Mohon tunggu...
Delfi Yudha Frasetia
Delfi Yudha Frasetia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Editor in Chief di http://katabangdel.com/ Character Education Enthusiast | Business Analyst | Co-Founder MGI Foundation

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bincang Santai Seputar Mimpi Besar Google Lewat Alphabet

28 Agustus 2015   11:27 Diperbarui: 28 Agustus 2015   11:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efisiensi dan efektivitas menjadi alasan yang paling sering didengungkan oleh Larry Page akan perubahan struktur ini. Harapannya tentu masing-masing bisnis yang berada dibawah Alphabet Inc dapat lebih fokus menjalani core business-nya masing-masing. Beberapa bisnis yang selama ini berada dibawah Google Inc dan kini berubah menjadi dibawah Alphabet Inc adalah Calico (Bioteknologi Riset Kesehatan), Nest (industry alat pengatur suhu, smart home), Fiber (penyedia layanan internet cepat), Ventures and Capital (Lembaga pendanaan investasi), dan X lab (perusahaan konstruksi mobil dan drones).

 

Sedangkan yang saat ini ditangani oleh Google adalah beberapa divisi bisnis seperti Search, Advertising, Maps, Apps, YouTube, dan Android. Saat ini puncak kepemimpinan Google dipegang oleh Sundar Pichai, pria kelahiran Tamil Nadu, India. Kabarnya Pichai sudah dipersiapkan semenjak lama. Ia beranjak mulai dari mengepalai Chrome, Android, hingga yang terakhir mengepalai divisi produk Google langsung.

 

Hubungan Dengan Ramalan Siklus Jatuhnya Sebuah Perusahaan

Didalam dunia inovasi teknologi saat ini, terkenal sebuah kutukan tujuh tahunan. Dalam bidang telekomunikasi kejayaan ponsel analog Motorola berlangsung dari tahun 1996 sampai dengan 2002. Tahun kejayaan yang berlangsung hampir tujuh tahun itu digantikan dengan ke-digdayaan ponsel canggih asal Finlandia, Nokia. Ponsel sejuta umat ini pun turut mewarnai dunia telekomunikasi hingga akhir tahun 2009. Begitu tujuh tahun berakhir, maka giliran ponsel pintar Blackberry yang menggusur Nokia dari puncak singgasana. Dan setelah tahun 2014, Blackberry selesai sudah dan kini sedang dibayangi dua perusahaan smartphone sekaligus, Samsung dan IPhone.

 

Jika itu ponsel, beda lagi dengan perusahaan prosesor komputer. Dulu membayangkan IBM bangkrut sama sulitnya dengan membayangkan saat ini Microsoft bangkrut. Ternyata itu benar-benar terjadi dan akhirnya selama hampir dua dekade berjaya, kini IBM tidak lagi menjadi perusahaan yang punya pengaruh dalam dunia per-komputeran. Microsoft berhasil merajalela hampir dua dekade terakhir. Tapi sekarang, mulai beberapa tahun lalu keuntungan Microsoft terus mengalami penurunan. Tahun ini penurunan tersebut bahkan mencapai 12%, yakni dari 5,6 milliar dolar menjadi 5 miliar dolar (Rp 62 Triliun).

 

Iya, dugaan awal saya juga sama dengan pembaca. Bahwa kurs dollar yang terus menguat membuat produk mereka kehilangan daya saing untuk di-eksport. Tapi, masa’ hampir seluruh produk mereka KO dengan produk lain yang sebenarnya juga berasal dari negara paman sam. Xbox KO, Nokia Lumia KO, bahkan meskipun masih unggul tapi pertumbuhan omset Microsoft kalah dibandingkan Machintos (Apple). Saya menduga Microsoft tidak digerogoti oleh Machintos, melainkan serbuan dan fenomena Smartphone dan Tablet yang penetrasinya begitu kencang-lah yang segera menghancurkan Microsoft. Seakan menasbihkan bahwa masyarakat tidak butuh lagi komputer yang berat untuk dibawa-bawa, apalagi yang tidak bisa dibawa-bawa. Dan kalau bicara sebab-akibat maka siapa lagi biang keroknya kalau bukan Google Inc (Android-Chrome-Youtube). Mungkinkah Microsoft segera berakhir?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun