Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Atasi Masa Depan Anak Melalui Permainan Perilaku

2 Januari 2019   13:18 Diperbarui: 2 Januari 2019   13:32 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"GBG menjadi salah satu strategi yang paling efektif dan terbukti mencegah gangguan mental, emosional, dan perilaku," dikutip dari U.S. Institute of Medicine, 2009[2]

 Pada tahun 1979, Hurber, peneliti asal Jerman, memberikan laporan riset bahwa GBG diterapkan pada siswa kelas 2 di negara Sudan yang saat itu memiliki perilaku agresi. GBG berhasil mengurangi agresi mereka. Menunjukkan bahwa GBG dapat diaplikasikan pada anak-anak multicultural. Yang berarti GBG bisa digunakan universal.

 Laporan riset yang menunjukkan keberhasilan GBG, tidak itu saja, terkumpul dari berbagai negara semenjak tahun 1967 sampai tahun 2018 (referensi bisa dilihat di bagian tulisan paling bawah).  Inilah yang membuat Yayasan Kapeta, Jakarta menggagas Pelatihan Good Behavior Game yang melibatkan para guru Nanyang School, BSD dan pertama kali pelatihan GBG dilakukan di Indonesia.

 Penyalahgunaan zat dan obat-obatan tidak lagi seputar heroin, sabu, dan ganja. Saat ini banyak tersebar jenis zat dengan efek dan dampak yang berbeda. Belum lagi ditambah masalah depresi dan gangguan mental lainnya. Riwayat masa lalu digunakan para konselor atau psikiater untuk melihat sumber permasalahan. Tidak sedikit ditemukan permasalahan perilaku atau trauma pada masa kecil klien.

 

 "Masalah gangguan perilaku agresif maupun tidak yang muncul sejak kecil, bisa memicu kenakalan, kriminalitas, antisosial, penyalahgunaan narkoba, dan perilaku seksual berisiko saat remaja maupun dewasa," ucap Prof. Dr. Clemens Hillebrand.

 

Keberhasilan GBG di negara-negara lain, menghubungkan Yayasan Kapeta dengan UNODC. Gagasan Kapeta disambut baik, lalu diberangkatkanlah Prof. Dr. Clemens Hillebrand dan Prof. Dr. Marie Christine Vierbuchen ke Indonesia, untuk memberikan pelatihan GBG. Pelatihan yang tidak hanya dilakukan sekali pertemuan, tapi akan memakan waktu 6 bulan.

 

Pencegahan penyalahgunaan zat dan obat-obatan dan perilaku negatif, tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Tapi perlu dukungan besar dari Pemerintah Indonesia, masyarakat luas, dan pihak lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun