Pertama, tidak seperti yang dibayangkan orang kebanyakan, bahwa proses menulis sebuah novel itu bukan hal yang mudah. Ada proses panjang dari lahirnya sebuah novel. Kemampuan mentransformasi ide dalam kata-kata, hanyalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang novelist.Â
Selain itu, dia juga mesti melakukan riset yang mendalam tentang subjek yang dia tulis. Karenanya ketika kita membaca dan menonton Perfume, kita tidak hanya sedang menyimak perjalanan hidup seorang Grenouille, tapi juga situasi sosial budaya Prancis pada abad 18.
Kedua, kisah hidup Grenouille yang serba kusam dan muram, dengan takdir nasib buruk dan aura jahat yang mengelilingnya, seperti menggambarkan pandangan hidup yang serba buram dan muram melihat hidup. Suskind seperti melihat kehidupan manusia seolah seburam Grenouille yang hanya membawa kemalangan bagi dirinya, tapi juga kemalangan bagi orang lain.
Apakah deskripsi kehidupan Grenouille merupakan pandangan hidup pesimistis yang dianut sebagian kalangan di Eropa sana, tentunya menjadi bahan menarik untuk dilihat lebih lanjut. Karena dalam banyak hal, media dan karya sastra kerap menjadi pantulan kehidupan sosial budaya masyarakat yang melingkupinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H