Secara luasan, Belanda adalah adalah negeri dimana 50% tanahnya berada di bawah permukaan laut. Sisanya, terlalu sempit untuk dihuni penduduk yang terus bertambah.Â
Untuk menyiasati kondisi ini, maka negeri ini terus menerus melakukan reklamasi untuk memperluas daratan. Selain itu, Belanda juga memperketat mempunyai disiplin sangat ketat dalam pengaturan tanah dan peruntuannya. Kanal, selokan air, bendungan kecil dan besar, harus ditata dengan rapi. Belanda adalah negeri paling padat dalam ukuran per meter persegi, dan pengaturan tanahnya adalah yang paling teratur.
Karena itu secara intrinsik orang Belanda dikenal sebagai orang yang memiliki spatial neurotic, tergila-gila oleh ruang dan pemanfaatannya. Karena keberadaan bangsa ini bergantung dari cara mereka merawat tanah yang tidak seberapa luasnya.
Namun seberapapun besarnya upaya pembenahan fisik yang dilakukan, tidak pernah bisa memfasilitasi kebutuhan ruang luas bagi orang Belanda. Perlu ada upaya lain untuk menjadikan tanah Belanda sebagai tempat yang terasa nyaman dan luas. Disinilah kemudian orang Belanda membangun daya khayal di benak untuk melihat ruang yang sempit terlihat lebih luas. Jadi selain ada pembenahan fisik tanah, orang Belanda pun membangun daya khayal akan ruang di negerinya.
Karena orang Belanda juga membangun ruang imaginasi tentang ruang, tata kota di negeri ini mempunyai perbedaan signifikan dibanding negara-negara Eropa lainnya. Meski negerinya sempit, tapi tata kotanya dibuat sedemikian rapi sehingga terasa longgar.Â
Tata kota di Belanda dianggap yang paling kompak di dunia. Bangunan-bangunannya inovatif, tidak umum, tidak normal tapi terkesan longgar dan luas. Karena semua ketidak normalan itu dibentuk sebagai upaya menciptakan ruang tambahan di alam imajinasi orang Belanda.
Karena pentingnya memanfaatkan ruang inilah di tahun 1970-an ada gerakan sosial bernama Total. Sebuah gerakan memahami kehidupan perkotaan secara menyeluruh dengan mengatur urbanisasi, lingkungan, dan pemanfaatan energi dalam satu totalitas. Dilakukan supaya semua ruang yang tersedia di Belanda bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Obsesi masyarakat Belanda untuk menciptaka ruang yang longgar bukan hanya terjadi dalam dunia arsiterktur, tapi juga dalam normal sosial. Dibanding negara Eropa lainnya, Belanda dikenal sebagai negeri dengan norma sosial paling longgar. Ketika di negara Eropa lainnya orang mesti sembunyi-sembunyi untuk bisa menghisap ganja dan mariyuana, di Belanda orang bisa menghisapnya di pusat kota, Vondel Park.
Obsesi menciptakan ruang yang longgar ini juga menjalar ke Sepakbola. Permainan Sepakbola Belanda adalah permainan memanfaatkan dan mengeksploitasi ruang sedemikian rupa.
Ukuran lapangan sepakbola dimana-mana semuanya sama. Tapi orang Belanda terbiasa membangun ruang luas abstrak di kepala. Membesar dan mengecilnya ruang bukan hanya tergantung pada ukuran di alam nyata, tapi dari cara mengeksploitasinya. Disinilah total football sebagai sebuah permainan memanfaatkan ruang muncul.
Ketika lawan menguasai Bola, ruang harus dibuat sempit. Caranya adalah dua sampai tiga pemain terdekat harus mendekat untuk menekan kepada lawan yang menguasai bola. Tidak perduli apakah dia itu pemain penyerang atau bertahan. Sehingga bagi lawan, ruang terasa sempit. Tekanan harus diberikan secepat mngkin bahkan ketika Bola nya masih bergulir di jantung pertahanan.Â