Pembangunan wisata berkelanjutan mengutamakan keberlanjutan ekonomi, sosial dan budaya, dan lingkungan bagi generasi masa kini dan generasi masa depan. Tentu saja, untuk mewujudkan konsep ideal tersebut bukanlah pekerjaan mudah, karena kompleksitas permasalahan yang berkembang di kawasan pariwisata (Liu, 2003; Hall, 2019).Â
Meskipun demikian, pembangunan pariwisata berkelanjutan harus tetap diusahakan karena bermacam dampak positif yang akan dirasakan oleh wisatawan, masyarakat, pihak swasta, dan negara.
Apa yang harus diperhatikan adalah beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk menerapkan pembangunan pariwisata berkelanjutan:
Pertama, memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan pariwisata, memelihara proses ekologis yang penting dan membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati.Â
Kedua, menghormati otentisitas sosial-budaya masyarakat tuan rumah, melestarikan warisan budaya bangunan dan hidup serta nilai-nilai tradisional mereka, dan berkontribusi pada pemahaman dan toleransi antarbudaya.Â
Ketiga, memastikan keberlangsungan ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat sosial-ekonomi kepada semua pemangku kepentingan yang terdistribusi secara adil, termasuk pekerjaan yang stabil dan peluang memperoleh pendapatan dan layanan sosial kepada masyarakat setempat, serta berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.
Dengan pemahaman di atas, tujuan umum dari pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah meningkatnya wisatawan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (Niedziółka, 2005). Dari tujuan umum tersebut, kita bisa memecahnya menjadi keberlanjutan dalam aspek ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan.Â
Tujuan ekonomi dalam pariwisata berkelanjutan, pertama-tama adalah memberikan keuntungan ekonomi, seperti menjamin kelangsungan hidup dan daya saing daerah dan dunia usaha untuk mencapai kelangsungan hidup jangka panjang; kesejahteraan masyarakat lokal; dan, memaksimalkan manfaat ekonomi pariwisata bagi masyarakat setempat, termasuk pengeluaran wisatawan di daerah tersebut.Â
Kedua, kualitas kekerjaan melalui upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata di masyarakat setempat, termasuk upah, lingkungan kerja dan kesempatan kerja tanpa diskriminasi. Ketiga, keadilan sosial, yakni memastikan distribusi yang adil dan setara keuntungan dari usaha pariwisata.
Dalam aspek lingkungan, tujuan pertama pariwisata berkelanjutan adalah integritas fisik dengan cara menjaga dan membangun kualitas lanskap, baik di perkotaan maupun perdesaan dan mencegah pencemaran ekologis dan visual.Â
Kedua, menjaga keragaman hayati dengan cara memromosikan dan melindungi lingkungan, habitat alami dan satwa liar, serta meminimalisir dampak pariwisata terhadap lingkungan.Â