Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola dan Ancaman Banjir

8 Januari 2020   13:56 Diperbarui: 11 Januari 2020   19:26 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Italia pun tentunya mengerti. Butuh koreksi terhadap Catenacio. Conte, Prandeli, atau Allegri adalah Italiano terkini yang tidak hanya memperhatikan sisi pertahanan tim, tetapi juga sisi penyerangan. 

Sebelumnya pada era 90-an, ada Arrigo Sachi pelatih AC Milan. Sacchi bukan hanya pelatih yang menemukan kecemerlangan Franco Baresi sebagai Libero, tetapi juga mentransfer trio Van Basten, Gullit dan Rijkard dari Belanda. Negeri Sepakbola yang dikenal konsisten menerapkan Sepakbola menyerang, Total Footbal.

Berkaitan dengan Total Football, ini juga menarik. Bila Catenacio dikenal sepakbola bertahan dan "Negative Football" maka Total Football adalah sepakbola menyerang dan "Positive Football" Total Football Belanda seperti anti thesa Catenacio Italia. Final Piala Champion 1972 menjadi pembuktian. Inter Milan yang sedang berjaya, dihajar 2 gol tanpa balas oleh Ajax Amsterdam dan media di Eropa menyebutnya sebagai The Death of Catenacio.

Fleksibilitas pertukaran posisi pemain adalah kekuatan Total Football. Semua pemain mesti bertukar posisi secara konstan (permutasi pemain) sambil menekan pemain lawan ketika mereka mengusai bola. Posisi pemain hanyalah sementara dan dia akan berubah sesuai kebutuhan. Karenanya setiap pemain bukan hanya dituntut nyaman bermain di setiap posisi, tetapi juga bisa bermain di semua posisi. 

Total Football mensyarakat pemain yang memiliki fisik prima karena mesti tampil konstant selama selama 90 menit. Johan Cruyff menggambarkan filosofi Total Football dalam ucapannya "Playing football is very simple, but playing simple football is the hardest thing there is".

Barry Hulshoff, Defender Ajax, menceritakan cara kerja mereka ketika menjadi juara Champhions tahun 1971, 1972, dan 1973. Menurut Hulshoff, sepanjang waktu mereka berdiskusi tentang ruang. 

Johan Cruyff, selalu berbicara tentang kemana pemain harus berlari, dimana pemain harus berdiri, dan kapan pemain harus diam dan tidak bergerak pindah. "Semua tentang menciptakan ruang, mengisi ruang tercipta, dan mengorganisir arsitektur ruang yang terbangun". Begitu kata Hulshoff.

Sebagaimana Catenacio yang dianggap sudah dipraktekan orang Swiss, begitu juga dengan Total Football. Pola ini dianggap banyak kalangan sudah diperkenalkan sebelumnya oleh The Wunderteam Australia tahun 1930-an juga timnas Hongaria dengan kapten legendarisnya Ferenc Puskas tahun 1950an. Adalah Jack Reynold, pelatih Ajax 1915 -- 1947, yang mengamati sistem ini dan memolesnya menjadi taktik tim asuhannya. Rinus Michels, yang dianggap sebagai Bapak Total Football, adalah pemain Ajax yang berada dalam asuhan Reynolds.

Mesti begitu, Total Football tetap dianggap milik Belanda. Melalui pola ini Ajax mencetak rekor selalu menang dalam 46 pertandingan sepanjang1971-1973 dan meraih 5 titel juara baik tingkat Belanda, Eropa maupun dunia. Pertanyaannya, kenapa permutasi pemain, konsep dasar Total Football, menjadi begitu mudah dimainkan orang Belanda?

David Winner, orang Inggris yang tergila-gila Sepakbola Belanda, menguraikan hal ini dalam bukunya : "Brilliant Orange: The Neurotic Genius of Dutch Soccer" yang diterbitkan pertama kali tahun 2000. David Winner mengurai dimensi sosial budaya kenapa pola permainan ini bisa menjadi pegangan orang Belanda.

Mungkin sebelum memahami uraian Winner, kita mesti mendudukan terlebih dahulu konsep objektif dan subjektif. Bila dalam masyarakat yang mempunyai mobilitas tinggi dikenal istilah "Jarak" dan "Jauh", maka dalam kategorisasi objektif dan subjektif, jarak adalah sesuatu yang objektif. Karena ukurannya jelas. Bisa 10 KM, 20 KM dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun