Mohon tunggu...
Dela Riskiana
Dela Riskiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa manajemen yang senang mempelajari budaya ataupun keberagaman manusia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Mengelola dan Memahami Generasi Strawberry dalam Dunia Kerja

16 Juni 2024   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2024   17:02 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Istilah sebutan “generasi strawberry” belakangan ini sering kali diperbincangkan. Strawberry generation pada mulanya muncul di negara Taiwan. Secara umum, Generasi Strawberry mengacu pada kelompok individu yang lahir antara tahun 1996 – 2012. Istilah ini ditujukan pada sebagian generasi baru yang lunak seperti buah strawberry. Pemilihan buah strawberry untuk penyebutan generasi baru ini juga karena buah strawberry itu tampak indah dan eksotis, tetapi begitu ada tekanan atau mendapat pressure ia akan mudah sekali hancur. Generasi ini juga cendrung lebih mudah menyerah dan mudah tersinggung. Menurut Rhenald Kasali, mereka digambarkan sebagai remaja yang lemah mental, cepat down, dan takut bersaing dengan orang lain (Claretta et al., 2022). Generasi stroberi didefinisikan olehkeinginan para anggotanya untuk lebihfleksibel dalam cara mereka menjalanihidup. Mereka tidak menginginkanpekerjaan tradisional 9-ke-5; mereka lebih memilih jam kerja yang fleksibel sehingga mereka bisa mengambil cuti ketika mereka menginginkannya ataubekerja dari jarak jauh pada kesempa tantertentu. Selain itu, generasi ini memiliki ekspektasi tinggi untuk kepuasan karier mereka ingin bekerja di tempat yang memiliki nilai-nilai yang kuat, bukan sekadar mendapatkan gaji

Karena terbiasa dengan kemudahan dan kenyamanan teknologi yang semakin berkembang, saat ini generasi strawberry sering kali ingin semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan serba instan bahkan dengan menyelesaikan secara instan generasi strawberry ingin mengharapkan hasil yang maksimal. Generasi strawberry juga dikenal sebagai generasi “malas”.

generasi ini sering dituduh malas dan tidak serius dalam menjalani hidup. Mereka dituduh mempunyai rasa berhak dan mengharapkan segalanya diberikan kepada mereka secara cuma-cuma. generasi strawberry  juga cenderung individualis dan kurang memperdulikan lingkungan sekitar. Selain itu dalam dunia kerja generasi strawberry cenderung memilih milih pekerjaan dan tidak mau melakukan hal yang bukan pekerjaanya. Hal itu yang membuat perusahaan berfikir dua kali untuk mempekerjakaan generasi strawberry.

Generasi Strawberry memiliki beberapa ciri-ciri unik yang membedakan mereka dengan generasi sebelumnya, antara lain:

1. Kreatif dan Inovatif: Generasi Strawberry dibesarkan di era digital dengan akses informasi yang luas, sehingga mereka terbiasa dengan teknologi dan memiliki imajinasi yang tinggi. Mereka senang mencoba hal-hal baru dan mencari solusi kreatif untuk masalah.

2. Mandiri dan Percaya Diri: Generasi Strawberry terbiasa dengan gaya hidup yang serba cepat dan mandiri. Mereka percaya diri dengan kemampuan mereka dan tidak ragu untuk mengambil risiko.

3.Berorientasi pada Hasil: Generasi Strawberry ingin mencapai kesuksesan dengan cepat dan tidak suka dengan proses yang panjang dan berbelit-belit. Mereka fokus pada hasil dan ingin melihat dampak dari pekerjaan mereka.

4. Ingin Bekerja dengan Fleksibel: Generasi Strawberry menginginkan gaya hidup yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka ingin memiliki fleksibilitas untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja.

5. Ingin Bekerja dengan Makna: Generasi Strawberry ingin bekerja di perusahaan yang memiliki nilai dan tujuan yang mereka yakini. Mereka ingin merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif bagi dunia.

6.Sensitif terhadap Kritik: Generasi Strawberry terbiasa dengan pujian dan penghargaan. Mereka mungkin lebih sensitif terhadap kritik dan mudah berkecil hati ketika menerima kritik.

7. Rentan terhadap Stres: Generasi Strawberry hidup di era yang penuh dengan tekanan dan kompetisi. Mereka mungkin lebih rentan terhadap stres dan kecemasan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Walaupun generasi strawberry seperti itu, adapun karakteristik yang dimiliki oleh generasi strawberry diera digital ini. Generasi Strawberry terbiasa dengan teknologi dan memiliki pemikiran terbuka, sehingga mampu menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif, memiliki fokus dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan, serta cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal maupun internal dan mampu belajar hal baru dengan mudah, banyak juga pihak yang mengatakan bahwa generasi strawberry sebagai Tech Savvy yaitu generasi yang mahir menggunakan teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan termasuk dalam pekerjaan dan bahkan tidak sedikit generasi ini bisa menghasilkan uang dari teknologi yang ada. Hal ini disebabkan pola kebiasaan cara mendidik orang tua digital yang serba memanjakan anaknya dengan sejahtera dan jarang menemui tantangan terutama di era serba klik (Fauzi & Tarigan, 2023). Namun tidak dapat disangkal bahwa generasi ini merupakan generasi yang memiliki potensi hebat dibandingkan generasi sebelumnya, bahkan dijuluki generasi cerdas (Aulia dkk., 2022).

Tantangan untuk mengelola Generasi Strawberry 

Generasi strawberry lahir di era digital yang terkenal dengan kreativitas, inovasi dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Mereka paham teknologi, terbuka terhadap ide-ide baru, dan fokus dalam memberikan hasil. Namun, generasi ini juga memiliki ekspektasi yang tinggi, menginginkan keseimbangan kehidupan kerja dan membutuhkan pendekatan  komunikasi dan umpan balik yang berbeda serta ketika berkerja generasi ini ingin tetap sehat mental dan fisik. Generasi ini juga mudah bosan dengan rutinitas yang sama setiap harinya oleh karena itu generasi ini membutuhkan kegiatan variasi dalam bekerja sehingga motivasi yang dimiliki tetap ada dan terjaga. Generasi strawberry juga dikenal lebih sensitif terhadap  kritik, oleh karena itu dari hal ini genereasi strawberry lebih membutuhkan pendekatan yang lebih positif ketika memberikan feedback. Human Resource Development (HRD) mempunyai tugas dan tantangan yang cukup berat, yaitu mengelola karyawan agar mampu mengeluarkan potensinya dengan maksimal namun tetap harus mempertahankan kenyamanan bekerja. Dimana dalam kondisi di beberapa perusahaan pastinya banyak yang mengalami ‘Turn Over Karyawan’ dengan rata- rata usia kerja pendek. Resign terbanyak yang terjadi di perusahaan yaitu pada rentang usia generasi milenial dan generasi stroberi. Alasan resign tertinggi adalah beban kerja. Sehingga sebagai HRD perlu merespon dengan baik terkait solusi yang tepat untuk treatment menghadapi fenomena tersebut. memahami karakteristik Generasi Strawberry, seperti nilai dan motivasi, gaya komunikasi, dan ekspektasi pengembangan. HRD perlu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan budaya positif, fleksibilitas, kesempatan berkreasi, dan pengakuan atas prestasi.

Meningkatkan retensi karyawan menjadi kunci. HRD perlu menawarkan gaji dan tunjangan kompetitif, peluang pengembangan karir, lingkungan kerja sehat, dan program kepemimpinan baru untuk mengelola Generasi Strawberry secara efektif dan memaksimalkan potensi mereka Tantangan dalam mengelola Strawberry Generation bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan strategi manajemen talenta yang baik, organisasi dapat memaksimalkan potensi generasi ini dan membangun tenaga kerja yang baik untuk masa depan.

Membangun lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif 

Dengn menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi generasi strawberry hal ini menjadi daya tarik untuk generasi strawberry dengan cara berikut. Pertama yaitu memberikan ruang atau kesempatan untuk meksplorasi ide-ide baru yang dimiliki oleh generasi strawberry dan menerapkan solusi yang inovatif saat generasi ini berkerja, adanya budaya kerja yang cocok dan kolaboratif supaya generasi strawberry dapat bekerja sama dengan tim dan saling belajar satu sama lain untuk menciptakan lingkungan kerja yang yang nyaman. Generasi strawberry sangat senang dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional dengan menawarkan peraturan pekerjaan yang fleksibel seperti jam kerja, dan sistem kerja misalnya work from home untuk mengakomodasi kebutuhan work life balance generasi strawberry dengan begitu generasi ini merasa bahwa perusahaan juga memperdulikan kesehatan mental karyawannya selain itu perusahaan juga bisa menyediakan fasilitas yang memadahi untuk generasi ini bekerja, juga menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat  generasi ini sebagai wadah untuk  berkembangnya mereka.

Komunikasi yang terbuka dan transparan 

 

Generasi strawberry sangat senang dan menghargai cara berkomunikasi yang terbuka karena dengan komunikasi yang terbuka generasi ini merasa aman dan nyaman hal ini bisa menyiptakan generasi strawberry tidak sungkan untuk berbicara dan memberikan masukan bahkan ide-ide baru yang creative untuk perusahaan yang ditempatinya, transparan mengenai strategi dan tujuan perusahaan, dengan mengetahui hal tersebut generasi strawberry dapat membuat dan mengerti strategi perusahaan dan berusaha mencapai tujuan perusahaan, ketika generasi ini merasa nyaman dan aman dalam tempat kerja otomatis semua pekerjaan akan selesai karena tidak ada hal yang mereka cemaskan. Komunikasi yang terbuka dan transparan membantu mengurangi konflik. Ketika karyawan merasa bahwa mereka dapat dengan bebas mendiskusikan masalah dan kekhawatiran mereka, konflik lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi, Komunikasi yang terbuka dan transparan juga dapat membantu dan membangun kepercayaan antara pemimpin dan karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai dan didengarkan, mereka lebih cenderung untuk percaya dan menghormati pemimpin mereka

Menghargai dan mengakui pencapaian 

Sebagian perusahaan jarang sekali yang mengakui atau mengapresiasi pencapaian karyawan dalam perusahaan, seringkali atasan menutup mata dalam hal ini sehingga generasi strawberry merasa tidak dihargai dalam pencapaiannya, sehingga generasi strawberry tidak lagi terlalu memikirkan kinerjanya karena atasannya tidak melihat hal itu, setidaknya melihat atau mengakui pencapaian karyawan itu adalah hal yang penting bagi generasi strawberry, dari mengakui pencapaian karyawan generasi strawberry perusahaan juga bisa memberikan bonus ataupun penghargaan kepada karyawan yang kinerjanya luar biasa dengan begitu generasi strawberry bisa berpikir bahwa perusahaan yang ditempatinya adalah perusahaan yang sehat, menghargai karyawannya, terbuka dalam hal pekerjaan sehingga generasi strawberry menjadi loyal pada perusahaan.

Kesimpulan
Generasi strawberry lahir antara tahun 1996-2012 dan dikenal sebagai generasi yang mudah menyerah, individualis, dan malas. Mereka terbiasa dengan teknologi dan memiliki potensi kreatif dan inovatif. Dalam dunia kerja, generasi ini membutuhkan variasi dalam pekerjaan, pendekatan komunikasi yang berbeda, dan kegiatan yang memotivasi. Human Resource Development (HRD) dihadapkan pada tugas berat untuk mengelola karyawan generasi strawberry agar tetap produktif dan puas bekerja. Tantangan dalam mengelola Generasi Strawberry meliputi kebutuhan akan solusi yang tepat terkait 'Turn Over Karyawan', yaitu banyaknya resign dari generasi ini akibat beban kerja yang tinggi. Namun, dengan strategi manajemen talenta yang baik, organisasi dapat memaksimalkan potensi generasi strawberry untuk masa depan. Dibangunnya lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif akan menarik generasi strawberry. Ini dapat dicapai dengan memberikan ruang eksplorasi ide, budaya kerja kolaboratif, pengaturan kerja yang fleksibel, serta fasilitas dan program pelatihan yang memadahi. Komunikasi yang terbuka dan transparan akan membuat generasi strawberry merasa nyaman dan mengerti tujuan perusahaan. Sementara itu, menghargai dan mengakui pencapaian karyawan akan meningkatkan loyalitas generasi strawberry terhadap perusahaan.
Generasi strawberry memiliki karakteristik digital yang kreatif dan inovatif namun memerlukan pendekatan yang berbeda dalam manajemen di tempat kerja. HRD perlu mempertimbangkan solusi-solusi yang sesuai untuk mengelola generasi ini demi memaksimalkan potensi mereka dalam lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman secara keseluruhan. Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan relasi yang positif antara perusahaan dan generasi strawberry untuk meningkatkan produktivitas serta kepuasan kerja di kalangan mereka.

Dela Riskiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun