Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Perfume: The Story of A Murderer"

3 Mei 2020   11:30 Diperbarui: 3 Mei 2020   17:17 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena novel ini bercerita tentang Grenouille yang hidup di Prancis pada abad 18, maka otomatis Novel ini juga menceritakan Prancis pada abad 18. Seperti Prancis dengan jalan-jalannya yang becek dan kotor, sistem perbudakan dalam kehidupan masyarakat Prancis, para borjouis yang berjalan kesana kemari sambil menutup hidung.

Secara umum film Perfume ; The Story of Murderer adalah seperti yang diungkapkan diatas. Karena film yang disutradarai Tom tywer dan dibintangi Ben Whishaw sebagai Jean-Baptiste Grenouille serta Dustin Hoffman sebagai Giuseppe Baldini, seorang peracik parfum yang sempat menjadi tuan Grenouille dan mengajarkannya cara-cara mengekstraksi bau, diadaptasi dari novel diatas.

Menurut Wikipedia, proses pembuatan film ini dimulai pada tahun 2000 dengan lebih dahulu membeli hak cipta nya dari Suskind. Lokasi syuting film ini adalah di Jerman, Spanyol dan Prancis. Dengan alokasi dana 60 Juta dollar Amerika, film ini telah menjadi salah satu film termahal Jerman. 

Namun film yang dirilis pertama kali pada 14 September 2006 ini, telah berhasil meraih pendapatan lebih dari dua kali lipatnya atau sekitar 135 Juta Dollar Amerika. Dimana 53 Juta Dollar Amerika diantaranya didapat di Jerman.  

Namun sebagaimana film yang menjadi adaptasi dari sebuah novel, selalu ada reduksi dari cerita yang disampaikan di novelnya. Visualisasi novel Das Parfume ini jelas akan membuat orang lebih memperhatikan figur Grenouille sendiri. 

Imajinasi kita tentang kehidupan sosial budaya Prancis pada abad 18 serta proses pembuatan parfume yang dipaparkan Suskind, mau tidak mau akan tertutup oleh perjalanan hidup seorang Grenouille.

Dalam konteks Indonesia, bila kita menonton atau membaca Perfume; The Story of Murderer, maka mau tidak mau kita akan ingat pada novel nya Dewi Lestari yang terakhir, Aroma Karsa. 

Tidak berbeda dengan novel Suskind, dalam Aroma Karsa, novelist Dewi Lestari bukan hanya bercerita tentang perusahaan parfume dan proses pembuatan sebuah parfume, tapi juga mempunyai dua tokoh utama seperti Grenouille yang sangat peka terhadap bau-bauan. Jati Wesi yang dijuluki sebagai si hidung tikus, dan Tanaya Suma anak angkat konglomerat pengusaha parfum.

Namun untuk mengatakan bahwa Aroma Karsa nya Dewi Lestari adalah jiplakan dari "Das Parfum", pastinya tidak. Karena selain motivasi awal serta setting sosial budayanya berbeda, Dewi Lestari juga terbuka menuliskan bahwa dalam proses kreatif penulisan Aroma Karsa, dia memang membaca novel Suskind tersebut. 

Film dan Novel ini adalah bagian dari riset Aroma Karsa nya Dewi Lestari. Selain riset dia tentang proses pembuatan parfume di Singapura, situasi dan kondisi di Bantar Gebang, juga Gunung Lawu dengan segala mitologi dan legenda yang mengelilinya.

Kembali lagi ke film Perfume. Bila menonton Perfume, pastinya sambil membayangkan membaca novel ini, setidaknya ada dua hal yang menarik untuk diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun