Mohon tunggu...
Delfi Yudha Frasetia
Delfi Yudha Frasetia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Editor in Chief di http://katabangdel.com/ Character Education Enthusiast | Business Analyst | Co-Founder MGI Foundation

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senandung Shake it Off untuk Pak Jokowi

11 September 2015   15:27 Diperbarui: 11 September 2015   15:44 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Biasanya Haters juga tidak jauh-jauh dari rasa iri. Keberadaan-nya juga cenderung disadari oleh yang dibenci. Cuman, karena dijaman pendewasaan demokrasi seperti ini, yang terlihat tabah dan sabar bisa mencuri kemenangan tanpa berperang dengan para haters.

 

Resepnya sebenarnya banyak disajikan dalam bentuk-bentuk kata mutiara. Contohnya, “someone who hates you normally hates you for one of three reasons. They either see you as a threat. They hate themselves. Or, they want to be you.” Selain itu ada juga yang bilang begini “when people hate on you, it’s because you’ve got something they want.”

 

Macam-macam memang bentuknya. Tapi jika haters adalah makhluk yang secara alamiah akan lahir saat seseorang meraih sebuah pencapaian sukses, maka negeri kita benar-benar dalam kondisi berbahaya. Saya yakin haters tidak memperkuat orang yang dibenci, melainkan memperluas pengaruh kebencian. Jadi bersiap-siap-lah kalian calon pemegang keberhasilan. Karena yang sudah pasti akan muncul adalah haters. Tapi kalau kalian bisa bertahan, itu akan menjadi perih yang menyakitkan bagi mereka.

 

Pesan

Setiap orang akan dihadapkan pada panggung-panggung pencapaian keberhasilan masing-masing. Pertanyaan-nya adalah siapa yang ingin naik panggung? Siapa yang malu-malu? Siapa yang tidak tahu caranya naik panggung? Sampai siapa tidak mau naik panggung? Ditentukan oleh masing-masing individu. Permasalahan terjadi saat seseorang sudah naik panggung, tapi dia tidak. Malah ia ngamuk-ngamuk menggerutu, “kenapa kamu yang naik, kan aku yang lebih pantas, bla-bla-bla..”.

 

So, if you have moment to show who you are, just show it. Or, others will do. And you may also become a hater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun