Mohon tunggu...
Deliana Donata
Deliana Donata Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student at the Law Faculty of Atma Jaya Catholic University Indonesia

Traveling, Reading

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehidupan Anak-Anak Panti Asuhan Tanjung Barat, Jakarta Selatan

1 Februari 2024   16:44 Diperbarui: 2 Februari 2024   11:22 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung makna bahwa hakekat manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakekat manusia harus adil dalam hubungan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan yang Maha Esa 


Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada dasarnya  memberikan pemahaman tentang nilai manusia sebagai mahluk sosial. Pengimplementasian nilai-nilai kemanusia yang adil dan beradab bisa menjadi dasar pedomanhidup dalam berperilaku sehari-hari.Melakukan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab berdasarkan norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat sehingga pelaksanaan nilai-nilai tersebut tidak menyimpang dari makna yang sesungguhnya.


Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada hakikatnya memberikan pemahaman terhadap manusia sebagai mahluk sosial, oleh karena itu pengimplementasian nilai-nilai kemanusia yang adil dan beradab sebagai pedoman dalam berperilaku harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku sehingga pelaksanaan nilai-nilai tersebut tidak menyimpang dari makna yang sesungguhnya.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.  

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa mengandung makna bahwa sebagai individu yang beragama harus bisa menghargai orang lain karena semua orang memiliki harkat dan martabatnya yang sama. Namun kondisi setiap manusia tidaklah selalu sama baik dalam keberuntungan maupun dalam kemalangan. Panti asuhan adalah suatu lembaga pelayanan sosial yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, yang bertujuan untuk membantu atau memberikan bantuan terhadap individu, kelompok masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup.  Kondisi anak-anak dalam Panti Asuhan menjadi hal yang sangat penting diperhtikan. Mereka adalah warga negara  yang memiliki hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Mereka punya hak untuk diperlakukan adil, mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan dan kebutuhan pokok yang layak sebagai manusia. Mereka adalah anak-anak bangsa, calon pemimpin dan masa depan bangsa Indonesia.

Dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan

yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

  • Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya;
  • Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan;
  • Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan.

Peduli dengan sesama adalah sikap yang harus dikembangkan dan dilestarikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kepedulian terhadap lingkungan dan sesama menimbulkan rasa saling memiliki dilingkungan masyarakat, sehingga saling melindungi satu dengan yang lain. Kepedulian terhadap kehidupan anak-anak kurang beruntung seperti di Panti Asuhan Tanjung Barat adalah salah satu bentuk implementasi dari sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Keberadaan panti asuhan dinilai sangat penting bagi perkembangan anak khususnya anak yatim piatu, anak kurang mampu, maupun anak-anak terlantar lainnya. Kepedulian terhadap keadaan panti asuhan dapat mengatasi penyimpangan prilaku anak-anak yang kurang mendapatkan figur orang tua.  Dengan adanya panti asuhan tersebut, maka fungsi keluarga yang tidak mereka dapatkan dari keluarga mereka sendiri, dapat terpenuhi dari panti. Perhatian dan kasih sayang  sangat penting dan dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga anak-anak. Hal ini menjadi modal dasar supaya anak-anak bisa bertumbuh dan  tegar menjalani kehidupan nyata di tengah masyarakat dan bersemangat menggapai masa depan.

Prilaku anak di Panti Asuhan Tanjung Barat ini sangat beragam yaitu: adanya kecenderungan tidak mematuhi aturan yang ditetapkan di dalam panti,  pendiam, manja, riang, mendominasi sehingga butuh perhatian yang maksimal. Persoalan yang dihadapi oleh anak-anak panti ini merupakan persoalan yang alami harus mendapat perhatian dari panti dan juga lingkungan sekitar. Hal ini mengingatkan bahwa posisi anak-anak seperti mereka didalam masyarakat sangat lemah. Maka haknya harus diutamakan dan diprioritaskan dari pada hak yang lainnya.

Latar Belakang Panti Asuhan 

Panti asuhan Tanjung Barat, merupakan unit pelayanan naungan Yayasan Badan Sosial Darma Kasih  (YBSDK) dari Gereja Kristen Pasundan yang beralamat di Jl. Nangka 1 No.3 RT 005/RW005, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Panti Asuhan ini bergerak dalam bidang sosial yang menjadi perpanjangan tangan dari Gereja, melayani anak-anak yatim piatu, anak terlantar dan anak dari keluarga yang tidak mampu. Panti Asuhan Tanjung Barat dimulai pada tahun 1948, ketika para pengurus dan beberapa tokoh Gereja Kristen Pasundan (GKP), yaitu Bapak Winata Elia, Julliem Rikin, Pdt. Habil Atje, Pdt.Philipus Saiman, Efraim Rikin dan Elly Rasim mendirikan Badan Sosial yang bergerak di bidang pendidikan dan layanan sosial untuk melayani umat , sekaligus menjawab tantangan akan tingginya kesenjangan ekonomi antar warga jemaat gereja. 

Terutama pada awal kemerdekaan Indonesia , begitu banyak umut yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak dapat membiayai kehidupan sehari-hari terlebih pendidikan. Badan sosial ini resmi didirikan 07 Juni 1949 dan menjadi sarana bagi Gereja Kristen Pasundan untuk mewujudkan karya kasih Allah untuk kehidupan yang damai sejahtera di tengah warga jemaat dan masyarakat. Pada 21 Oktober 2009, sesuai aturan yang mengharuskan lembaga GKP berbadan hukum, maka badan sosial GKP menjadi Yayasan Badan Sosial Darma Kasih (YBSDK). Panti Asuhan Tanjung Barat menjadi salah satu unit pelayanan YBSDK dan sekaligus menjadi rumah pembentukan masa depan bagi anak-anak yang kurang mampu.

Kunjungan ke Panti Asuhan Tanjung Barat Jakarta -- Selatan di lakukan pada hari Jumat tanggal 25 November 2022 pada pukul 16.00-18.00 WIB. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah :

  • Beramah tamah dengan Ibu Pengurus Panti Ibu Dini  dan Kepala Panti Ibu Pendeta Retno.
  • Acara ibadah singkat, perkenalan, bermain dengan anak-anak berbaur dan berbicara lebih dekat. Anak-anak panti melakukan performance dengan menyanyikan sebuah lagu dengan judul ; Kamulah Garam dan Terang Dunia.
  • Memberikan bantuan sembako berupa 2 karung beras @25 Kg, minyak goreng Filma 1 karton,  dan bantuan dana sejumlah Rp2.500.000,- yang diterima langsung oleh ketua panti asuhan Ibu. Pdt. Retno
  • Diskusi dengan Ibu Pendeta Retno tentang latar belakang, kondisi anak-anak Panti Asuhan.

Data yang pertama diperoleh adalah jumlah anak di dalam Panti Asuhan Tanjung Barat adalah sebagai berikut :

Kategori         Pendidikan SD   Pendidikan SMP    Pendidikan SMA     Jumlah

Laki-Laki               5                                5                                        3                               13

Perempuan            2                               12                                       5                               19

Jumlah                     7                               17                                       8                               32

Dari data diatas terdapat 32 orang anak dengan kategori perempuan sejumlah 19 orang, dan laki-laki sejumlah 13 orang. Untuk kategori pendidikan SD sejumlah 7 orang (5 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan). Untuk kategori pendidikan SMP sejumlah 17 orang (5 orang laki-laki dan 12 orang perempuan). Untuk kategori pendidikan SMA sejumlah 8 orang (3 orang laki-laki dan 5 orang perempuan).

Kegiatan harian anak-anak panti asuhan adalah dengan pendidikan formal di sekolah umum (negeri) dan swasta. Selain menjalani pendidikan formal, anak-anak dalam panti asuhan mendapatkan bimbingan dan keterampilan lainnya seperti bimbingan agama, kesenian, kesehatan, kebersihan, sopan santun, olahraga, keterampilan kerja.  Para pengurus panti asuhan memantau aktivitas anak-anak setiap harinya. Para pengurus panti juga bertugas menyediakan kebutuhan pokok anak-anak panti berupa pakaian sehari-sehari, makanan, dan keperluan untuk sekolah. Namun demikian anak-anak panti tetap diajarkan untuk mandiri, supaya kelak anak-anak dapat menjadi sosok yang mandiri, siap,  terampil, dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga bermanfaat bagi orang lain, dan pada akhirnya menjadi manusia yang sukses.

Anak-anak usia sekolah dasar biasanya bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) dengan biaya gratis, sehingga panti tidak mengeluarkan biaya pendidikan. Untuk area sekolah mereka sekitar panti, sehingga mudah dijangkau dengan jalan kaki. Untuk anak-anak usia SMP dan SMA umumnya mereka bersekolah di sekolah swasta umum. Sehingga untuk biaya pendidikan menjadi tanggung jawab panti asuhan. Panti mengusahakan supaya sebisa mungkin sekolah tidak berjarak jauh dengan lokasi panti asuhan, dengan alasan untuk mempermudah mengakses anak-anak, menghemat waktu dan efisiensi biaya.

Anak-anak di panti asuhan umumnya berasal dari 3 kategori yaitu :

  • Anak yatim piatu
  • Anak broken home
  • Anak di bawah garis kemiskinan.

Pihak panti asuhan sangat selektif memilih untuk menjadi anak asuh mereka, dengan alasan supaya tepat sasaran. Karena ada beberapa kasus yang orangtua sebenarnya mampu secara ekonomi, namun mereka melimpahkan tanggung jawab pendidikan anaknya ke panti asuhan. Kejadian ini menjadi pelajaran sehingga harus benar teliti kelapangan apakah kondisi anak sesuai dengan yg digambarkan oleh gereja. Yang menjadi prioritas adalah dari daerah yang rawan pelecehan seksual, pernikahan dini, dan trafficking human dan kebanyakan dari daerah Jawa Barat. Dalam proses seleksi ini, gereja sangat berperan, namun panti asuhan yang menentukan siapa yang cocok untuk menjadi anak asuh mereka.

Implementasi nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab di Panti Asuhan Asal Tanjung Barat-Jakarta Selatan.

Bentuk perwujudan  pengamalan sila kedua dari Pancasila adalah :

  • Dukungan moril dan materil dari berbagai lembaga sosial, maupun individu sangat membantu kelangsungan hidup panti asuhan. Hal ini merupakan bukti nyata dari implementasi dari sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Masih banyak orang yang peduli terhadap kehidupan anak di panti asuhan dengan bentuk kegiatan berbagi dan melibatkan panti asuhan dalam berbagai kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan. 
  • Mengakui dan memperlakukan anak-anak panti asuhan sebagai manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya dan menghargai keberadaan mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Panti asuhan memberikan peranan yg sangat besar dalam menyadarkan bahwa mereka adalah manusia yang sangat berharga yang memiliki harkat dan martabat.
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Setiap anak-anak di dalam panti  memiliki derajat yang sama dan persamaan hak baik didalam panti maupun diluar panti. Anak-anak panti mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti anak-anak Indonesia lainnya. Anak panti bebas menentukan arah hidupnya, terbukti dengan anak-anak diizinkan menentukan hidup setelah selesai menempuh Sekolah Menengah /Kejuruan Atas. Sebahagian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan sebagian kembali ke masyarakat (orangtua). Panti asuhan memfasilitasi dengan pencarian beasiswa tehadap anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan. Anak-anak panti asuhan mendapatkan perlindungan, memiliki agama,  dan antara sesama manusia membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan dan saling memberikan pertolongan kepada orang sekitar yang membutuhkan dengan hati yang ikhlas lewat kegiatan-kegiatan berbagi kasih.
  • Saling mencintai sesama manusia. Dalam kehidupan panti mereka sudah terbiasa menganggap dan memperlakukan orang lain yang bukan sedarah dengan mereka adalah saudara mereka. Mereka terlihat sangat akrab dan saling membantu satu dengan yang lain dalam aktivitas mereka. Walau terkadang ada konflik yang terjadi sama anak-anak dan kembali mereka menyadari bahwa mereka adalah keluarga.
  • Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.  Meskipun kondisi panti yang terdiri dari berbagai latar belakang keluarga, suku dan kebiasaan namun mereka bisa saling menerima keberadaan sesama anak panti dengan baik. Mereka hidup rukun dan tidak saling menyakiti. Dengan karakter dasar yang terbentuk di dalam panti membuat mereka mampu berlaku baik dilingkungan sekolah dengan berbagai macam karakter, latar belakang. Terbukti jarang sekali ada pengaduan dari sekolah yang menyatakan kenakalan atau tindakan tidak baik dari anak-anak didik dari panti.
  • Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan melakukan kegiatan kemanusiaan. Anak-anak panti asuhan dengan latar belakang ketidakmampuan ekonomi, kemiskinan tidak menjadikan mereka menjadi menarik diri dari lingkungan. Namun mereka sering melakukan kegiatan berbagi dengan lingkungan. Contoh paling nyata adalah ketika ada orang yang datang berbagi kasih dengan mereka membawa sejumlah makanan maka mereka akan berbagi dengan lingkungan sekitar mereka. Mereka juga sering melakukan kegiatan gotong royong untuk kebersihan di lingkungan mereka.

Faktor Pendukung dan Penghambat Nilai dari Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab di Panti Asuhan Tanjung Barat-Jakarta Selatan: 

  • Faktor Penghambat :
  • Untuk biaya operasional, Panti Asuhan Tanjung Barat mengandalkan bantuan dari masyarakat/gereja/kelompok sosial
  • Panti tidak memiliki donatur tetap, sehingga dalam mengelola dana untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anak di panti kadang kala mengalami kesulitan, sehingga masih menggantungkan kebutuhan ke gereja.
  • Terjadinya penumpukan barang konsumsi/Pakaian, menimbulkan masalah dalam tempat penyimpanan barang sementara ruangan terbatas.
  • Kondisi masa berlaku (expired) barang konsumsi sehingga pihak panti harus mendistribusikan kembali barang konsumsi tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan.
  • Penumpukan buku-buku pelajaran yang tidak sesuai dengan usia anak, sehingga harus disortir lagi buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan anak.
  • Faktor Pendukung :
  • Gereja adalah menjadi pendukung utama baik secara materi dan moril.
  • Kondisi anak-anak yang tidak menimbulkan masalah sehingga mempermudah untuk pola pengasuhan. Terbukti dari 32 anak, mereka hanya memiliki ibu pengasuh hanya 3 orang.
  • Kondisi lokasi yang strategis dimana terdapat banyak lingkungan sekolah sekitar panti, sehingga mempermudah anak-anak panti untuk mendapatkan pendidikan tanpa harus terbebani dengan biaya transportasi.
  • Tingkat kesadaran, kepedulian masyarakan baik secara kelompok maupun individu untuk berbagi dengan kelompok orang yang kurang beruntung semakin meningkat.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

  • Situasi dan kondisi Panti Asuhan Tanjung Barat-Jakarta Selatan dalam kondisi kondusif, anak-anak terlihat sehat dan bahagia. Keseluruhan dari hasil wawancara kebutuhan dasar, dan kebutuhan pendidikan mereka terpenuhi dengan baik.
  • Secara financial masih bisa dikelola dengan baik, karena gereja sangat berupayadan  berperan membantu kelangsungan Panti Asuhan secara financial. Meskipun ada masa-masa sulit karena donatur tidak tetap.
  • Anak-anak Panti Asuhan Tanjung Barat diterima dengan baik oleh lingkungan sekitar baik dilingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
  • Pengasuh, penanggungjawab panti sangat bertanggungjawab terhadap kondisi anak-anak baik secara mental dan materi
  • Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab sangat baik, terbukti dengan kebutuhan pokok anak-anak dan kebutuhan pendidikan terpenuhi dengan baik.

Saran :

  • Menambah jumlah pengasuh yang sekarang ini hanya berjumlah 3 orang untuk 32 orang anak asuh, supaya anak-anak asuh lebih intim dengan orgtua asuh mereka. Karena Pengasuh adalah pengganti orangtua mereka.
  • Meningkatkan jumlah donatur diluar gereja, dan mencari donatur tetap supaya bisa menjaga stabilitas keuangan di panti asuhan.
  • Memberikan kursus/pelatihan terhadap pengasuh supaya mampu memberikan pendidikan karakter terhadap anak sejak dini.
  • Memberikan bantuan berupa dana/uang lebih tepat sasaran dibandingkan pemberian sembako atau barang-barang natura untuk menghindari penumpukan barang-barang yang tidak dibutuhkan oleh panti.
  • Pihak pemerintah seharusnya memberikan perhatian dan peranan terhadap anak-anak di Panti asuhan melalui penyaluran dana sosial secara rutin, baik terhadap panti asuhan Tanjung Barat, maupun panti-panti lainnya yang ada di Indonesia.

Sumber :
1. A Wawan. Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika, 2010
2. Dewi. Pengetahuan Prilaku Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika, 2001
3. Nurgiansah, T. H., & Al Muchtar, S. (2018). Development of Student Awareness through Student Learning Model Jurisprudential in  Citizenship Education. ATLANTIS PRESS, 251(Acec), 670--674. https://doi.org/10.2991/acec-18.2018.150
4. Rianto Hadi, SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 3, No. 1, Juni 2016
5. Rianto, A. (2006). Pengamalan/Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal Yustisia. Vol 9 (6), 1-6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun