Yang tidak kalah penting adalah bagaimana industri pertambangan dimaknai oleh Negara dan masyarakat serta bagaimana bentuk resistensi lokal yang terhubungan resistensi nasional dan transnasional.Â
Tentu, kita bisa menemukan dinamika, kontestasi, relasi kuasa, gerakan perlawanan, dan gerakan lain yang juga bisa menggerakkan perjuangan politik, seperti yang dilakukan komunitas pribumi di Amerika Latin.Â
Apa yang tidak kalah penting adalah bagaimana wacana ekstraktivisme dikonstruksi dan disebarluaskan secara menarik melalui bergaam media dan bentuk budaya populer sehingga banyak warga masyarakat yang memberikan pemakluman dan konsensus.Â
Sebagaimana kita ketahui budaya dan media populer merupakan situs kultural dan komunikasi yang cukup efektif untuk mengkampanyekan dan menyebarluaskan ideologi, sehingga apa-apa yang sejatinya merusak dan merugikan kehidupan manusia dan alam bisa jadi tampak menyenangkan dan menguntungkan.Â
Sebaliknya, budaya dan media populer juga bisa dimanfaatkan oleh komunitas perlawanan untuk mengamplifikasi suara resisten mereka sehingga bisa disebarluaskan ke ranah nasional dan global. Semua itu merupakan cara pandang politik ala kajian budaya yang mungkin bisa membantu menguraikan permainan relasi kuasa para pemodal dan negara serta kemungkinan untuk melawannya, baik di ranah lokal, nasional, maupun global.
Mamahami Ekstraktivisme dalam Tatapan Kajian Budaya
Ekstraktivisme berawal dari kata extractivismo yang digunakan oleh masyarakat Amerika Latin yang berbahasa Spanyol ketika mereka berbincang sumber daya alam yang dieksploitasi serta kaitannya dengan resistensi masyarakat pribumi dan alternatif pasca-ekstraksi (Gudynas 2015, 2021).Â
Ekstraktivisme sebagai sebuah konsep membentuk ansambel kompleks dari praktik penguatan diri, mentalitas, dan perbedaan kekuatan yang mendasari dan merasionalisasi cara-cara pengorganisasian kehidupan yang merusak secara sosio-ekologis melalui penaklukan, kekerasan, penipisan, dan non-timbal balik.Â
Konsep ekstraktivisme telah bermetamorfosis, bergerak, dan berkembang melampaui analisis sektoral ekstraksi sumber daya alam, baik secara teoretis maupun geografis.Â
Kalau dulu, sangat jarang perspektif teoretis yang bisa digunakan untuk memabahas ekstraktivisme, saat ini banyak ahli yang menghasilkan literatur yang mencoba mendefinisikan istilah tersebut dan menerapkannya pada berbagai kasus dan wilayah. Ini telah menghasilkan studi tentang ekstraktivisme dari berbagai jenis, yang terjadi pada skala geografis yang beragam, dan di berbagai ranah.