Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perihal Kopi dan Teh yang Perlu Kamu Tahu

4 Januari 2019   23:40 Diperbarui: 9 Januari 2019   19:34 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (lifeadvancer.com)

Mungkin karena teh sudah menjadi bagian kebudayaan dan kehidupan sosial, maka akan kita temukan berbagai macam kebiasaan orang ketika meminum teh. Di Tegal dikenal tradisi minum Teh Poci, di Garut ada tradisi "nyaneut", di Padang ada Teh Talua atau Teh Telur sementara di Solo ada Teh Nasgitel.

Cara khas meminum teh juga terjadi diluar negeri. Orang Belanda meminum teh sebelum makan siang antara pukul 10-11 dan setelah makan malam antara pukul 7-8. Di Irak, sebelum negeri ini hancur dibombardir Amerika, setiap keluarga selalu menyempatkan diri berkumpul pada sore hari untuk menikmati teh. Mereka duduk melingkar dan mengobrol akrab di ruang tamu sambil menungu teh disajikan.    

Mungkin yang menarik bagi saya adalah tradisi minum teh di Inggris khususnya. Istilah "Afternoon Tea" atau "Tea Time" menjadi penanda bahwa meminum teh sudah menjadi bagian kehidupan. 

Teh adalah minuman para bangsawan. Raja dan Ratu Inggris, juga Eropa, meminum teh di sore hari. Selain untuk berbincang santai, sore hari adalah waktu yang tepat mengisi perut yang kosong sambil menunggu datangnya waktu makan malam.

Sambil meminum teh, mereka membicarakan kondisi tanah jajahan. Mereka tidak hanya memikirkan kebijakan baru apa saja yang mesti dibuat, tetapi juga kerjasama antar penjajah atau mencari tanah jajahan baru.

Mungkin, sekali lagi ini mungkin yah bukan sungguhan, ketika minum teh di sore hari inilah Ratu Inggris dan Belanda membicarakan Indonesia. Mereka mengkavling-kavling tanah jajahan dan berjanji tidak saling mengganggu. Sambil minum teh, sore itu mereka sedang mengatur-ngatur dunia.  

Karena mereka sangat menyukai teh, maka kavling pun disesuaikan dengan kebutuhan itu. Bila Belanda mengusai Indonesia karena ditempat ini ada wilayah yang sangat potensial ditanami teh, maka begitu juga Inggris menguasai Himalaya karena disana juga ada wilayah yang kondusif untuk mengembangkan kebun Teh.

Karenanya kalau Inggris mengusai Kebun Teh Darjeling di Kaki Himalaya, maka Belanda membangun kebun teh di Kaki Gunung Kerinci Jambi. Keduanya adalah perkebunan Teh di dataran paling tinggi, paling tua dan paling luas di dunia.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Lalu apa yang sedang diperbuat lelaki yang sampai menjelang malam masih berada di depan laptop ditemani Tea Pot yang isinya hampir habis?

Pastinya dia tidak sedang berdzikir layaknya para sufi atau biarawan. Karena yang diminum adalah teh bukan kopi. Meski dia sedang meminum teh, dia juga tidak sedang mengatur dunia. Karena dia bukan penguasa dunia. 

Namun yang pasti dia sedang diatur penguasa dunia. Karena masih berkutat dengan pekeraan sampai larut malam dan kadang di sekelebatan waktu uang sering menjadi motif orang bekerja, bukan hasrat berkarya apalagi karena ibadah. Sementara uang adalah penguasa dunia sekarang ini heuheu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun