Dingin merambati tubuh malam.Â
Gerak dedaunan, tari rerumputan, dan ilalang yang mengombak;
serempak menabik kirab angin berkesiur.
Teduh langit, pijar gemintang, hening telaga,
pun bukit-bukit yang bersemadi;
begitu tenang di bawah naungan-Nya.
Ini mata, tak lebih dari menjaring citra nan gamblang.
Ini telinga, sebatas menangkap suara di permukaan.
Jauh di kedalaman yang tidak terjangkau akal,
entah rahasia apa yang bersemayam.Â
Barangkali, jika bisa kusentuh,
akan melumat dan meremukkan keakuanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H