Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perihal Kopi dan Teh yang Perlu Kamu Tahu

4 Januari 2019   23:40 Diperbarui: 9 Januari 2019   19:34 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (lifeadvancer.com)

Dari bahasa Arab istilah "qahwa" diadaptasi ke dalam bahasa lainnya seperti Turki "kahve", Belanda "koffie", Perancis "caf", Italia "caff", Inggris "coffee", bahasa Cina "kia-fey", bahasa Jepang "kehi", dan bahasa melayu "kawa".

Penyebaran kopi ini memang tidak bisa dilepaskan dari orang Arab. Pada masa itu orang Arab sedang melakukan ekspansi ke mana-mana termasuk ke Eropa. Mereka ke mana-mana membawa kopi karena menyegarkan dan menguatkan. Sekaligus sebagai ganti miras yang tidak diperbolehkan oleh agamanya.

Ketika Eropa menguasai dunia. Di antaranya ke Indonesia melalui penjajah Belanda. Kebetulan kopi adalah tanaman yang tidak cocok ditanam di Eropa sementara orang Eropa sangat menyukainya.

Meski ada beberapa kesamaan, teh mempunyai kisah berbeda dengan kopi.

Seperti juga kopi, konon teh ditemukan secara tidak disengaja. Awalnya adalah seorang raja China bernama Shen Nung (2737 SM) sedang melakukan perjalanan melalui hutan. 

Ketika ia melepas lelah sambil merebus air, secara tidak sengaja beberapa helai daun jatuh dan masuk kedalam air yang mendidih. Saat raja menghirup larutan daun tadi, ia merasakan aroma minuman itu sangat menyegarkan. Ketika diminum, ternyata dapat memulihkan kesegaran. Karena keistimewaan ini, raja menganggap seduhan teh ini sebagai "kiriman dari surga"

Cerita yang tidak jauh berbeda, datang dari India. Seorang biarawan Bodhidharma setelah bertapa selama 7 tahun, beliau sangat letih. Dalam keadaan letih tak terkira, beliau lalu mengunyah beberapa daun yang tumbuh di sekitar dia berada. Ternyata setelah dikunyah, dia merasa segar kembali.

Teh sendiri memang tidak bisa dilepaskan dari peran orang China. Kata teh misalnya, disinyalir berasal dari China. Bahasa Kantonis di Guangzhou dan Hongkong menyebutnya sebagai "cha". 

Bahasa inilah yang kemudian juga dipakai orang Jepang menjadi Cha No Yu untuk menunjuk sebuah tradisi minum teh di negeri sakura tersebut. Sementara itu orang Hokkien asal Xiamine menyebutnya dengan "Te". Kata inilah yang kemudian banyak menyebar ke seluruh dunia. Orang Portugis menyebutnya "Tee", orang Belanda menyebutnya "Thee" orang Inggris menyebutnya "Tea" dan orang Indonesia menyebutnya "Teh".

Seperti juga kopi, teh menyebar ke seluruh dunia karena perdagangan internasional dan kolonialisme. Seperti penyebaran tanaman teh ke Indonesia yang diperkenalkan oleh penjajah Belanda. Ini terlihat dengan dibukanya pabrik Teh Kayu Aro tahun 1925 di Kerinci Jambi.

Kayu Aro di kaki gunung Kerinci Jambi adalah teh terluas dan tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki gunung Himalaya. Juga bisa dilihat dari inisiatif Belanda yang membuat perkebunan teh di Jawa Barat seperti di Rancabali, Malabar, Kertamanah, Sukawana. Jawa Barat dikenal sebagai Provinsi yang paling banyak memiliki perkebunan Teh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun