Â
Bangkit paska jatuhnya QZ8501Â
Belum lama ini Center For Aviation menyebutkan bahwa musibah yang dialami AirAsia desember tahun lalu cukup memberi dampak pada animo penumpang. Hal itu ditambah lagi dengan kondisi ekonomi global yang sedang tidak menentu, membuat AirAsia mencatatkan pertumbuhan negative tahun lalu dan jalannya tahun ini.
Untuk mengatasi hal itu, Di Indonesia AirAsia memilih untuk berfokus pada rute internasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan yang tidak efisien dengan maskapai domestic. AirAsia mengakui bahwa karakter masyarakat Indonesia sungguh sulit untuk diprediksi ditambah lagi tantangan non tehnikal yang cukup menyulitkan mereka. Hal ini tergambar pula dengan market share yang yang mereka raih, empat tahun beroperasi mereka hanya mendapatkan 3 % dari pasar domestic yang ada.
 Bali menjadi focus utama dalam menciptakan rute internasional yang menguntungkan. Airasia bahkan menyanggupi untuk menyiapkan penerbangan langsung dari 6 kota dekat terbesar diluar Indonesia. Hal ini mereka yakini dapat memperbaiki terpaan krisis yang sedang mereka alami.
Â
Semoga saja krisis mata uang yang terjadi tahun ini berhasil melahirkan orang-orang "gila" yang mampu memanfaatkan tantangan menjadi peluang.Â
*Baca artikel Petani Pejuang Dunia Moderen di http://www.katabangdel.com/2015/09/petani-pejuang-pangan-dan-gizi-bangsaku.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H