Mohon tunggu...
Tri Dela Puspita
Tri Dela Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)

Keindahan tidak terletak pada pakaian yang menghiasi kita, Keindahan yang sesungguhnya ialah keindahan Ilmu dan Adab.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membaca Al-Qur'an Itu Sumbernya Ketenangan Jiwa

29 Desember 2023   20:24 Diperbarui: 31 Desember 2023   20:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (Q.S Ar-Ra'd (13) :28)

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan orang-orang yang mendapat tuntunan-Nya, yaitu orang-orang beriman dan hatinya menjadi tenteram karena selalu mengingat Allah. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram dan jiwa menjadi tenang, tidak merasa gelisah, takut, ataupun khawatir. Mereka melakukan hal-hal yang baik, dan merasa bahagia dengan kebajikan yang dilakukannya.

Membaca Al-Quran bukan hanya sekedar kegiatan keagamaan saja, namun juga mempunyai dampak yang besar terhadap kesejahteraan spiritual seseorang. Al-Qur'an dianggap sebagai sumber kedamaian dan petunjuk bagi umat manusia. Kehadirannya membawa manfaat psikologis, spiritual bahkan fisik. Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk dipahami bagaimana membaca Al-Quran dapat menjadi sumber ketenangan batin bagi setiap individu, khususnya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur'an dan Al-Hadits, sumber utama ajaran Islam, memberikan pedoman dan pedoman bagi manusia untuk menjaga alam guna mencapai kebahagiaan sejati. Istilah “jiwa yang tenang” (an-nafs al-Musmainna) muncul dalam Al-Qur’an, dan kata “al-fitrah” disebutkan dalam al-hadits. Keduanya merupakan prasyarat kesehatan mental yang harus dimiliki umat Islam. Kehidupan jiwa yang tenteram harus dilandasi oleh fitrah yang  diberikan  Allah subhanahu wata'ala, yaitu pada akidah tauhid. Tentu saja alam ini membutuhkan sesuatu untuk melestarikannya dan menumbuhkannya dengan lebih baik. Yang dapat menjaga dan memperbaiki alam tidak lain adalah hukum agama yang diturunkan oleh Allah Ta'ala (Taymiyah, tth).

Jiwa atau mental merupakan suatu keadaan yang banyak diinginkan oleh semua orang. Dikarenakan jiwa dan mental merupakan hal yang sangat mendasar dan menjadi komponen utama dalam proses kegiatan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Jiwa atau mental yang lahir dengan secara tidak sehat akan berdampak dan mempengaruhi secara besar bagi keterlibatan seorang individu di dalam segmentasi kehidupannya di tengah-tengah masyarakat. Lain halnya dengan orang yang memiliki jiwa dan mental yang sehat dan kuat ia akan menjadi sebagai kontributor atau motor penggerak dalam keseimbangan dinamisme dalam perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat serta menjadi sumber motivasi atau inspirasi bagi beberapa orang di sekitarnya dan mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk memunculkan hasil-hasil pemikiran yang hebat dan pemikiran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga perlu adanya suatu pemeranan yang bisa mewujudkan mental generasi zaman sekarang menjadi mental yang sehat di mana mereka tidak mengalami gangguan-gangguan apapun yang akan menghambat kontribusinya dalam kinerja serta keterlibatannya secara aktif sebagai seorang individu yang ada di tengah masyarakat.

Kepribadian yaitu intrapersonal dimana intrapersonal ini menjadi sebuah komunikasi yang dipandang mampu mensukseskan dan merealisasikan bagi kesehatan mental pada diri seseorang. Hal itu ditunjukkan melalui dialog atau komunikasi lisan dalam arus percakapan yang memberikan feedback kembali bagi penanya dan menjawab secara langsung sehingga komunikasi terhadap komunikator dapat mengetahui respon dari si komunikan di saat itu juga, komunikator juga mengetahui dengan secara pasti apa saja pesan yang akan dia gunakan dan dia berikan kemudian apakah pesan itu diterima atau ditolak dan apakah pesan yang dia sampaikan itu mampu menghasilkan dampak, baik itu dampak positif ataupun dampak negatif.

Namun jika tidak diterima maka komunikator akan memberi beberapa kesempatan yang sangat besar bagi komunikasi tersebut terhadap komunikan untuk bertanya sehingga yang terjadi dalam komunikasi interpersonal mampu mempengaruhi bagi kesehatan mental seseorang karena pada tahap prosesnya komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang bersifat dialog atau secara lisan yang mana komunikan akan berkontribusi untuk mengimbangi seorang komunikator untuk terciptanya pola hubungan interaksi dan komunikasi yang baik.

Komunikasi Interpersonal

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Effendi pada tahun 1956 beliau mengemukakan pendapat bahwasanya hakikatnya suatu komunikasi antara pribadi atau interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi interpersonal ini sudah banyak diakui oleh banyak orang bahwa komunikasi ini merupakan komunikasi yang prosesnya paling efektif dalam mengubah kepribadian seseorang sikap seseorang ataupun perilaku seseorang yang berhubungan dengan proses komunikasinya secara lisan. Sifat ini disebut juga sebagai sifat biologis di mana hal itu ditunjukkan secara langsung melalui komunikasi lisan atau face to face yang di mana dalam percakapan itu harus menampilkan adanya feedback kembali secara langsung. Jadi ketika komunikator memberikan sebuah tanggapan atau responsible sang komunikator juga mengetahui tanggapan yang akan diberikan oleh komunikan pada saat itu juga, sehingga komunikator tahu apakah pesan dan anggapan yang diberikan dapat diterima atau ditolak oleh komunikan dan pada komunikasi interpersonal ini komunikator memberikan ruang seluas-luasnya bagi komunikan untuk bertanya sebanyak-banyaknya.

Sementara itu dalam buku yang ditulis oleh sibernur pada tahun 1968 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antar pribadi merupakan komunikasi yang akan selalu dihubungkan antara pertemuan dua atau tiga orang yang terjadi dalam suatu tempat dan terkodilir secara spontan dan tidak sistematis dan tidak terstruktur. Sedangkan menurut Rogers yang ditulis dalam buku yang berjudul difteri pada tahun 1988 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut atau lisan ke lisan yang terjadi dalam beberapa interaksi secara face to face menyangkut hal-hal pribadi. Sedangkan menurut Tan pada tahun 1981 beliau mengemukakan bahwasanya komunikasi interpersonal atau antar pribadi merupakan komunikasi face to face secara langsung yang dihadiri oleh dua orang atau lebih.

Karakteristik komunikasi interpersonal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun