Mohon tunggu...
DELFINA FERNANDA
DELFINA FERNANDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

46123110014 Psikologi, Mercubuana Prof.Dr.Apollo,M.Si.Ak Kewirausahaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Blissful Cookies: Kue Kering

8 Juni 2024   22:59 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:27 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri
dokpri

Visi

Menjadi pilihan utama dalam hati setiap pelanggan, menjadi merek yang dikenal secara luas atas komitmen kami terhadap kualitas, keaslian rasa, dan kreativitas dalam setiap kreasi kue kering.

Misi

  1. Memastikan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama kami dengan menghadirkan kue kering berkualitas tinggi yang selalu melebihi harapan.
  2. Mengembangkan beragam variasi produk dengan penekanan pada inovasi rasa dan desain yang unik untuk memenuhi selera pelanggan yang beragam.
  3. Membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pelanggan melalui pelayanan yang personal, responsif, dan terpercaya.
  4. Menjalankan praktik-produksi yang aman dan bertanggung jawab serta memastikan kepatuhan terhadap standar kebersihan dan keamanan pangan yang ketat.
  5. Berkomitmen untuk berkelanjutan dengan mengintegrasikan praktik ramah lingkungan dalam seluruh operasi kami, termasuk penggunaan bahan-bahan yang berkelanjutan dan pengurangan limbah plastik.

dokpri
dokpri

Strengths (Kekuatan):

  1. Kualitas Produk: Menawarkan kue kering dengan rasa autentik dan bahan berkualitas tinggi.
  2. Inovasi Produk: Kemampuan untuk mengembangkan beragam variasi produk dan menciptakan rasa dan desain yang unik.
  3. Reputasi Pelanggan: Memiliki basis pelanggan setia dan mendapatkan ulasan positif atas kualitas produk dan pelayanan.
  4. Fleksibilitas Produksi: Mampu menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar dan tren konsumen.

Weaknesses (Kelemahan):

  1. Keterbatasan Sumber Daya: Terbatasnya sumber daya manusia dan modal untuk pengembangan dan pemasaran produk.
  2. Tergantung Musiman: Bergantung pada faktor-faktor musiman seperti perayaan atau liburan tertentu untuk meningkatkan penjualan.
  3. Persaingan yang Ketat: Persaingan dari produsen kue kering lainnya di pasar yang sudah padat.

Opportunities (Peluang):

  1. Peningkatan Kesadaran Kesehatan: Meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat dapat mengarah pada permintaan produk kue kering yang sehat dan berbahan organik.
  2. Ekspansi Pasar: Peluang untuk memperluas pasar melalui penjualan online atau kolaborasi dengan toko-toko ritel.
  3. Inovasi Produk: Peluang untuk terus mengembangkan inovasi baru dalam rasa dan desain untuk menarik pelanggan baru.

Threats (Ancaman):

  1. Perubahan Tren Konsumen: Perubahan dalam preferensi konsumen atau tren pasar dapat mengurangi permintaan terhadap produk kue kering tertentu.
  2. Regulasi Pemerintah: Perubahan dalam regulasi pangan atau pajak dapat mempengaruhi biaya produksi atau membatasi jenis bahan yang dapat digunakan.
  3. Persaingan yang Meningkat: Persaingan yang semakin ketat dari produsen kue kering lainnya dapat mempengaruhi pangsa pasar dan keuntungan perusahaan.

dokpri
dokpri

Segmentasi:

  1. Berdasarkan Demografi: Segmentasi berdasarkan faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, dan pendapatan dapat membantu dalam mengidentifikasi pasar potensial. Misalnya, kue kering dengan rasa dan desain yang menarik bagi anak-anak, remaja, dewasa, atau kelompok usia lanjut.
  2. Berdasarkan Gaya Hidup: Membagi pasar berdasarkan gaya hidup seperti konsumen yang aktif secara sosial, penggemar makanan sehat, atau pecinta makanan gourmet.
  3. Berdasarkan Lokasi: Segmentasi berdasarkan lokasi geografis seperti perkotaan, pinggiran kota, atau daerah pedesaan, serta preferensi lokal atau regional terhadap rasa kue kering.

Targeting: 

Setelah mengidentifikasi segmen pasar yang berpotensi, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar yang paling menarik. Contohnya:

  1. Mengincar keluarga dengan anak-anak di daerah perkotaan dengan kue kering sehat dan lezat.
  2. Menargetkan profesional muda dengan variasi kue kering yang unik dan inovatif, yang cocok untuk dijadikan hadiah atau dikonsumsi dalam acara sosial.
  3. Memperluas pasar melalui toko online untuk menjangkau konsumen di seluruh wilayah, dengan menawarkan pengiriman yang cepat dan pelayanan pelanggan yang responsif.

Positioning: 

Dalam menempatkan merek kue kering, penting untuk mempertimbangkan citra dan pesan yang ingin disampaikan kepada pelanggan. Contohnya:

  1. Kualitas Premium: Menonjolkan kualitas bahan-bahan berkualitas dan keunikan rasa untuk menarik konsumen yang menghargai kue kering premium.
  2. Kesehatan dan Gizi: Menekankan penggunaan bahan-bahan organik dan rendah gula untuk menarik konsumen yang peduli akan kesehatan.
  3. Kreativitas dan Inovasi: Menampilkan berbagai varian rasa dan desain yang unik untuk menonjolkan aspek inovasi dan kreativitas dalam produk kue kering.
  4. Keaslian dan Tradisi: Mengedepankan warisan lokal atau resep tradisional dalam pembuatan kue kering untuk menarik konsumen yang mencari pengalaman autentik.

Dengan menerapkan analisis STP ini, usaha kue kering dapat mengidentifikasi segmen pasar yang paling potensial, menargetkan strategi pemasaran yang efektif, dan menempatkan merek dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.

dokpri
dokpri
  1. Product (Produk):
    • Beragam varian rasa kue kering, termasuk opsi klasik dan inovatif.
    • Kue kering dengan berbagai tekstur dan konsistensi, seperti renyah, lembut, atau renyah di luar dan lembut di dalam.
    • Desain unik dan menarik untuk membedakan produk dari pesaing.
    • Kemasan yang praktis, estetis, dan ramah lingkungan.
  2. Price (Harga):
    • Penetapan harga yang menggambarkan kualitas premium dan keunikan produk.
    • Penawaran paket atau diskon untuk pembelian dalam jumlah besar atau pada periode tertentu.
    • Penetapan harga yang fleksibel untuk menyesuaikan dengan perubahan permintaan atau biaya produksi.
  3. Place (Tempat):
    • Penjualan melalui toko fisik seperti toko kue, supermarket, atau gerai khusus kue kering.
    • E-commerce: Penjualan melalui situs web atau platform perdagangan elektronik.
    • Distribusi melalui kemitraan dengan kafe, restoran, atau toko lainnya.
  4. Promotion (Promosi):
    • Kampanye pemasaran melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter untuk menjangkau audiens yang luas.
    • Iklan cetak di majalah kuliner atau majalah gaya hidup yang relevan.
    • Penggunaan influencer atau kolaborasi dengan food blogger untuk meningkatkan kesadaran merek.
    • Program loyalitas pelanggan dengan diskon eksklusif, penawaran ulang tahun, atau hadiah gratis.
  5. People (Orang):
    • Karyawan yang terlatih dengan baik dalam pengetahuan produk dan keterampilan layanan pelanggan.
    • Budaya perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
    • Komunikasi yang efektif antara staf dan pelanggan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan mereka.
  6. Process (Proses):
    • Proses produksi yang terstandarisasi untuk menjaga konsistensi kualitas.
    • Sistem manajemen persediaan yang efisien untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
    • Sistem pemesanan online yang mudah dan aman untuk mempermudah pelanggan dalam melakukan pembelian.
  7. Physical Evidence (Bukti Fisik):
    • Kualitas kue kering yang terlihat dan terasa, menampilkan bahan-bahan berkualitas tinggi.
    • Kemasan produk yang menarik dan informatif, menyampaikan cerita merek dan informasi nutrisi.
    • Ulasan pelanggan dan testimoni yang positif sebagai bukti kepuasan dan kepercayaan pelanggan.

Dengan memperhatikan setiap elemen dalam analisis 7P ini, usaha kue kering dapat mengembangkan strategi yang holistik untuk meningkatkan kinerja dan keberhasilan bisnis mereka.

ANALISIS JOHARI WINDOW

dokpri
dokpri
  1. Arena Terbuka (Open Area):
    • Dalam konteks usaha kue kering, arena terbuka mencakup informasi yang dengan jelas dikomunikasikan kepada pelanggan dan karyawan. Ini termasuk:
      • Produk yang ditawarkan, seperti jenis kue kering, varian rasa, dan paket yang tersedia.
      • Harga produk dan kebijakan pembayaran.
      • Lokasi toko atau outlet, serta jam operasional.
      • Informasi kontak, seperti nomor telepon atau alamat email untuk pesanan atau pertanyaan.
      • Promosi atau diskon yang sedang berlangsung.
  2. Blind Spot (Blind Area):Blind spot dalam konteks usaha kue kering adalah informasi yang mungkin dipersepsikan oleh pelanggan atau karyawan tetapi tidak disadari oleh manajemen atau pemilik usaha. Contohnya termasuk:
    Persepsi pelanggan tentang kualitas produk atau layanan yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi manajemen.
    • Masalah operasional internal yang mempengaruhi kualitas atau kecepatan layanan, seperti masalah stok atau efisiensi produksi.
  3. Area Tersembunyi (Hidden Area):
    • Area tersembunyi adalah informasi yang diketahui oleh manajemen atau pemilik usaha tetapi tidak diketahui oleh pelanggan atau karyawan. Ini bisa termasuk:
      • Rencana strategis jangka panjang atau pengembangan produk baru yang belum diumumkan kepada publik.
      • Evaluasi internal tentang kekuatan dan kelemahan usaha kue kering.
      • Detail keuangan dan kinerja bisnis internal.
  4. Arena Tak Terketahui (Unknown Area):
    • Arena tak terketahui adalah informasi yang belum dikenal oleh kedua belah pihak, baik oleh manajemen usaha maupun pelanggan atau karyawan. Contohnya mungkin termasuk:
      • Perubahan tren konsumen yang belum diidentifikasi atau dimengerti oleh usaha kue kering.
      • Peluang pasar baru yang belum dieksplorasi atau diidentifikasi.
      • Risiko eksternal yang belum diperhitungkan, seperti perubahan regulasi atau kondisi ekonomi.

Dengan memahami setiap area Johari Window ini dengan lebih detail, usaha kue kering dapat mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif dengan pelanggan dan karyawan, serta dapat lebih proaktif dalam mengelola risiko dan memanfaatkan peluang di pasar.

ANALISIS BCG

dokpri
dokpri

Analisis BCG (Boston Consulting Group) adalah kerangka strategis yang digunakan untuk menganalisis portofolio produk atau unit bisnis dalam sebuah usaha

  • Bintang (Stars): Produk kue kering yang memiliki pangsa pasar besar dan pertumbuhan yang cepat. Ini mungkin mencakup varian kue kering baru yang sangat diminati oleh pelanggan atau kue kering dengan branding yang kuat dan inovasi terbaru. Pada tahap ini, investasi yang signifikan mungkin diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan yang cepat.
  • Tanya (Question Marks): Produk kue kering dengan pangsa pasar yang kecil namun memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Ini bisa mencakup varian rasa baru atau produk kue kering eksperimental yang belum teruji di pasar. Meskipun memiliki potensi untuk menjadi bintang di masa depan, produk ini memerlukan investasi lebih lanjut untuk mengembangkan pangsa pasar dan memperkuat posisi mereka.
  • Sapi Perah (Cash Cows): Produk kue kering dengan pangsa pasar besar tetapi pertumbuhan yang lambat. Ini bisa mencakup produk kue kering klasik atau produk dengan permintaan stabil dari pelanggan yang setia. Meskipun pertumbuhan terbatas, produk ini masih menghasilkan arus kas yang stabil dan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan.
  • Anjing (Dogs): Produk kue kering dengan pangsa pasar kecil dan pertumbuhan yang lambat. Ini mungkin mencakup varian produk yang kurang diminati oleh pelanggan atau produk dengan margin keuntungan yang rendah. Pada tahap ini, perusahaan harus mempertimbangkan apakah akan memperbaiki, merampingkan, atau menghapus produk ini dari portofolio mereka.

Dengan menggunakan analisis BCG,  dapat mengidentifikasi produk mana yang harus mendapatkan investasi lebih lanjut, produk mana yang harus diprioritaskan untuk pertumbuhan, dan produk mana yang mungkin memerlukan restrukturisasi atau penghapusan. Ini membantu perusahaan dalam mengelola portofolio produk mereka secara efektif untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang.

Analisis Porter's Five Forces.

dokpri
dokpri

Analisis Porter's Five Forces adalah kerangka kerja strategis yang digunakan untuk memahami kekuatan persaingan di dalam industri tertentu.

  1. Ancaman dari Persaingan Rival (Threat of Rivalry):
    • Dalam industri kue kering, persaingan dapat menjadi tinggi karena banyaknya produsen dan variasi produk.
    • Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan antara lain harga, kualitas, inovasi produk, dan loyalitas pelanggan.
    • Pelanggan memiliki banyak pilihan dan mudah beralih antar merek, yang meningkatkan tekanan pada produsen kue kering untuk mempertahankan daya tarik dan keunggulan bersaing.
  2. Ancaman dari Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes):
    • Produk pengganti untuk kue kering dapat mencakup berbagai makanan ringan atau camilan lainnya, seperti kue segar, roti, cokelat, atau makanan ringan sejenis.
    • Tingkat substitusi ini dapat mempengaruhi permintaan untuk kue kering, terutama jika produk substitusi menawarkan harga lebih rendah atau manfaat yang lebih besar bagi pelanggan.
  3. Negosiasi Kekuatan Pembeli (Bargaining Power of Buyers):
    • Pembeli kue kering, seperti grosir, pengecer, atau konsumen langsung, dapat memiliki kekuatan negosiasi yang signifikan jika mereka memiliki pilihan yang banyak.
    • Jika pembeli memiliki kekuatan negosiasi yang kuat, mereka dapat memaksa penurunan harga atau peningkatan layanan, yang dapat mengurangi margin keuntungan produsen.
  4. Negosiasi Kekuatan Pemasok (Bargaining Power of Suppliers):
    • Pemasok bahan baku untuk kue kering, seperti tepung, gula, mentega, atau bahan-bahan lainnya, dapat memiliki kekuatan negosiasi yang signifikan jika mereka terbatas dalam jumlah atau memiliki monopoli di pasar.
    • Kekuatan pemasok ini dapat mempengaruhi biaya produksi kue kering dan akhirnya harga jualnya.
  5. Ancaman Masuknya Pesaing Baru (Threat of New Entrants):
    • Ancaman dari pesaing baru dapat bervariasi tergantung pada hambatan masuk industri kue kering.
    • Hambatan tersebut bisa berupa biaya modal tinggi untuk memulai produksi, merek yang sudah mapan di pasar, akses ke saluran distribusi yang efektif, atau regulasi pemerintah yang ketat terkait dengan standar kesehatan atau keamanan pangan.

Dengan memahami kekuatan-kekuatan ini,dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mempertahankan keunggulan bersaing, meningkatkan daya tarik produk mereka, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri yang kompetitif ini.

ANALISIS KEPEMIMPINAN

dokpri
dokpri

Analisis kepemimpinan dalam konteks usaha kue kering adalah evaluasi tentang bagaimana kepemimpinan mempengaruhi budaya, efisiensi, inovasi, dan kinerja keseluruhan perusahaan. Mari kita terapkan beberapa aspek penting dalam analisis kepemimpinan pada usaha kue kering:

  1. Gaya Kepemimpinan:
    • Gaya kepemimpinan yang efektif dalam usaha kue kering bisa beragam, tergantung pada situasi dan kebutuhan perusahaan. Kepemimpinan yang demokratis dapat mendorong kreativitas dan keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, sementara kepemimpinan yang otoriter mungkin lebih cocok dalam situasi yang memerlukan pengambilan keputusan cepat dan tegas.
  2. Visi Dan Tujuan:
    • Kepemimpinan harus memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan perusahaan dalam industri kue kering. Mereka harus mampu mengkomunikasikan visi ini kepada seluruh tim dan memotivasi mereka untuk mencapainya. Visi yang kuat dapat menjadi panduan bagi inovasi produk, ekspansi pasar, dan pencapaian tujuan jangka panjang.
  3. Pengembangan Tim:
    • Kepemimpinan yang efektif dalam usaha kue kering harus fokus pada pengembangan tim yang kuat dan berbakat. Ini melibatkan identifikasi bakat, pelatihan karyawan, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan dan kemajuan karir. Tim yang terampil dan termotivasi akan mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan memberikan layanan yang luar biasa kepada pelanggan.
  4. Inovasi Produk:
    • Kepemimpinan yang inovatif penting untuk mengembangkan produk kue kering yang unik dan menarik bagi pasar. Mereka harus mendorong budaya inovasi di seluruh organisasi, mendukung eksperimen baru, dan merespons dengan cepat terhadap tren pasar dan umpan balik pelanggan. Ini memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang berubah dengan cepat.
  5. Kualitas dan Kepuasan Pelanggan:
    • Kepemimpinan harus memprioritaskan kualitas produk dan kepuasan pelanggan di semua tingkatan perusahaan. Ini melibatkan implementasi kontrol kualitas yang ketat, pemantauan umpan balik pelanggan secara aktif, dan penanganan masalah dengan cepat dan efektif. Pemimpin yang peduli terhadap kepuasan pelanggan akan membangun reputasi merek yang kuat dan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini dalam analisis kepemimpinan, pemilik usaha kue kering dapat mengembangkan strategi kepemimpinan yang efektif untuk menggerakkan perusahaan menuju kesuksesan jangka panjang dalam industri yang kompetitif ini.

ANALISIS PERHTIUNGAN BEP UNIT, RP, DAN PERENCANAAN LABA

dokpri
dokpri

Jadi, titik impas dalam rupiah adalah Rp 213.600.000. Artinya, perusahaan perlu mendapatkan pendapatan sebesar Rp 213.600.000 untuk menutupi semua biaya (baik variabel maupun tetap) dan mencapai titik impas.

PERENCANAAN LABA :

Laba bersih = (80.000.000-35.000.000)x3.000 -120.000.000

Laba bersih = 45.000.000 x 3.000 -- 120.000.000

Laba bersih = 135.000.000 -- 120.000.000

Laba bersih = 15.000.000

Kesimpulannya adalah :

  • BEP Unit = 2.667 unit
  • BEP Rupiah = 213.600.000
  • Laba bersih sebesar 15.000.000 apabila berhasil menjual produk sebanyak 3.000 unit.

ANALISIS COST - VOLUME - PROFIT 

Cost-Volume-Profit (CVP) analysis adalah alat manajemen penting yang membantu perusahaan dalam memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba. 

dokpri
dokpri

Dari hasil perhitungan berdasarkan analisis Cost-Volume-Profit (CVP), kita bisa mendapatkan beberapa insight atau analisis:

  • Titik Impas (Break-Even Point): Dari perhitungan sebelumnya, kita telah menentukan bahwa titik impas adalah sekitar 2.667 unit. Ini berarti bahwa perusahaan harus menjual setidaknya 2.667 unit produk untuk menutupi semua biaya (baik variabel maupun tetap) dan mencapai titik impas.
  • Laba Setelah Titik Impas: Setelah mencapai titik impas, setiap unit tambahan yang dijual akan memberikan kontribusi ke laba perusahaan. Dalam contoh ini, ketika perusahaan menjual 3000 unit produk, mereka menghasilkan laba sebesar Rp 15.000.000. Artinya, perusahaan telah mencapai titik impas dan mendapatkan laba tambahan.
  • Margin Kontribusi (CM): Margin kontribusi adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Dalam contoh ini, CM per unit adalah Rp 45.000. Ini menunjukkan berapa banyak setiap unit yang dijual memberikan kontribusi ke laba perusahaan setelah menutupi biaya variabel.
  • P/V Ratio: Perbandingan antara margin kontribusi dan harga jual per unit memberikan rasio laba terhadap penjualan (P/V ratio). Dalam contoh ini, P/V ratio adalah 0,5625 atau sekitar 56,25%. Ini menunjukkan bahwa 56,25% dari setiap penjualan per unit berkontribusi ke laba perusahaan setelah menutupi biaya variabel.

Analisis CVP membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis terkait harga, volume produksi, dan biaya. Dengan memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba, perusahaan dapat mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan.

ASUMSI PENERIMAAN / PENOLAKAN 

  • PAYBACK PERIOD DAN DISCONTINUTED PP

Payback Period (PP) adalah metode sederhana untuk mengukur waktu yang dibutuhkan agar investasi menghasilkan arus kas yang cukup untuk menutupi biaya investasi awal. Discontinued Payback Period (DPP) adalah modifikasi dari metode payback period yang memperhitungkan nilai waktu uang dengan menggunakan tingkat diskonto.

dokpri
dokpri

Jadi, payback period dan discontinued payback period keduanya adalah 4 tahun. Artinya, investasi akan menghasilkan arus kas yang cukup untuk menutupi biaya investasi awal dalam waktu 4 tahun.

  • NET PRESENT VALUE (NPV)

dokpri
dokpri

Jadi, Net Present Value (NPV) dari arus kas bersih tersebut dengan tingkat diskonto 5% adalah Rp 86,44 juta. Ini menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas bersih lebih besar dari investasi awal, sehingga investasi ini layak dilakukan.

  • INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Untuk menghitung IRR, kita dapat menggunakan metode uji dan kesalahan atau menggunakan perangkat lunak spreadsheet seperti Microsoft Excel yang memiliki fungsi bawaan untuk menghitung IRR.

Namun, secara manual, IRR dapat dihitung dengan mencoba-coba tingkat diskonto yang berbeda hingga nilai sekarang dari arus kas bersih menjadi nol. Ini sering dilakukan dengan menggunakan pendekatan pencarian berulang (iterative search) atau metode trial and error

  • PROFITABILITY INDEX (PI)

dokpri
dokpri
  • MODIFIED IRR (MIRR)

Modified Internal Rate of Return (MIRR) adalah metode pengukuran pengembalian investasi yang dimodifikasi dari Internal Rate of Return (IRR). IRR mengasumsikan bahwa arus kas yang dihasilkan dari investasi akan direinvestasikan pada tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian internal. Namun, dalam praktiknya, arus kas yang dihasilkan biasanya direinvestasikan pada tingkat yang berbeda dari tingkat pengembalian internal tersebut.

MIRR memperhitungkan tingkat reinvestasi yang berbeda dengan tingkat pengembalian yang berbeda dengan menggunakan dua tingkat diskonto terpisah: satu untuk arus kas masuk (penerimaan) dan satu untuk arus kas keluar (pembayaran). MIRR kemudian adalah tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang dari arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari arus kas keluar.

ANALISIS SUPPLY & DEMAND

dokpri
dokpri

Dalam konteks usaha kue kering, konsep Analisis Supply & Demand sangat penting untuk memahami pasar, mengatur produksi, dan menentukan strategi pemasaran. Berikut adalah penjelasan singkat tentang bagaimana konsep ini berlaku dalam usaha kue kering:

1. Analisis Demand (Permintaan):
   - Identifikasi Pasar Sasaran: Pertama-tama, usaha kue kering perlu mengidentifikasi siapa target pasar mereka. Ini bisa termasuk konsumen individu, toko-toko grosir, atau bahkan bisnis-bisnis tertentu yang membeli kue kering sebagai hadiah atau untuk keperluan acara.
   - Pemahaman Terhadap Preferensi Pelanggan: Penting untuk memahami preferensi pelanggan, seperti rasa, ukuran kemasan, harga, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
   - Analisis Trend: Melalui pengumpulan data dan analisis pasar, usaha kue kering dapat mengidentifikasi tren permintaan, seperti musim atau acara khusus yang meningkatkan permintaan.

2. Analisis Supply (Penawaran):
   - Perencanaan Produksi: Berdasarkan analisis permintaan dan kapasitas produksi, usaha kue kering dapat merencanakan produksi mereka. Ini melibatkan memastikan pasokan bahan baku yang cukup dan kapasitas produksi yang memadai untuk memenuhi permintaan.
   - Pengendalian Kualitas: Penting untuk menjaga kualitas kue kering agar tetap konsisten. Hal ini akan membantu mempertahankan reputasi merek dan memastikan kepuasan pelanggan.
   - Manajemen Persediaan: Manajemen persediaan yang efisien dapat membantu mengurangi biaya dan meminimalkan risiko kekurangan stok atau kelebihan stok.

3. Keseimbangan Supply & Demand:
   - Setelah melakukan analisis supply dan demand, usaha kue kering dapat menentukan keseimbangan antara produksi dan permintaan. Mereka dapat mengoptimalkan strategi produksi dan pemasaran mereka untuk mencapai keseimbangan yang tepat.
   - Penting untuk memperhatikan fluktuasi musiman atau perubahan tren pasar yang dapat memengaruhi keseimbangan antara supply dan demand.

4. Pemasaran dan Penyesuaian Strategi:
   - Berdasarkan analisis supply dan demand, usaha kue kering dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Mereka dapat mengatur harga, promosi, dan distribusi produk mereka untuk mengakomodasi perubahan dalam permintaan atau persaingan pasar.
   - Inovasi produk dan pengembangan merek juga dapat membantu menarik minat pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Dengan memahami konsep Analisis Supply & Demand, usaha kue kering dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola operasi mereka, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar yang kompetitif.

dokpri
dokpri

Modul K_05: CPMK_ Kuliah 5: Mampu Memahami TeoriDasar Kewirausahaan, Menumbuhkan Mental Kepemimpinan, Meningkatkan Management Skill, Dan Merumuskan Strategy Bisnis Yang Lengkap Prof Dr Apollo UMB Jakarta, 2023/2024 

Modul Kuliah 6,7,8 Merumuskan Strategy Bisnis Secara  Lengkap. U002100011 - KEWIRAUSAHAAN I Prof Dr Apollo Universitas Mercu Buana Jakarta


K07_ Kwh 1 : Mampu memahami teori dasar kewirausahaan, menumbuhkan mental kepemimpinan, meningkatkan management skill, dan merumuskan strategy bisnis yang lengkap. Prof. Apollo _UMB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun