme yang mengintrodusir relativisme. Akhir-akhir ini Agama juga menghadapi gugatan dari New Atheisme seperti Richard Dawkins yang berdasar epistemologi sains, mempertanyakan keabsahan adanya Tuhan.  

Agamawan mungkin sudah mempunyai jawaban atas gugatan-gugatan diatas. Namun yang dibutuhkan bukan hanya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas, namun juga cara menjawab yang tepat atas gugatan-gugatan diatas. Agamawan tidak bisa lagi memberikan jawaban yang sifatnya dogmatis ala abad pertengahan atas pertanyaan-pertanyaan kritis diatas. Karena yang dihadapi adalah pertanyaan serius dari para pemikir terkemuka. Bukan celetukan-celetukan tanpa makna.

Dalam konteks berbeda, mungkin tantangan yang dihadapi agamawan sekarang mirip dengan tantangan yang dihadapi umat Islam abad pertengahan. Ketika para Agamawan dihadapkan pertanyaan kritis para filsuf seperti Ibn Sina dan Ibnu Rusyd. Namun Imam Ghazali berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis para filsuf tersebut. 

Imam Ghazali tidak menjawab pertanyaan para filsuf secara dogmatis, tapi mengambil cara berpikir filsuf itu sendiri untuk menjawabnya. Cara Al-Ghazali menjawab bukan hanya menjadikan semuanya menjadi lebih jelas difahami, tetapi juga menyehatkan tradisi perdebatan. Meskip selepas Al-Ghazali, umat Islam dianggap mandeg dalam aspek perkembangan dinamika pemikiran.

Two Popes juga menggambarkan dilema yang dihadapi Agamawan ketika berhadapan dengan kekuasaan dan problem real masyarakat. Ketika berhadapan dengan perkembangan masyarakat terkini, Kardinal Bergoglio dengan jernih dan gamblang mengingatkan bahwa Agamawan mesti melihat ketimpangan ekonomi dan ekonomi yang sangat eksploitatif terhadap masyarakat miskin, sebagai masalah pelik yang harus terus dibicarakan supaya diselesaikan. Karena cara pandang inilah kemudian Kardinal Bergoglio yang sedang mengalami pengasingan, dilirik kembali oleh Vatikan.

Namun bagaimana seharusnya Agamawan ketika berhadapan dengan tirani?Apa sikap yang harus diambil Agamawan ketika menghadapi kekuasaan yang menindas masyarakat yang note bene adalah umatnya sendiri?Apakah diam-diam saja, membiarkan, menentang secara spartan atau berkompromi?

Pada diri Kardinal Bergoglio, Meirelles mengambarkan sikap kompromi seorang Agamawan. Karena tirani begitu berkuasa, Bergoglio terpaksa memutuskan untuk berkompromi. Sesuatu yang dikemudian hari tidak pernah bisa dia lupakan bahkan tangisi dan sesali. Meskipun Kardinal Bergoglio melakukan itu bukan untuk kepentingan pribadi tapi kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Mungkin scene yang menarik dari Two Popes ini adalah ketika Paus Benediktus yang sudah mundur memimpin Vatikan, menonton final Piala Dunia 2014 antara Jerman lawan Argentina bersama Kardinal Bergoglio yang sudah diangkat menjadi pemimpin Vatikan. Paus Benediktus yang berasal dari Jerman, tentunya mendukung Mesut Ozil dan teman-teman yang pada waktu itu keluar menjadi Juara. Sementara Kardinal Bergoglio, menjadi pendukung Lionel Messi dan teman-teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun