Cerita ini dimulai di sebuah barbershop yang dulu terkenal di kota. Karena jarang ada pelanggang, semua karyawannya terpaksa dipecat. Akhirnya sang pemilik yang mengurus semuanya, mulai dari menyiapkan alat dan bahan, mencukur, menjadi kasir.Â
Saat mencukur rambut seseorang, sang tukang cukur tiba-tiba mengeluh tentang keberadaan Tuhan. Namun, pelanggan itu percaya akan adanya Tuhan. Mereka berdiskusi, tetapi sang tukang cukur masih meragukan keberadaan Tuhan karena penderitaannya.
Setelah selesai, pelanggan bertemu dengan orang gila berambut gondrong dan membawanya ke barbershop. Namun, ketika tukang cukur dipanggil, ia sedang membersihkan peralatan cukur dan tidak menjawab. Sang tukang cukur akhirnya datang, tetapi pelanggan berkata bahwa ia tidak ada.
Sang tukang cukur merasa frustrasi dan menjelaskan bahwa ia memang ada di sana untuk mencukurnya. Pelanggan bertanya mengapa tukang cukur tidak mencukur orang gondrong tadi. Sang tukang cukur berkata bahwa ia tidak tahu kalau orang tersebut tidak datang.
Setelah insiden tersebut, suasana di barbershop agak tegang. Sang tukang cukur masih merenungkan kata-kata pelanggan tadi. Dia memahami bahwa mungkin ada banyak hal di dunia ini yang terjadi tanpa kita sadari.
Beberapa hari kemudian, barbershop tersebut mendadak ramai dengan pelanggan baru. Kabar tentang percakapan antara sang tukang cukur dan pelanggan tersebar luas. Banyak orang datang ingin mencoba sendiri pengalaman unik di barbershop itu.
Sang tukang cukur mulai membuka diri terhadap berbagai pandangan dan cerita dari para pelanggan. Ia belajar untuk lebih menghargai keberadaan Tuhan dan bagaimana pertolongan dapat datang dalam berbagai bentuk.
Kesadaran baru ini membawa perubahan besar dalam hidup sang tukang cukur. Barbershopnya kembali hidup dan menjadi tempat diskusi dan pertukaran cerita dari berbagai kalangan. Ia juga mulai membantu orang-orang yang membutuhkan, termasuk orang gila berambut gondrong.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa terkadang, keajaiban atau pertolongan dapat datang dari tempat atau orang yang tidak kita duga. Hal ini juga mengingatkan kita untuk selalu membuka hati terhadap pandangan dan pengalaman orang lain, karena itu bisa membawa perubahan positif dalam hidup kita.Â
Kisah ini juga menggambarkan bagaimana keberadaan Tuhan dapat diartikan dan dirasakan melalui interaksi manusia dengan dunia sekitarnya. Sang tukang cukur awalnya meragukan keberadaan Tuhan karena penderitaannya, namun pengalaman di barbershop mengubah perspektifnya.
Ketika orang gila dengan rambut gondrong muncul, itu menjadi momen penting. Sang tukang cukur awalnya tidak menyadarinya dan merasa frustasi. Namun, saat melihat orang tersebut membawa perubahan positif dalam hidupnya, dia menyadari bahwa keberadaan Tuhan bisa termanifestasikan melalui orang-orang atau situasi yang tidak terduga.
