sebenarnya sebelumnya saya tidak pernah melakukan usaha sendiri,tetapi masa ini ada praktek membuka usaha di sekolah akhirnya keterusan dan menjadi pengalaman saya sampai sekarang.
Saya menjual brownis kukus,mengerjakan di rumah dan saya bawa ke sekolah.
Dalam jam istirahat saya menjual ke kelas kelas lain,disitu pengalaman saya mendapat uang dari usaha kecil kecilan saya sendiri.
Pada awalnya aku tidak mengerti apa pun soal mengatur keuangan dan tidak ada pikiran untuk berwirausaha. Sementara di usiaku saat itu hanya mengerti bagaimana caranya menghabiskan uang dengan membeli barang-barang yang menarik dan makanan yang enak bersama teman-temanku.
Sejak itu pula, aku mulai menyisihkan 30% dari uang jajanku untuk ditabung. Lalu setelah uang tersebut terkumpul, aku membeli bahan untuk membuat brownis kukus tersebut..
Dengan berdagang, kita berbicara dengan orang, melakukan jual beli, dan mendapatkan untung dari kegiatan tersebut yang bisa di tabung untuk kebutuhan ke depan. Dengan pengalaman itu pun aku mulai berani berjualan dan berdikari sendiri
Aku menjual berbagai kebutuhan, hingga ketika aku lulus SMA aku sudah memiliki tabungan yang asli dari hasil bekerja dan berbisnisku sendiri, dan aku mendapatkan 1 juta pertamaku. Aku menabungnya di bank, dan memiliki atm sendiri, walau nominalnya hanyalah sedikit, tetapi aku bahagia karena aku mendapatkan semua itu dengan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang tidak mudah.
Namun, kadang aku sedih ketika ada beberapa orang menilai apabila ada anak kecil yang berdagang adalah anak yang kurang beruntung dan memandang mereka dengan kasihan. Hal ini sering kali membuat para remaja atau anak-anak merasa takut untuk memulai berdikari semenjak dini.
Padahal memulai untuk belajar mandiri dan berdagang itu bisa memberikan pengalaman serta membentuk mental yang sangat bagus untuk anak-anak dan juga remaja, mereka bisa tahu bagaimana susahnya mencari uang, dan itu bisa membuat mereka lebih menghargai uang, juga menjadi remaja yang pekerja keras.
Kalau pun memang ada anak yang berjualan karena memang adanya keterbatasan ekonomi, menurutku orang-orang juga tidak perlu memandang dengan rasa iba, bukannya aku tak berempati, tetapi menurutku tidak ada seorang pun yang ingin dipandang oleh orang lain dengan perasaan iba atau kasihan, kan?
Jadi untuk para anak muda yang ingin memulai sesuatu entah bisnis atau berkreasi apapun, kalian tidak perlu memikirkan bagaimana orang lain menilai kamu, fokuslah dengan apa yang ingin kamu pelajari untuk bekal hidupmu, tujuan apa yang ingin kamu capai, asalkan tetap di jalan yang baik maka kamu tidak perlu ragu untuk memulainya.