Dukungan pemerintah, pada akhirnya, menjadi kekuatan politik sebagai wujud kehadiran negara di tengah-tengah upaya warga Mujan untuk melakoni keyakinan mereka. Di sinilah kita harus mengapresiasi upaya Kepala Desa dan perangkatnya untuk terus mendukung pelaksanaan Sandur di pemakaman Mujan.Â
Upaya yang dilakukan Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melakukan pembinaan terhadap keunikan budaya Klungkung menjadikan keteguhan hati para pelaku dan warga semakin kuat untuk terus menggelar Sandur setiap tahun.Â
Perhatian tersebut merupakan pengakuan bahwa pelaku, masyarakat, dan pemerintah desa Klungkung ikut berkontribusi terhadap upaya pemajuan kebudayaan dengan cara mereka sendiri. Sebagaimana kita ketahui ritus merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan yang harus dikembangkan.Â
Kemauan pelaku, warga masyarakat, dan pemerintah desa untuk bersama-sama melangsungkan Sandur merupakan bukti bahwa mereka memiliki kesadaran kultural tentang pentingnya ritual tersebut serta memajukan kebudayaan bangsa.
Selain itu, pelaksanaan ritual di tengah-tengah modernitas masyarakat Klungkung menandakan bahwa masyarakat memiliki kekuatan dan mekanisme kultural untuk tidak melupakan sepenuhnya warisan leluhur.Â
Mereka masih meyakini bahwa menggelar Sandur setiap tahun di makam leluhur ataupun pada kesempatan rokat tertentu bisa mendatangkan energi positif yang membawa kebaikan bagi kehidupan.Â
Pepujian dan doa yang dilantunkan para penari lelaki, baik dalam posisi duduk maupun berdiri sembari bergandengan tangan, berisi pesan-pesan kebajikan untuk terus berbuat baik kepada sesama dan berdoa kepada Tuhan Sang Pencipta.Â
Semua perbuatan baik itu akan kembali ke manusia, sehingga ketika mereka membutuhkan, Tuhan akan membantu dengan kekuasaan-Nya yang luar biasa, termasuk mencegah terjadinya bencana dan malapetaka.
Meskipun warga Madura di Klungkung dari zaman kolonial hingga pascakolonial sudah terbiasa dengan praktik dan nilai modern, mereka masih terikat dengan keyakinan leluhur dalam memandang persoalan hidup. Tidak semuanya harus ditelaah dan ditanggapi dengan cara rasional ala Barat.Â
Alih-alih, dalam pemahaman mereka, aspek batiniah juga memiliki peran penting dalam menanggapi bermacam permasalahan dan ancaman. Berdoa di makam leluhur melalui ritual Sandur merupakan upaya untuk menghormati orang-orang yang berjasa dalam membangun desa, menyebarkan agama, ataupun mengajarkan pengetahuan kepada warga.Â