Terkait perbedaan gender, Goodwin berargumen penting kiranya untuk mengamati secara mendalam percakapan yang bersifat aktual, khususnya terkait struktur percakapan sehingga bisa menemukan bagaimana perbedaan tersebut diobrolkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bonnie Urciuoli: Bahasa, Ras, dan Kelas
“Prasangka bahasa” menjadi fokus utama dari buku Bonnie, Exposing Prejudice: Puerto Rican Experiences of Language, Race, and Class (1996). Ia meneliti cara warga Puerto Rico yang tinggal di Lower East Side, New York.
Fokusnya adalah bagaimana mereka mengalami, menerima, atau menolak penilaian bahwa mereka dan yang lain ikut berkontrisbusi dalam memunculkan bahasa ‘bagus’ dan ‘jelek,’ baik mereka yang berbahasa Inggris, Spanyol, atau campuran.
Salah satu temuan fenomenalnya adalah ekonomi politik bahasa: cara di mana orang-orang memformulasi, menilai, dan menggunakan kata-kata, suara, frase, dan kode dibentuk melalui relasi kuasa yang berasal dari birokrasi, ekonomi, rasial, dan kombinasi di antara mereka.
Batasan antara bahasa Spanyol dan bahasa Inggris bisa dengan jelas dibatasi, tergantung konteksnya. Ketika kelas sosioekonomik dari penutur serupa, seperti ketika lelaki Puerto Rico di Lower East Side bermain bola basket dengan tetangga lelaki Afro-Amerika yang berbahasa Inggris, pergantian antara bahasa Spanyol dan bahasa Inggris (alih-kode) berlangsung lebih cair dan mengalir.
Meskipun demikian, cara-cara yang di dalamnya peristiwa tersebut berlangsung berbeda berdasarkan gender. Sebaliknya, ketika mereka berasal dari kelas sosioekonomik, ras, atau etnisitas yang berbeda, batasan antara bahasa Spanyol dan bahasa Inggris begitu ditekankan, sangat sedikit alih-kode yang terjadi.
Sebagai contoh, dalam interaksi antara pekerja Puerto Rico dan pekerja kulit putih, meskipun para pekerja sosial tersebut bisa jadi berbicara dengan bahasa Spanyol. Dengan demikian, penggunaan bahasa menjadi bagian penting dari relasi sosial yang tidak setara yang merefleksikan dan menekankan perbedaan status.
Alessandro Duranti: dari Tata Bahasa ke Politik
Alessandro Duranti mengeksplorasi penggunaan bahasa di masyarakat terpencil, Samoa. Karya etnografisnya, From Grammar to Politics: Linguistic Anthropology in a Western Samoan Village (1994), mengkaji retorika politik di sebuah dewan desa (fono) dan menunjukkan bagaimana pilihan-pilihan teknis penanda tata bahasa dari penutur yang tampak apolitis sebenarnya memiliki maksud politis.