And the haters gonna hate, hate, hate, hate…
Baby I’m just gonna shake, shake, shake, Shake…
Shake it off, shake it off…
Asik betul bacaan saya pagi ini. Jarang-jarang saya bisa double tasking antara membaca dengan bernyanyi. Apa pasal? Iya, respon dari beberapa pihak mengenai paket kebijakan ekonomi yang disiapkan bapak presiden Jokowi, yang disebut September I. Penat betul membaca-nya. Sebenarnya tidak terkejut sih, karena memang Pak Presiden itu, banyak betul yang tidak suka. Luka tahun lalu nampaknya masih membekas, jadi apapun yang dikerjakan pasti selalu pasang badan untuk kontra.
Lucunya lagi saya seakan sudah menaruh firasat bahwa apapun kebijakan yang dikeluarkan oleh pak Jokowi pasti akan dipersoalkan. Se-detail mungkin mereka mencari kelemahan dari paket-paket yang digulirkan presiden. Tapi, saya belum ingin mengomentari beberapa kebijakan ini, beberapa saya memang kurang demen, tapi itu nanti saja saya mengoreksi dan mengkritisi secara dewasa dan konstruktif. Kali ini saya justru tertarik menaikan fenomena Hater.
Saya menyanyikan lagu Taylor Swift diatas sambil memberi senyum saat membaca komentar-komentar miring para haters berarti mereka sungguh sangat menyebalkan. Mereka seakan telah memiliki lubang khusus untuk melihat pak presiden dari sudut yang aneh, sehingga selalu terlihat salah dan buruk. Ciri-ciri mereka mudah saja, biasanya mereka hanya mengadu domba dengan share to share semua berita negative tentang presiden. Dan darinya tidak sedikitpun terkandung solusi nyata. Ya, semoga saja pak presiden mendengar telepati saya untuk mendendangkan juga lagu tersebut.
*Baca kumpulan artikel menarik lainnya di http://www.katabangdel.com/
Fenomena Haters
Fenomena haters memang kerap mengganggu dibandingkan memotivasi. Kalau normatif-nya sih iya, para haters dapat menempah kita untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Tetapi, atmosfir negative yang dilepaskan oleh mereka kadang sungguh menyesakkan kuota harian dalam pikiran kita. Tidak sedikit kita mendapati polusi berita seperti itu. Bahkan tidak hanya yang berada di lingkar satu kehidupan kita, dari ranah berita jagad infotaimen maupun politik itu sendiri juga sungguh mengganggu.
Biasanya Haters juga tidak jauh-jauh dari rasa iri. Keberadaan-nya juga cenderung disadari oleh yang dibenci. Cuman, karena dijaman pendewasaan demokrasi seperti ini, yang terlihat tabah dan sabar bisa mencuri kemenangan tanpa berperang dengan para haters.
Resepnya sebenarnya banyak disajikan dalam bentuk-bentuk kata mutiara. Contohnya, “someone who hates you normally hates you for one of three reasons. They either see you as a threat. They hate themselves. Or, they want to be you.” Selain itu ada juga yang bilang begini “when people hate on you, it’s because you’ve got something they want.”
Macam-macam memang bentuknya. Tapi jika haters adalah makhluk yang secara alamiah akan lahir saat seseorang meraih sebuah pencapaian sukses, maka negeri kita benar-benar dalam kondisi berbahaya. Saya yakin haters tidak memperkuat orang yang dibenci, melainkan memperluas pengaruh kebencian. Jadi bersiap-siap-lah kalian calon pemegang keberhasilan. Karena yang sudah pasti akan muncul adalah haters. Tapi kalau kalian bisa bertahan, itu akan menjadi perih yang menyakitkan bagi mereka.
Pesan
Setiap orang akan dihadapkan pada panggung-panggung pencapaian keberhasilan masing-masing. Pertanyaan-nya adalah siapa yang ingin naik panggung? Siapa yang malu-malu? Siapa yang tidak tahu caranya naik panggung? Sampai siapa tidak mau naik panggung? Ditentukan oleh masing-masing individu. Permasalahan terjadi saat seseorang sudah naik panggung, tapi dia tidak. Malah ia ngamuk-ngamuk menggerutu, “kenapa kamu yang naik, kan aku yang lebih pantas, bla-bla-bla..”.
So, if you have moment to show who you are, just show it. Or, others will do. And you may also become a hater.
*Baca kumpulan artikel menarik lainnya di http://www.katabangdel.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H