Ketiga, pengelolaan sampah secara efektif dengan cara meminimalisir penggunaan sumber daya langka dan tidak terbarukan dalam pembangunan pariwisata.Â
Keempat, terciptanya lingkungan bersih dengan meminimalkan polusi air, udara, tanah dan pengurangan limbah yang dihasilkan oleh wisatawan dan pengelola wisata.
Sementara, tujuan sosial-budaya dari pariwisata berkelanjutan, pertama-tama, adalah kesejahteraan masyarakat dengan membangun kesejahteraan infrastruktur sosial, akses ke sumber daya, kualitas lingkungan, dan menghindari korupsi sosial dan eksploitasi sumber daya.Â
Kedua, kesejahteraan kultural dengan cara memelihara dan mengembangkan warisan budaya, budaya lokal, adat istiadat, dan sifat luar biasa masyarakat tuan rumah.Â
Ketiga, memenuhi harapan wisatan dengan cara memberikan pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi wisatawan, yang akan memenuhi kebutuhan wisatawan dan bisa dirasakan semua wisatawan.Â
Keempat, kendali masyarakat lokal melalui pemberian wewenan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan pariwisata oleh masyarakat lokal.
Tantangan untuk Geopark Ijen
Dengan pendekatan pembangunan pariwisata berkelanjutan, pembangunan kawasan Ijen akan mengutamakan aspek-aspek lingkungan, masyarakat, dan kepentingan kabupaten, dan sosial budaya.
Dalam aspek lingkungan pembangunan kawasan Ijen sebisa mungkin mengedepankan prinsip keberlanjutan ekologis, di mana setiap upaya untuk membangun destinasi pariwisata tidak diperkenankan mengakibatkan kerusakan kawasan lingkungan yang berdampak luas kepada kelestarian keragaman hayati dan lanskap.
Pembangunan kawasan Ijen berbasis masyarakat dan kepentingan kabupaten dengan menekankan pada keterlibatan dinas-dinas terkait di masing-masing kabupaten dan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan sehingga mereka mendapatkan manfaat maksimal.Â
Kebijakan yang ditetapkan oleh dinas-dinas terkait di Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi menjadi pertimbangan penting untuk mendesain dan mengelola destinasi pariwisata.Â