Masalah sosial berupa konflik dan kekerasan merupakan contoh gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat. Meskipun kehadiran masalah sosial tidak diharapkan, gejala sosial tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu. Mengingat dampak dari masalah sosial berupa konflik dan kekerasan lebih mengarah pada dampak negatif maka masyarakat selalu mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
      Meskipun konflik dan kekerasan telah terselesaikan, hubungan sosial anatarpihak yang terlibat belum tentu ikut membaik dan dapat mengakibatkan konflik dan kekerasan muncul kembali sewaktu-waktu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah konflik dan kekerasan serta mememperbaiki hubungan sosial antarpihak melalui integrasi dan reintregasi sosial.
- Integrasi Sosial
Integrasi sosial menunjukan hubungan masyarakat yang saling berhubungan. Pada dasarnya setiap individu atau kelompok berusaha melakukan integrasi sosial dalam masyarakat. Jika diperhatikan dalam suatu kelas terdapat siswa-siswi dengan karakter yang berbeda, akan tetapi mereka dapat menunjukan kekompakkannya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa mereka saling berintegrasi. Â Mengingat integrasi adalah sebuah proses untuk itu, dibutukan faktor, syarat dan aktor yang mendukung terciptanya integrasi sosial.
- Syarat Terbentuknya Integrasi Sosial
Syarat-syarat terbentuknya integrasi sosial menurut William F.Ogburn dan Mayer Nimkoff antara lain:
Anggota masyarakat sadar bahwa mereka telah berhasil saling memenuhi kebutuhan mereka.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan serta dijadikan pedoman dalam berinteraksi.
Norma dan nilai sosial tersebut berlaku cukup lama,tidak mudah berubah, dan dijlankan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
- Proses Terwujudnya Integrasi Sosial
Proses penciptaan integrasi sosial pascakonflik dan kekersan dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Konflik Menuju Akomodasi
Pada awalnya konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat perbedaan dalam masyarakat lalu diredam dan disesaikan dengan cara melakukan akomodasi yang disesuaikan dengan sumber/akar konflik.
- Akomodasi Menuju Kerjasama
Pada tahap akomodasi telah tercapai kompromi dan penyelesaian masalah. Akomodasi mencerminkan upaya kerja sama untuk menyelesaikan masalah, baik internal (antarpihak yang terlibat konflik) maupun eksternal (melibatkan pihak lain untuk melakukan akomodasi). Kerja sama terbentuk karena adaya kesadaran bersama dengan membuat kesepakatan untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
- Keja Sama Menuju Koordinasi
Adanya kesadaran dalam kerja sama dapat menumbuhkan koordinasi. Pelaksanaa koordinasi hendaknya mengedepankan kerja sama yang telah tercipta supaya terarah dan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai.
- Koordinasi Menuju Asimilasi