Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Influencer Itu Opinion Leader?

5 September 2020   06:54 Diperbarui: 10 Februari 2021   07:38 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (shutterstock via kompas.com)

Sementara Elihu Katz, partner-nya dalam merumuskan teori Two-steps Flow Communication adalah sosiolog yang juga guru besar komunikasi dari Annenberg School for Communication dari Pennsylvania University.

Ketika membicarakan teori Two-steps Flow Communication, Ruben dan Stewart dalam "Communication and Human Behavior" mengatakan bahwa ada banyak orang yang mengambil keputusan tidak berdasar informasi media. Mereka mengambil keputusan terhadap sesuatu berdasar orang berpengaruh yang ada di sekeliling mereka.

Suami atau istri dipengaruhi oleh pasangan mereka, anggota sebuah klub dipengaruhi oleh anggota klub lain, pegawai dipengaruhi koleganya atau anak-anak dipengaruhi orang tua mereka. Dari pola inilah kemudian lahir konsep opinion leader.

Menurut Ruben "Their research also indicated that some people were consistently more influential than others, leading them to conclude that 'Ideas often seems to flow from radio ad print to opinion leaders and from them to the less active sections of the population'".

Temuan Katz dan Lazarsfeld ini berpengaruh sangat panjang dan mengkaitkan kesinambungan antara komunikasi massa dan komunikasi langsung secara tatap muka.

Karenanya opinion leader bukanlah orang yang aktif menyampaikan informasi dan melalui komunikasi massa. Namun dia adalah orang yang menyaring informasi dari media kemudian menyampaikannya ke khalayak sekeliling mereka. Mereka adalah pencerna informasi media, untuk disampaikan kembali ke masyarakat.

Dari segi urutan waktu, komunikasi dua langkah ini juga adalah revisi dari pola komunikasi satu langkah yang berlaku sebelumnya. Dalam komunikasi satu langkah, media adalah institusi yang berperan besar mempengaruhi masyarakat. Apa yang disampaikan media, itulah yang diikuti masyarakat.

Pada masa Orde Baru, di antara pemanfaatan opinion leader untuk kebijakan publik terlihat ketika Menristek BJ. Habibie menyosialisasikan rencana pembangunan Jembatan Suramadu.

Meski pemerintah sudah mengontrol media, tetapi supaya rencana pembangunan ini diterima masyarakat, BJ. Habibie masih harus berkomunikasi secara tatap muka dengan para kyai dan ulama di Madura karena merekalah yang menjadi opinion leader masyarakat Madura. Kepada merekalah masyarakat Madura merujuk apakah kebijakan ini mereka terima atau tidak. Bukan kepada media.

Dari sinilah terlihat bahwa influencer bukanlah opinion leader. Sebab opinion leader adalah orang yang bergaul erat dengan masyarakat secara langsung. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai keterikatan sosiologis dan psikologis dengan masyarakat sehingga segala opininya diikuti. Ada komunikasi manusiawi yang dipraktikkan para opinion leader.

Berbeda dengan influencer yang berinteraksi dengan follower-nya melalui akun media sosial di hadapan komputer dengan berpatokan pada angka dan statistik. Mereka bukan penyaring informasi seperti opinion leader tapi justru penyampai informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun