NAMA :
- FATIYA RAMADHANI ADIANINGTYAS (202433021)Â
- DELFI KHOLIFATUN NISA`I (202433036)
Â
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, memiliki peran mendasar dalam setiap aspek kehidupan bangsa, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Sebagai pandangan hidup, Pancasila menawarkan nilai-nilai universal yang dapat dijadikan landasan pengembangan iptek yang relevan dengan budaya dan kebutuhan Indonesia. Artikel ini akan mengupas dinamika, tantangan, esensi, dan urgensi Pancasila dalam pengembangan iptek serta implikasinya bagi masa depan bangsa.
Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sejak era Orde Lama hingga Reformasi, Pancasila belum sepenuhnya diaktualisasikan sebagai dasar pengembangan iptek. Para penyelenggara negara cenderung menekankan aspek teknis iptek tanpa mengaitkannya secara mendalam dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam beberapa dekade terakhir, diskusi tentang Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu mulai berkembang, terutama melalui forum-forum akademik seperti Seminar Nasional Pancasila pada 1987 dan Simposium Nasional pada 2006. Namun, hingga saat ini, belum ada langkah konkret untuk menjadikan Pancasila sebagai paradigma utama dalam pengembangan iptek. Pancasila berpotensi menjadi paradigma yang memadukan aspek keilmuan dan nilai-nilai kemanusiaan (humanisme). Sebagai contoh, pengembangan iptek dapat diarahkan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga untuk menjunjung tinggi martabat manusia, memelihara lingkungan, dan mempromosikan keadilan sosial.
Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Meskipun potensinya besar, penerapan Pancasila dalam pengembangan iptek dapat menghadapi berbagai tantangan, yaitu:
1. Kapitalisme Global
Kapitalisme mendominasi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Sistem ini cenderung memprioritaskan keuntungan material dibanding nilai-nilai moral dan keadilan sosial. Dalam konteks iptek, kapitalisme membatasi pengembangan ilmu yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Upaya Prof. Mubyarto pada 1980-an untuk mengembangkan sistem ekonomi berbasis Pancasila, misalnya, belum mampu menciptakan alternatif yang dapat menyaingi sistem ekonomi kapitalistik.
2. Globalisasi
Globalisasi membuat Indonesia lebih sering berperan sebagai konsumen iptek daripada produsen. Ketergantungan terhadap produk teknologi asing mengurangi daya saing bangsa dan menghambat pengembangan ilmu yang berakar pada budaya lokal.
3. Konsumerisme
Pola pikir konsumerisme mendorong Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi asing. Hal ini menjadikan pengembangan iptek lokal sulit berkembang karena pasar lebih tertarik pada produk impor yang dianggap lebih maju.
4. Pragmatisme
Pragmatisme yang berorientasi pada hasil langsung (result-oriented) telah menggeser nilai-nilai mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Prinsip kerja keras, kesabaran, dan kebersamaan yang diajarkan Pancasila mulai terpinggirkan oleh orientasi keberhasilan instan.
Esensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila, melalui kelima silanya, memberikan landasan filosofis yang kuat untuk pengembangan iptek yang bermartabat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan harus digunakan untuk tujuan yang baik dan sesuai dengan nilai moral. Dalam konteks ini, etika dan tanggung jawab menjadi elemen penting dalam pengembangan iptek.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pengembangan iptek harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Teknologi, misalnya, seharusnya tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga pada keadilan dan kesejahteraan manusia.
3. Persatuan Indonesia
Iptek dapat menjadi alat pemersatu bangsa. Sinergi antarindividu dan antarlembaga diperlukan untuk menciptakan inovasi yang mendukung kemajuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Penerapan iptek harus melibatkan partisipasi masyarakat melalui musyawarah dan demokrasi yang inklusif.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Iptek harus diarahkan untuk menciptakan keadilan sosial. Pengembangan industri berbasis teknologi, misalnya, harus memperhatikan kesejahteraan pekerja dan keberlanjutan lingkungan.
Urgensi Pancasila dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan iptek mencakup beberapa aspek berikut:
1. Melestarikan Nilai Budaya Lokal
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia seharusnya berakar pada budaya bangsa, bukan hanya meniru paradigma Barat. Pancasila memberikan kerangka kerja yang relevan untuk menciptakan iptek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
2. Menjawab Tantangan Global
Dalam era globalisasi, Pancasila dapat menjadi panduan bagi Indonesia untuk tetap berdaulat dalam pengembangan iptek, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi asing.
3. Membangun Ilmu yang Humanis
Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman, pengembangan iptek dapat lebih humanis, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H