Tentang Han Gagas
Mulanya, saya mengenal Han Gagas sebagai cerpenis yang tulisan-tulisannya kerap muncul di koran-koran. Saya tidak tahu, dia sudah menerbitkan buku fiksi sejak tahun 2010. Novel "Orang-orang Gila" merupakan buku berbentuk novel yang pertama kali saya baca. Tapi saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali membaca cerpen-cerpennya. Karya dalam bentuk buku, pertama kali yang saya baca ialah  kumpulan cerpen "Catatan Orang Gila" (terbit tahun 2015), kumpulan kronik yang saya katakan padanya, buku fiksi yang bukan fiksi.
Kehidupan orang-orang yang terganggu kesehatan mentalnya telah menyentuh hati Han Gagas. Orang lain hidup enak dan nyaman sedangkan orang-orang yang sakit itu hidup gelandangan di jalan. Han Gagas jadi sering  bertanya apa yang sedang terjadi pada mereka sampai hidup seperti itu.Inspirasi buku "Orang-orang Gila" diperolehnya dari seorang wanita yang cantik dan menarik tapi mengalami gangguan mental.  Bahkan, dulu, Han Gagas sempat naksir wanita itu. Kedua,  Han Gagas pernah beberapa kali menjenguk adik teman kakaknya yang dirawat di rumah sakit jiwa. Ketiga, dari tetangganya yang saat "sembuh" menjadi teman nongkrongnya. Lainnya, dia pernah menemukan langsung orang-orang yang sedang sakit itu dan pengalamannya ini melekat dalam benaknya.
Han Gagas telah berhasil menyajikan kisah tragis dari proses membaca orang-orang yang terganggu kesehatan mentalnya. Mas satu ini membuat kisah Marno dan Astrid dengan teratur memadukan manusia, zaman, dan garis hidup. Jadi, siapa yang gila, mereka, zaman, atau garis hidup?
Judul Buku: Orang-Orang Gila
Penerbit: Mojok
Cetakan: I (pertama) -- Februari 2018
Halaman: 254 Halaman
Penulis: Han Gagas
Penyunting: Syafawi Ahmad Qadzafi
Pemeriksa Aksara: Nody Arizona
Illustrator Sampul: Ega Fansuri
Penata Isi & Sampul: Azka Maula