Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Temukan Pengalaman Baru di Jakarta Biennale 2015

11 November 2015   21:21 Diperbarui: 12 November 2015   04:02 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait sejarah, acara ini mengajak masyarakat untuk tidak memanjakan diri pada masa lalu, yaitu sejarah. Yang masih banyak bicara nostalgia. Sejarah yang bukan pelajaran sekolah. Sejarah yang tidak formal. Sejarah kota, agama, desain grafis, kenangan, sejarah kampung, komunitas dan lainnya. Apa yang terjadi di masa lalu mungkin menarik untuk dilihat hari ini. Bukan untuk dikenang, tapi apa yang bisa kita lakukan terhadap sejarah tersebut untuk masa kini.

Air. Air terkoneksi pada banyak hal di kota dan masyarakat juga kehidupan. Tidak sedikit permasalahan air yang belum selesai. Masalah banjir, air bersih, penyalahgunaan air, pemakaian air berlebihan, dan dampak-dampaknya pada kali dan kota-kota besar. Air adalah kebutuhan dasar manusia. Charles Esche menggambarkannya sebagai sebuah potret air – yang tidak berbeda dengan sebuah potret seseorang manusia.

Gender. Tidak hanya bicara kelamin, tetapi lebih luas. Tentang perempuan yang mempunyai tugas ganda, yaitu bekerja dan mengurus anak serta keluarga. Tentang seksualitas, LGBT, Gay, dan lakon mereka yang masih belum diterima di masyarakat. Padahal mereka punya hak sebagai manusia. Masyarakat masih menjalankan polanya sendiri yang terus menggiring pandangan negatif. Sesuatu hal yang perlu diubah.

Melalui karya seni, diharapkan ketiga isu besar tersebut dapat memicu timbulnya perspektif baru kepada masyarakat dalam kehidupannya.

 

[caption caption="Charles Esche, Kurator Jakarta Biennale 2015"]

[/caption]

Charles Esche sangat semangat menanti karya-karya cantik yang akan hadir. Dan selama 2 atau 3 hari menuju pembukaaan acara Jakarta Biennale tahun ini, para seniman sedang mengerjakan proyek-proyek seni mereka secara langsung di Gudang Sarinah, bukan di rumah, workshop, atau tempat pribadi mereka. Charles, sang kurator ini juga mengatakan pengunjung bisa berinterakasi dengan karya-karya seni sekaligus dengan senimannya.

Jadilah masyarakat yang penasaran. Dengan datang, santai, bermain, bereksprimen, dan menikmati pengalaman yang berbeda dari aktivitas kehidupan sehari-hari.” – Charles Esche, Kurator Jakarta Biennale 2015.

Saya berani memastikan bahwa pengunjung akan mendapatkan banyak hal menarik, karena sebelumnya saya telah melihat karya-karya seni para seniman yang memeriahkan acara ini dengan begitu mengesankan. Kemarin, saya dibuat terpana oleh proyek-proyek seni yang sebelumnya tidak pernah saya lihat. Ada yang sudah pernah dilihat dan ada yang belum dilihat, dan Anda harus menyelusurinya sama seperti saya.

Saya yakin pengunjung bakal menemukannya dan mendapatkan pengetahuan sekaligus pengalaman baru. Bugarkan Tubuh dan Pasang Mata Anda untuk merasakan dan terpesona oleh pengalaman yang akan mengisi perjalanan dan kemeriahan hidup.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun