Secara nyata, kestatisan sepakbola Indonesia merupakan persoalan sistemik. Seharusnya kita belajar dari sistem yang dilakukan asosiasi sepakbola Jerman dan Spanyol. Jerman, sebagaimana telah saya tulis di Analisis Sepakbola Jerman, telah mengembangkan suatu sistem di liga sehingga lebih banyak lagi pemain lokal yang bersinar. Dilihat dari skuad sekarang, seluruh pemain timnas Jerman merupakan pemain yang bersinar dari Bundesliga. Tim ini tidak berhenti menelurkan pemain muda baru yang berkualitas. Setelah Oezil, Muller dan Khedira bersinar di pergelaran sebelumnya, kini mereka semakin matang, dengan ditambah beberapa pemain muda yang mungkin kurang familiar bagi bukan pengamat bundesliga, semacam Andre Schrrule, Marko Reus serta Mario Gotze.
Spanyol sendiri telah menanamkan integrasi sepakbola dengan pendidikan karakter dari sekolah-sekolah sepakbolanya. La Masia adalah yang paling terkenal, dengan menghasilkan bintang-bintang Barcelona yang menjadi penentu di timnas Spanyol, seperti Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Gerard Pique, Sergio Busquets serta Pedro Rodriguez. Hasilnya adalah sentuhan-sentuhan magis terbaik dan mampu bekerjasama dengan nama besar lainnya semacam Xabi Alonso serta David Silva. Mereka membangun sendiri regenerasi dari lokal dengan sistem liga yang baik. Hal ini yang tidak dilakukan Inggris, dikarenakan liga mereka yang komersial, liga terbaik yang minim pemain lokal.
Bercermin terhadap sistem di negeri sendiri. Memang benar, sistem kita memang sangat-sangat buruk. Terlebih adanya unsur politisasi yang merasuk asosiasi sepakbola kita. Menurut saya belum terlambat jika kita secara total membangun ulang sistem sepakbola yang lebih baik, sistem liga yang lebih terarah. Hal ini juga harus didukung dengan para pemimpin dan pejabat yang berada di PSSI dan KONI merupakan pemimpin yang benar-benar peduli dengan kesuksesan sepakbola negeri sendiri. Mereka yang berani mengambil keputusan-keputusan terbaik demi kemajuan sepakbola negeri ini. Masalah sentralnya adalah orang-orang dibalik organisasi-organisasi tersebut yang masih terlihat kurang amanah dalam menjalnkan tugasnya. Padahal sepakbola di negara kita sangat potensial, terlebih karena animo yang cukup tinggi pada tiap lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H